Saat pembacaan Maulid / Marhabanan seringkali kita lihat
jamaah berdiri sambil melanjutkan bacaan Maulid atau kisah hidup Rasulullah SAW.
Inilah yang disebut dengan Mahallul Qiyam, yaitu berdiri bersama-sama untuk
menyambut kehadiran Rasulullah SAW di dalam hati sanubari. Mahallul Qiyam
merupakan ekspresi spontanitas sebagai wujud penghormatan atas kehadiran
Rasulullah SAW di dalam kalbu setiap muslim yang tulus.
Adapun kehadiran beliau di dalam Majelis, kita sebagai muslim
tidak meyakininya secara pasti, meskipun para ulama dan riwayat ada yang
mengatakan kehadiran arwah kaum muslimin apalagi orang-orang shaleh sangat
dimungkinkan. Lebih-lebih lagi arwah para nabi dan rasul datang kepada umatnya.
Imam Malik rahimahullahu Ta’ala pernah berkata :
ﺑَﻠَﻐَﻨِﻲْ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺮُّﻭْﺡَ ﻣُﺮْﺳَﻠَﺔٌ ﺗَﺬْﻫَﺐُ ﺣَﻴْﺚُ ﺷَﺎﺀَﺕْ
} ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ
ﻟﻮﺍﻣﻊ ﺍﻷﻧﻮﺍﺭ ﺍﻟﺒﻬﻴﺔ ﻭﺳﻮﺍﻃﻊ ﺍﻷﺳﺮﺍﺭ ﺍﻷﺛﺮﻳﺔ
ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺴﻔﺎﺭﻳﻨﻲ ﺍﻟﺤﻨﺒﻠﻲ
ﺍﻟﻤﻜﺘﺐ ﺍﻷﺳﻼﻣﻲ - ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺨﺎﻧﻲ
ﺳﻨﺔ ﺍﻟﻨﺸﺮ : 1411 ﻫـ / 1991 ﻡ
ﺭﻗﻢ ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ : ---
ﻋﺪﺩ ﺍﻷﺟﺰﺍﺀ : ﺟﺰﺀ ﻭﺍﺣﺪ }
Telah sampai kepadaku berita bahwa arwah dapat pergi kemana
dia kehendaki
Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu pula berkata:
ﺃَﺭْﻭَﺍﺡُ ﺍﻟﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻓِﻲْ ﺑَﺮْﺯَﺥٍ ﻣِﻦَ ﺍﻷَﺭْﺽِ ﺗَﺬْﻫَﺐُ
ﺣَﻴْﺚُ ﺷَﺎﺀَﺕْ
Roh-roh orang mukmin di alam barzakh, pergi ke mana
dikehendaki. (Sebagaimana tersebut didalam kitab ar-Ruh oleh Ibn Qayyim,
halaman144)
Belakangan ini marak sekali sebagian kalangan bertanya
bertanya bahkan cenderung mempermasalahkan kalau berdiri saat bacaan Maulid
nabi SAW itu merupakan perbuatan tercela. Padahal kalau kita mau mencermati
Hadits-hadits Nabi atau Kitab-kitab karya ulama Salafus-Shalih berdiri dalam
hal ini merupakan penghormatan yang dianjurkan.
Berikut saya paparkan dalil-dalinya:
1. Berdiri kepada orang yang kita hormati adalah syariat
agama yang dianjurkan begitu juga hal nya berdiri ketika merasakan kehadiran
Rasulullah dlm hati kita. Nabi Muhammad SAW bersabda,
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺍﻟْﺨُﺬْﺭِﻱّ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟِﻠْﺄَﻧْﺼَﺎﺭِ : ﻗُﻮْﻣُﻮْﺍ ﺇﻟَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻛُﻢْ ﺃﻭْ ﺧَﻴْﺮِﻛُﻢْ
. ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ
Dari Abi Said Al-Khudri, beliau berkata, Rasulullah SAW
bersabda kepada para sahabat Ansor,” Berdirilah kalian untuk tuan kalian atau
orang yang paling baik di antara kalian.” (HR Muslim).
2. Mahallul Qiyam merupakan pengagungan Kepada Rasulullah SAW
ﻓﺎﺋﺪﺓ : ﺟﺮﺕ ﺍﻟﻌﺎﺩﺓ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺇﺫﺍ ﺳﻤﻌﻮﺍ ﺫﻛﺮ ﻭﺿﻌﻪ ﻳﻘﻮﻣﻮﻥ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ
ﻟﻪ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﻣﺴﺘﺤﺴﻦ ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻭﻗﺪ ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ
ﻳﻘﺘﺪﻯ ﺑﻬﻢ ﺍﻩ
(Faedah) Telah menjadi kebiasaan saat orang-orang mendengar
disebutkan kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad, mereka berdiri untuk memberikan
penghormatan, berdiri semacam ini dianggap bagus/ istihsan karena di dalamnya
mengandung pengagungan terhadap Nabi, dan yang demikian telah dikerjakan oleh
mayoritas Ulama yang pantas untuk diikuti. (Syaikh Abu Bakar Muhammad Syathaa
ad-Dimyaathi “ I’aanah at-Thoolibiin III/363 ).
3. Mahallul Qiyam Merupakan Bid’ah Hasanah
ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ ﺍﻧﻪ ﺟﺮﺕ ﻋﺎﺩﺓ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺫﺍ ﺳﻤﻌﻮﺍ ﺑﺬﻛﺮ ﻭﺿﻌﻪ ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻣﻮﺍ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺪﻋﺔ ﻻ ﺃﺻﻞ ﻟﻬﺎ
: ﺃﻱ ﻟﻜﻦ ﻫﻲ ﺑﺪﻋﺔ ﺣﺴﻨﺔ , ﻻﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﻣﺬﻣﻮﻣﺔ . ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﺍﺟﺘﻤﺎﻉ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﺘﺮﺍﻭﻳﺢ : ﻧﻌﻤﺖ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ
Al-‘Allaamah Burhanuddin Al-Halaby berkata “Termasuk faedah-faedah yang biasa terjadi dikebanyakan masyarakat adalah saat mereka mendengar disebutkan kelahiran Nabi Muhammad SAW, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, Sesungguhnya berdiri semacam ini termasuk bidah yang tidak ada asalnya namun ia tergolong bidah yang baik/Hasanah karena tidak setiap bidah itu tercela, adalah sayyidina Umar ra berkata saat mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan shalat taraweh “Sebaik-baiknya bid’ah adalah yang ini(shalat tarawih dengan berjamaah)”, dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Ulama yang pantas untuk diikuti. (As-Sirah al-Halabiyyah I/136)
" ﺟﺮﺕ ﺍﻟﻌﺎﺩﺓ ﺑﺄﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﺳﺎﻕ ﺍﻟﻮﻋﺎﻅ ﻣﻮﻟﺪﻩ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
ﻭﺫﻛﺮﻭﺍ ﻭﺿﻊ ﺃﻣﻪ ﻟﻪ ﻗﺎﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻨﺪ ﺫﻟﻚ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺪﻋﺔ
ﺣﺴﻨﺔ ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ ﻭﺍﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻞ ﻣﺴﺘﺤﺒﺔ ﻟﻢ ﻏﻠﺐ ﻋﻠﻴﻪ
ﺍﻟﺤﺐ ﻭﺍﻹﺟﻼﻝ ﻟﻬﺬﺍ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺃﺗﻢ ﺍﻟﺘﺴﻠﻴﻢ
Berkata al-Allaamah an-Nabhaany “Telah menjadi kebiasaan saat para penasehat menghaturkan bacaan Maulid Nabi kala tiba pada kalimah ﻭﺿﻊ ﺃﻣﻪ ﻟﻪ (Beliau dilahirkan oleh ibunya), orang-orang berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini bid’ah hasanah karena menampakkan kebahagiaan dan pengagungan pada Nabi bahkan dapat tergolong sunnah saat dilakukan dengan penuh rasa suka cita dan pengagungan pada Nabi”. (Jawaahir al-Bihaar III/383)
Ust. Bakhtiar M. Rum
Posting Komentar