Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Rasulullah SAW Lebih Utama Dari Setiap Orang Beriman

Rasulullah SAW Lebih Utama Dari Setiap Orang Beriman

Sabda Rasulullah SAW, “aku lebih utama dari setiap orang beriman atas diri mereka sendiri, maka barangsiapa yang wafat dan menanggung hutang dan ia tidak meninggalkan harta untuk melunasinya, maka akulah yang akan menanggung hutangnya, dan barangsiapa yang wafat dan meninggalkan harta, maka untuk ahli warisnya” (Shahih Bukhari)


Allah SWT memuliakan hamba – hambaNya, mereka yang mau kembali kepada Allah setelah bertaubat, mereka yang mau kembali kepada Allah setelah berdosa lalu bertaubat dan setelah bertaubat lalu bertaubat dan ia terus menaiki tangga – tangga keluhuran taubat, dari satu derajat menuju derajat lainnya, dari satu gerbang kesucian taubat menuju gerbang cahaya taubat selanjutnya. Demikian keadaan Sayyidina Muhammad SAW, orang yang tidak pernah berdosa dan ma’shum (terjaga dari dosa). Namun memahami rahasia kemuliaan taubat maka beliau bertaubat 70X setiap harinya bahkan sampai 100X setiap harinya kepada Allah Ya Rahman Ya Rahim. Wahai Yang Maha Mencintai hamba yang bertaubat, jadikan kami hamba yang selalu bertaubat, jadikan kami hamba yang mencintai taubat.


Hadits ini menerangkan betapa cintanya Sang Nabi SAW kepadaku dan kepada kalian. “Ana awla bil mu’miniina min anfusihim” Aku lebih utama, lebih patut didahulukan oleh orang – orang mukmin dari diri mereka sendiri. Inilah bentuk kemuliaan Allah SWT kepada Sang Nabi SAW untuk setiap pribadi muslimin – muslimat. Betapa dekat dan eratnya dan tidak bisa terputusnya Sang Nabi SAW dengan umatnya karena beliau “awla bil mu’miniina min anfusihim”.


Lalu apa Sang Nabi SAW memberikan kepada kita? “Faman mata wa alaihi dainun, walam yatruk wafa’an fa’alaina qadhauhu” jika ada diantara kalian (di masa itu) yang wafat dan tidak punya harta untuk membayar hutang – hutangnya, maka aku yang membayar hutangnya. Sang penebus hutang umatnya, ialah Sayyidina Muhammad SAW. “Waman taraka malan faliwa rasytihi” kalau masih meninggalkan harta maka untuk ahli warisnya

Jadi pada hakikatnya yang lebih berhak kepada ahli waris itu adalah Nabi Muhammad SAW. Karena beliau SAW lebih berhak daripada keluarganya tapi Sang Nabi SAW mengatakan kalau ada hutang, baru aku yang ambil. Kalau ada hartanya ambil oleh keluarganya tapi kalau ada hutangnya, aku (Nabi SAW) yang akan membayarnya. Inilah sang penebus umatnya di dunia dan di akhirat. Sehingga di yaumal qiyamah, beliau SAW juga yang berusaha menebus dosa umatnya dengan bersujud untuk pengampunan demi seluruh pendosa diantara aku dan kalian. Inilah Sayyidina Nabi Muhammad SAW.


Hadits ini merupakan penjelasan dari firman Allah “Annabiyyu awla bil mu’minina min anfusihim”QS. Al Ahzab : 6. Bahwa Nabi SAW itu lebih mulia dan lebih patut didahulukan dari orang yang beriman atas diri mereka sendiri. Paling pantas dicintai lebih dari diri kita yaitu Sayyidina Muhammad SAW. Karena apa? Karena beliaulah manusia yang paling mencintai kita. Kalau selain Sang Nabi SAW, tidak ada yang lebih mencintai kita kecuali Allah. Sang Nabi SAW manusia yang paling cinta kepada kita karena disaat semua yang cinta pada kita lupa pada kita, beliau SAW tidak lupa kepada kita. Saat semua orang menghindar, para Nabi dan Rasul menghindar, beliau SAW tidak menghindar bahkan mencari kita dimanapun umatnya berada. Di jembatan ashshirat, keberatan dosa didalam timbangan amal atau sudah jatuh ke dasar neraka?


Beliau SAW tetap tidak ingin senang sebelum umatnya terangkat dan terbebas dari neraka. Inilah idola, inilah Sayyidina Nabi Muhammad SAW yang sudah dijelaskan oleh Allah bahwa beliau SAW lebih patut didahulukan daripada diri kita sendiri. Kenapa? Karena beliau SAW mendahulukan kita daripada diri beliau sendiri. Beliau SAW mendahulukan umatnya daripada diri beliau sendiri. Sampai musuh – musuhnya pun masih didoakan, masih menginginkan hidayah-Nya. Beliau SAW memerangi musuh – musuh yang memeranginya tentunya. Jika membahayakan muslimin, beliau memerangi dengan senjatanya. Namun besarnya keinginan Sang Nabi SAW agar musuh- musuhnya itu kembali ke dalam hidayah. Mereka yang sudah diperangi tentunya sudah jelas diperangi untuk membela dirinya dan tidak membiarkan dirinya mereka bunuh begitu saja.


Akan tetapi beruntung mereka yang berada di jalan Sayyidina Muhammad SAW. Mereka bersabar dan ketika mereka melawan musuhnya, jika mereka menang maka mendapatkan ghanimah (hasil rampasan perang) dan jika mereka kalah maka mereka sebagai syuhada (orang yang wafat dijalan Allah). Tidak ada kerugian sebagai para pembela Muhammad Rasulullah SAW. Menang mendapat pahala dan ghanimah, kalah maka syahid. Kalau tidak wafat maka ia mendapatkan pahala besar dihadapan Allah SWT sebagai fisabilillah. Tidak ada ruginya mengikuti Muhammad Rasulullah SAW.


Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger