Di zaman Jahilliyah hiduplah raja bernama Habib bin Malik di Syam, Dia
penyembah berhala yang fanatik dan menentang serta membenci agama yang
didakwahkan Rasulullah SAW.
Suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik perihal Rasulullah.
Surat itu membuatnya penasaran dan ingin bertemu dengan Rasulullah dan membalas
surat itu Ia akan berkunjung ke Mekah.
Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah Ia dengan 10.000 orang ke
Mekah. Sampai di Desa Abtah, dekat Mekah, Ia mengirim utusan untuk memberitahu
Abu Jahal bahwa Dia telah tiba di perbatasan Mekah. Maka disambutlah Raja Habib
oleh Abu Jahal dan pembesar Quraisy.
"Seperti apa sih Muhammad itu?" tanya Raja Habib setelah bertemu
dengan Abu Jahal.
"Sebaiknya Tuan tanyakan kepada Bani Haasyim,"
jawab Abu Jahal. Lalu Raja Habib menanyakan kepada Bani Hasyim.
"Di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa di percaya, jujur,
dan baik budi. Tapi, sejak berusia 40 tahun, Ia mulai menyebarkan agama baru,
menghina dan menyepelekan tuhan-tuhan kami. Ia menyebarkan agama yang
bertentangan dengan agama warisan nenek moyang kami," jawab salah seorang
keluarga Bani Hasyim.
Raja Habib memerintahkan untuk menjemput Rasulullah dan menyuruh untuk
memaksa bila Ia tidak mau datang.
Dengan menggunakan jubah merah dan sorban hitam, Rasulullah SAW datang
bersama Abu Bakar As Siddiq dan Khadijah.
Sepanjang jalan Khadijah menangis karena khawatir akan keselamatan suaminya,
demikian pula Abu Bakar. "Kalian jangan takut, kita serahkan semua urusan
kepada Allah swt," Kata Rasulullah SAW.
Sampai di Desa Abthah, Rasulullah SAW di sambut dengan ramah dan
dipersilahkan duduk di kursi yang terbuat dari emas. Ketika Rasulullah SAW
duduk di kursi tersebut, memancarlah cahaya kemilau dari wajahnya yang
berwibawa, sehingga yang menyaksikannya tertegun dan kagum
Maka berkata Raja Habib,"Wahai Muhammad setiap Nabi memiliki mukjizat,
mukjizat apa yang Engkau miliki?"
Dengan tenang Rasulullah balik bertanya,"Mukjizat apa yang Tuan
kehendaki?"
"Aku menghendaki matahari yang tengah bersinar engkau tenggelamkan,
kemudian munculkanlah bulan. Lalu turunkanlah bulan ke tanganmu, belah menjadi
dua bagian, dan masukkan masing-masing ke lengan bajumu sebelah kiri dan kanan.
Kemudian keluarkan lagi dan satukan lagi. Lalu suruhlah bulan mengakui
engkau adalah Rasul. Setelah itu kembalikan bulan itu ke tempatnya semula. Jika
engkau dapat melakukannya, aku akan beriman kepadamu dan mengakui
kenabianmu," Kata Raja Habib.
Mendengar itu Abu Jahal sangat gembira, pasti Rasulullah tidak dapat
melakukannya.
Dengan tegas dan yakin Rasulullah SAW menjawab, "Aku penuhi permintaan
Tuan."
Kemudian Rasulullah SAW berjalan ke arah Gunung Abi Qubaisy dan shalat dua
rakaat. Usai shalat, Beliau berdoa dengan menengadahkan tangan tinggi-tinggi,
agar permintaan Raja Habib terpenuhi. Seketika itu juga tanpa diketahui oleh
siapapun juga turunlah 12.000 malaikat.
Maka berkatalah malaikat,"Wahai Rasulullah, Allah menyampaikan salam
kepadamu. Allah berfirman,'Wahai kekasih-Ku, janganlah engkau takut dan ragu.
Sesunguhnya Aku senantiasa bersamamu. Aku telah menetapkan keputusan-Ku sejak
Zaman Azali.' Tentang permintaan Habib bin Malik, pergilah engkau kepadanya
untuk membuktikan kerasulanmu. Sesungguhnya Allah yang menjalankan matahari dan
bulan serta mengganti siang dengan malam. Habib bin Malik mempunyai seorang
putri cacat, tidak punya kaki dan tangan serta buta. Allah telah menyembuhkan
anak itu, sehingga ia bisa berjalan, meraba dan melihat."
Lalu bergegaslah Rasulullah turun menjumpai orang kafir, sementara bias
cahaya kenabian yang memantul dari wajahnya semakin bersinar. Waktu itu
matahari telah beranjak senja. Matahari hampir tenggelam, sehingga suasananya
remang-remang.. Tak lama kemudian Rasulullah SAW berdoa agar bulan segera
terbit. Maka terbitlah bulan dengan sinar yang benderang.
Lalu dengan dua jari Rasulullah mengisyaratkan agar bulan itu turun
kepadanya. Tiba-tiba suasana jadi amat menegangkan ketika terdengar suara
gemuruh yang dahsyat. Segumpal awan mengiringi turunnya bulan ke tangan
Rasulullah. Segera setelah itu Beliau membelahnya menjadi dua bagian, lalu
Beliau masukkan ke lengan baju kanan dan kiri.
Sumber: Kisah Nabawi-Mukjizat Nabi
Posting Komentar