Termasuk godaan hati adalah 'bisikan hati' atau disebut al-Khatr. al-Imam Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali rahimahullah mengategorikan ini termasuk godaan yang sifat-nya kadang-kadang, sedang pada faktanya ada yang datangnya bertubi-tubi dan adakalanya sekali saja, kemudian lenyap begitu saja. Tapi jangan salah ini juga termasuk perkara yang membahayakan bahkan ada yang membinasakan.
ﺍﻷﺧﻄﺎﺭ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻴﺊ ﻳﺨﺎﻓﻪ ﺃﻭ ﻳﺮﺟﻮﻩ ﺃﻭﻳﺮﻳﺪﻩ ﺃﻭﻳﻜﺮﻫﻪ ﻭﻻﻳﺪﺭﻱ ﺻﻼﺣﻪ ﺃﻭ
ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺃﻭ ﻓﺴﺎﺩﻩ
Gambaran dari al-Akhthar, jamak dari khatr ini adalah
seperti rasa khawatir yang berlebihan pada sesuatu yang belum terjadi, rasa
berharap yang sangat pada sesuatu baik keadaan atau suatu barang, rasa benci
yang sangat pada sesuatu atau bahkan rasa senang yang berlebihan pada sesuatu.
Contoh, anda atau saya pernah melakukan dosa yang sangat
besar (kecuali syirik), anda atau saya sudah bertaubat dari dosa-dosa
tersebut dan sudah memenuhi sarat taubat secara syar'i, akan tetapi hati anda
selalu bertanya-tanya dan meragukan bahwa Allah subhanaHu wa Ta'ala Maha
Menerima taubat (tawwab ar-rahim), padahal dosa kemaksiatan itu nisbat-nya
makhluk, artinya setiap makhluk itu tidak terlepas dari melakukan dosa
kesalahan kecuali yang Makhsum.
Bahkan sebuah hadits qudsi dikatakan bahwa "andaisaja
tidak ada makhluk yang melakukan dosa kesalahan pastilah AKU (Allah)
Membinasakan makhluk-makhluk itu kemudian AKU Menciptakan makhluk baru yang
melakukan dosa-kesalahan kemudian mereka bertaubat dan AKU Menerima
taubat-kesalahan mereka.
Obat penangkal dari godaan ini adalah at-Tafwidl ilallah,
yaitu: at-Taslim bitarkil munaza'ah wa mudlayaqah. Artinya: menyerahkan
perkara-nya secara totalitas kepada Allah subhanaHu wa Ta'ala dengan tanpa ada
keinginan menarik kembali urusan-nya serta tanpa adanya keresahan didalam hati.
Jujur godaan hati yang model seperti jarang seseorang yang
menyadarinya, hati mereka gundah gulana, sedih, menghina dirinya sendiri dan
yang lebih parah lagi mereka tidak tahu jalan keluar-nya. Bukan apa-apa kondisi
hati yang semacam ini membuat terpuruk dan sulit melakukan kebaikan sehingga
sulit bangkit dari kesalahannya.
Ust. Ulinuha Asnawi
Posting Komentar