Kasus perceraian artis karena skandal perselingkuhan, sudah
menjadi rahasia umum. Betapa sakitnya perasaan salah satu pihak, mengetahui
kalau istri/suaminya, bergandengan mesra dengan orang lain. Hal tersebut tidak
mungkin terjadi, sekiranya kedua belah pihak benar-benar faqih fiddien (faham
agama).
Si suami, misalnya, tidak mungkin berselingkuh ketika ia bertugas di luar rumah, karena dia faham akan syari’at. Lebih-lebih, ketika ia mengingat, bagaimana si istri melayaninya dengan begitu baik, mendidik anak tanpa kenal lelah, menjaga harta dengan amanah, mengingatkan ketika dia lalai, memberi motivasi ketika semangat turun, dan sebagainya, dan sebagainya.
Si suami, misalnya, tidak mungkin berselingkuh ketika ia bertugas di luar rumah, karena dia faham akan syari’at. Lebih-lebih, ketika ia mengingat, bagaimana si istri melayaninya dengan begitu baik, mendidik anak tanpa kenal lelah, menjaga harta dengan amanah, mengingatkan ketika dia lalai, memberi motivasi ketika semangat turun, dan sebagainya, dan sebagainya.
Pria/wanita yang menjadikan syariat sebagai
landasan hidupnya, menjadi pegangan dalam bekerja di manapun berada. Selain
itu, akan lebih mudah baginya, mendepak godaan dari luar. Bayangkan, sekiranya
ada suami tak tunduk syariat, juga ada istrinya tidak bisa menjaga hijabnya,
istri tidak taat kepada suami? Pasti kesempatan buruk sangat terbuka lebar. Dan
contoh yang demikian itu, bisa kita ambil sampelnya dari kasus perceraian para
selebritis.
Suami yang saleh yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya akan senantiasa menenangkan hati dan menentramkan jiwa istrinya. Begitu sebaliknya. Istri yang beriman, ia senantiasa menjaga harta dan dirinya di kala suami tak ada di rumah. Hal ini sejalan lurus dengan sabda Rosulullah, ”Sebaik-baik perempuan yang apabila engkau memandangnya, ia menyenangkanmu; dan jika engkau menyuruhnya, diturutnya perintahmu; dan jika engkau bepergian, dipeliharanya hartamu dan dijaganya kehormatanya.”
Betapa banyak artis yang lebih memilih “kembali ke panggung” untuk mencari ketenaran dibanding menjaga rumah-tangganya di rumah? Tak sedikit di antara mereka bahkan rela memilih cerai daripada kehilangan ketenaran yang pernah diraihnya.
Apakah tipe seperti ini yang sedang Anda cari? Tentu tidak. Lantas wanita yang bagaimanakah yang mampu mencerminkan sosok di atas ini? Tidak lain, hanya mereka yang faham akan agama, karena dengan faham agama, mereka akan mengerti akan tugas-tugas sebagai istri terhadap suami.
”Sebab itu maka wanita yang salehah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri sepeninggal suaminya karena Allah telah memelihara,” terang Allah dalam surat An-Nisa’, ayat 34, mengenai keutamaan wanita salehah.
Islam adalah agama yang memberi solusi. Begitu pula dengan permasalahan di atas. Al-Quran telah menyodorkan rahasianya kepada kaum muslimin, sehingga mampu mendapatkan pasangan, yang sesuai dengan kriteria di atas, tanpa harus melanggar syari’at, seperti, berkhalwat, dan sejenisnya. Lalu apa rahasianya?
Allah menerangkan dalam Al-Quran, ”Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji, untuk perempuan-perempuan yang keji pula (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik, untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untu perempuan-perempuan yang baik (pula)..........” (An-Nur 26).
Mustahil akan ditemukan yang saleh/salehah, jika seseorang mencarinya di tempat-tempat yang tidak baik dan dengan cara yang tidak diridai Allah dan Rasul-Nya. Pasangan yang mulia tak mungkin didapatkan dengan ramalan dukun, atau mengikuti anjuran TV dengan ikut reg_spasi. Akan lebih mudah dengan memperbaiki diri dengan sempurna mungkin, maka jodoh yang sempurna itu akan tiba. Dalam kata lain, jodohnya tergantung kepada kepribadiannya. Ketika kepribadiannya baik, maka, ia pun akan mendapatkan yang terbaik, ketika kepribadiannya buruk, ia pun akan mendapatkan yang setimpal.
Kesimpulannya, mencari pasangan hidup, bukan seperti seseorang yang membeli kucing di dalam karung. Sebab, indah suaranya, belum tentu elok rupanya. Semakin tinggi gelarnya, juga belum tentu tinggi ilmu agama atau akhlaknya. Sekali lagi, “Jangan ceroboh dalam mencari jodoh, sebab ia merupakan salah satu penentu dari kebahagiaan Anda!” Wallahu 'alam bis-shawab.
Suami yang saleh yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya akan senantiasa menenangkan hati dan menentramkan jiwa istrinya. Begitu sebaliknya. Istri yang beriman, ia senantiasa menjaga harta dan dirinya di kala suami tak ada di rumah. Hal ini sejalan lurus dengan sabda Rosulullah, ”Sebaik-baik perempuan yang apabila engkau memandangnya, ia menyenangkanmu; dan jika engkau menyuruhnya, diturutnya perintahmu; dan jika engkau bepergian, dipeliharanya hartamu dan dijaganya kehormatanya.”
Betapa banyak artis yang lebih memilih “kembali ke panggung” untuk mencari ketenaran dibanding menjaga rumah-tangganya di rumah? Tak sedikit di antara mereka bahkan rela memilih cerai daripada kehilangan ketenaran yang pernah diraihnya.
Apakah tipe seperti ini yang sedang Anda cari? Tentu tidak. Lantas wanita yang bagaimanakah yang mampu mencerminkan sosok di atas ini? Tidak lain, hanya mereka yang faham akan agama, karena dengan faham agama, mereka akan mengerti akan tugas-tugas sebagai istri terhadap suami.
”Sebab itu maka wanita yang salehah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri sepeninggal suaminya karena Allah telah memelihara,” terang Allah dalam surat An-Nisa’, ayat 34, mengenai keutamaan wanita salehah.
Islam adalah agama yang memberi solusi. Begitu pula dengan permasalahan di atas. Al-Quran telah menyodorkan rahasianya kepada kaum muslimin, sehingga mampu mendapatkan pasangan, yang sesuai dengan kriteria di atas, tanpa harus melanggar syari’at, seperti, berkhalwat, dan sejenisnya. Lalu apa rahasianya?
Allah menerangkan dalam Al-Quran, ”Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji, untuk perempuan-perempuan yang keji pula (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik, untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untu perempuan-perempuan yang baik (pula)..........” (An-Nur 26).
Mustahil akan ditemukan yang saleh/salehah, jika seseorang mencarinya di tempat-tempat yang tidak baik dan dengan cara yang tidak diridai Allah dan Rasul-Nya. Pasangan yang mulia tak mungkin didapatkan dengan ramalan dukun, atau mengikuti anjuran TV dengan ikut reg_spasi. Akan lebih mudah dengan memperbaiki diri dengan sempurna mungkin, maka jodoh yang sempurna itu akan tiba. Dalam kata lain, jodohnya tergantung kepada kepribadiannya. Ketika kepribadiannya baik, maka, ia pun akan mendapatkan yang terbaik, ketika kepribadiannya buruk, ia pun akan mendapatkan yang setimpal.
Kesimpulannya, mencari pasangan hidup, bukan seperti seseorang yang membeli kucing di dalam karung. Sebab, indah suaranya, belum tentu elok rupanya. Semakin tinggi gelarnya, juga belum tentu tinggi ilmu agama atau akhlaknya. Sekali lagi, “Jangan ceroboh dalam mencari jodoh, sebab ia merupakan salah satu penentu dari kebahagiaan Anda!” Wallahu 'alam bis-shawab.
Robin Hidayatullah
Posting Komentar