1. Alam Nasut (alam Mulk / alam Jasad)
2. Alam Malakut (alam Mitsal)
3. Alam Jabarut (alam Ruh)
4. Alam Lasut
Alam lasut adalah alam derajat/tingkatan/maqom nya di atas
Alam Jabarut
Alam Jabarut, adalah alam yang “paling dekat” dengan
aspek-aspek Ketuhanan. Penghuni alam Jabarut adalah ‘sesuatu yang bukan Allah
dalam aspek Ahadiyyah’, melainkan derivasi (turunan) dari aspek Ahadiyyah yang
tertinggi selain apa pun yang ada. Misal penghuni alam ini adalah Nafakh Ruh
(Tiupan Ruh Allah) yang mampu manghidupkan jasad, Ruh Al-Quds.
Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan
aspek Allahnya lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih lebih tinggi dari
Alam Mulk.
Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut, keduanya adalah
realitas/wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasadiah kita.
Indera jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang
terukur secara jasad, sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran
melampui ukuran jasad. Misal penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs
(jiwa).
Alam Mulk, adalah alam yang tingkat kedekatannya dengan
aspek Allah adalah yang paling rendah. Dalam wujudnya terbagi menjadi 2, yang
tertangkap oleh indera jasad dan yang gaib (dalam arti tidak
tertangkap/terukur) bagi indera jasad.
Jadi karena keterbatasan indera jasad kita, ada wujud yang
sebetulnya bukan penghuni alam-alam yang lebih tinggi dari alam mulk, tetapi
juga tidak tertangkap kemampuan indera jasad.
Yang terukur oleh indera jasad contohnya tubuh/jasad
manusia, jasad hewan, jasad tumbuhan.
Sedangkan penghuni alam mulk yang tidak terukur oleh indera
jasad contohnya adalah jin dengan segala kehidupannya. Jin dengan segala
kehidupannya bisa dimengerti oleh indera-indera malakuti (indera-indera
an-nafs/jiwa)
Para ulama menyebut alam fisik ini sebagai alam nasut (alam
mulk), alam yang bisa kita lihat dan kita raba, Kita dapat menggunakan
pancaindera kita untuk mencerapnya.
Sementara itu, an nafs (jiwa) kita hidup di alam ghaib
(metafisik), tidak terikat dalam ruang dan waktu. Para ulama menyebut alam ini
alam malakut.
Ust. Yulizon Armansyah
Posting Komentar