Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Syarat Amal Dinilai Baik

Syarat Amal Dinilai Baik

Ada 3 hal yang menjadikan suatu amalan dinilai baik :


1. berpendapat bahwa suatu amalan tersebut adalah dari Allah ta'ala,

hal ini perlu dilakukan agar tidak timbul sifat ujub`(merasa timbulnya suatu amalan dari diri sendiri)


2. amalan dilakukan dengan mengharap ridhlo Allah, hal ini perlu dilakukan utk mengekang hawa nafsu.


3. mengharapkan pahala amalan dari Allah ta'ala, hal ini perlu dilakukan utk menghindari sifat tamak (mengharap kepada makhluk) dan sifat riya' (pamer)

Dengan ke tiga hal itulah amalan kebaikan menjadi ikhlas.


Perkataan syeh Syaqiq " berpendapat bahwa suatu amalan tersebut adalah dari Allah ta'ala " maksudnya adalah dengan mengetahui bahwa Allah ta'ala lah yang telah menolong kita utk melakukan amalan tersebut, karena ketika seorang hamba mengetahui bahwa dia telah ditolong oleh Allah dalam beramal maka dia akan sibuk berdyukur dan tidak ujub dengan amalannya.


Perkataan syeh syaqiq " amalan dilakukan dengan mengharap ridhlo Allah" maksudnya adalah melihat pada amalan tersebut, jika amalannya karena Allah dan dalam amalan tersebut terdapat ridhlo-Nya maka lakukanlah amalan tersebut, dan jika mengetahui bahwa dalam amalan tersebut tidak ada ridhlo Allah maka jangan melakukannya agar tidak beramal dengan menurut hawa nafsu karena firman Allah


" sesungguhnya hawa nafsu memerintahkan pada keburukan "


Perkataan syeh syaqiq " mengharapkan pahala amalan dari Allah ta'ala " maksudnya adalah amal ikhlash karena Allah ta'ala dan tidak peduli perkataan orang-orang, sebagaimana di riwayatkan dari sebagian ulama' ahli hikmah yang berkata :


" seyogyanya seseorang yang beramal itu mengambil adab dari penggembala kambing "


" mengapa begitu ?" tanya seseorang.


Ulama' tersebut berkata, " karena penggembala kambing ketika sholat di dekat kambing-kambingnya maka dia tidak mengharap pujian drai kambing dengan sholatnya, begitu juga dengan orang yang beramal, maka seharusnya dia tidak memperdulikan pandangan orang-orang kepadanya, jadi dia beramal karena Allah ta'ala ketika berada bersama manusia dan ketika sendirian di rumahnya, serta tidak mencrari pujian dari manusia. "


Sebagian ulama' berkata, " suatu amalan membutuhkan 4 hal agar selamat :

1. butuh ilmu sebelum memulainya, karena amalan tidak patut tanpa ilmu, jika beramal tanpa ilmu maka keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya.


2. membutuhkan niat pada pemulaannya, karena amalan tidak baik kecuali dengan niat sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam " sesunguhnya amalan tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya "


3. membutuhkan kesabaran ketika beramal, yaitu bersabar hingga dia melaksanakan amalannya dengan tenang dan tuma'ninah.


4. membutuhkan keikhlasan setelah selesai melaksanakan amalanya, karena amalan tidak diterima tanpa adanya keikhlasan , jadi ketika engku beramal dengan ikhlash maka Allah ta'ala menerima amalan darimu dan hati para hamba menghadap kepadamu ."


Diriwayatkan dari Harom bin Hayyan bahwa beliau berkata, " tidaklah seorang hamba menghadap kepada Allah ta'ala dengan hatinya kecuali Allah ta'ala akan menghadapkan kepadanya dengan hati keimanan , hingga memberinya rizki kecintaan dan kasih sayang mereka "



Sumber: Kitab Tambihul Ghofilin
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger