Umat Islam yang berbahagia setelah
kita diberi kekuatan oleh Allah melawan hawa nafsu menyelesaikan ibadah puasa
satu bulan penuh maka kita mendapat kemulyaan di sisi Allah. Kemuliaan yang
telah kita dapat tersebut hendaknya selalu kita jaga dan lestarikan dengan
membangun tiga ukhuwah.
Pertama, adalah dengan membangun
ukhuwah islamiyah.
Sudah saatnya umat Islam mengesampingkan hal-hal furu’iyah
(parsial) yang hanya akan menambah fitnah dan pertentangan sesama umat Islam,
dan juga akan menguras dan menyia-nyiakan waktu dan energi kita dengan
perdebatan yang tidak begitu bermanfaat, yang seharusnya hal itu dapat kita
gunakan untuk berfikir dan bekerja demi kemajuan dan kemaslahatan umat.
tantangan yang kita hadapi
semakin banyak dan komplek mari kita kembali kepada al-Qur’an surat al-Hujurat
ayat 11-12 yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.
Mari kita melakukan refleksi belajar
dari sejarah. Bahwa kekuatan dan kebesaran Islam tidak didapatkan dengan harta
atau yang lainya, tetapi kekuatan dan kebesaran tersebut dapat diraih dan
diwujudkan dengan semangat pesatuan dan kesatuan. Semangat persatuan dan
kesatuan inilah yang dipraktekkan antara sahabat Muhajirin dan Ansor di bawah
pimpinan Rasulullah SAW hingga membawa kekuatan dan kebesaran Islam pada waktu
itu.
Dr. KH. Said Aqil Siroj
Posting Komentar