Anak merupakan amanah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena amanah, maka kelak Dia akan meminta pertanggungjawaban kepada kita atas
amanah tersebut.
Jika anak-anak tumbuh menjadi shalih dan shalihah, tentu akan membawa
keuntungan dunia dan akhirat bagi orangtuanya. Sebaliknya, jika orangtua lalai
dalam mengajar dan mendidik, keberadaannya akan membawa bencana dunia dan
akhirat.
Bukan satu dua kali kita dikejutkan dengan pemberitaan akibat ulah anak-anak
kita. Seorang siswa yang sopan, tiba-tiba bisa bunuh diri. Seorang mahasiswa
yang ketika di rumah kalem, tiba-tiba bisa menjadi perampok bahkan memperkosa
atau membunuh teman dekatnya. Yang tak kalah mengejutkan, berita terbaru dari
Jawa Timur, seorang gadis belia, sudah mampu menjadi bos mucikari dan agen
pelacuran. Sungguh mengagetkan.
Ada apa yang salah dengan kita, para orangtua? Bukankah kita semua ini, adalah
para sarjana dan orang-orang terdidik?
Akidah yang Benar
Sesungguhnya, agama kita (Islam) telah menetapkan banyak hal, termasuk masalah
pendidikan pada anak. Ini hal yang sangat penting. Jika anak-anak memiliki
akidah yang benar, maka itu lahan subur bagi tumbuhnya kebaikan-kebaikan. Tidak
ada kebaikan pada diri anak yang akidahnya melenceng.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anak, aku
akan ajarkan padamu beberapa kalimat: Jagalah Allah pasti engkau akan dapati
Allah di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Ketahuilah
bahwa jika seluruh umat berkumpul untuk menolongmu, mereka tidak bisa
menolongmu dengan sesuatu kecuali atas hal yang telah Allah takdirkan.
Ketahuilah bahwa jika seluruh umat berkumpul untuk mencelakaimu, mereka tidak
bisa mencelakaimu dengan sesuatu kecuali atas yang telah Allah takdirkan,
pena-pena telah diangkat dan catatan-catatan telah kering.” (Riwayat Ahmad
dan Tirmidzi)
Memohon Pahala
Rasulullah bersabda, “Jika seseorang menafkahkan hartanya kepada keluarganya
dengan mengharap pahala, maka baginya adalah pahala sedekah.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim dari Abu Mas’ud)
Diingatkan Shalat
Shalat merupakan kewajiban paling utama seorang hamba terhadap Allah.
Rasulullah menegaskan, “Perintahkan anakmu untuk shalat saat usia tujuh
tahun dan pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) saat usia sepuluh tahun
dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Hakim,
Baihaqi, dan lain-lain)
Menuntun Berakhlak Baik dan Memperbaiki
Kesalahan
Umar bin Abu Salamah Radhiyallahu ‘anhu saat masih kecil dalam asuhan
Rasulullah, tangannya ke sana ke mari di atas makanan. Dia bersabda, “Wahai
anak, bacalah ‘Bismillah’, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan
yang dekat darimu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abu Salamah)
Memisahkan Tempat Tidur
Memasuki usia sepuluh tahun, pisahkanlah tempat tidurnya. Anak-anak pada usia
ini sudah terhitung dewasa dan mendekati masa baligh (puber), gairahnya mulai
muncul. Maka memisahkan tidur mereka akan mencegah petaka yang tidak
diinginkan. Rasulullah bersabda, “…pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Riwayat
Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim, Baihaqi, dan lain-lain)
Berlaku Adil
Tidak bijak bila membeda-bedakan anak dalam berinteraksi dan menafkahi.
Perlakuan pilih kasih kerap membawa permusuhan di antara saudara. Hal itu
merupakan bentuk kezhaliman terhadap anak.
Rasulullah bersabda, ”Aku tidak akan bersaksi atas suatu kejahatan, takutlah
kamu kepada Allah dan berbuat adillah kepada anak-anakmu.” (Riwayat Bukhari
dan Muslim dari Nu’man bin Basyir)
Lemah Lembut, Bermain, dan Mencium
Rasulullah tidak segan mengajak anak-anak untuk bermain, berlaku lemah lembut,
serta mendekati dan mencium mereka. Simaklah bagaimana cara Rasulullah
memanggil mereka, “Wahai anakku.”
Tegas Saat Diperlukan
Anak yang tidak pernah mendapat hukuman (saat diperlukan) akan mempunyai tabiat
yang kurang bagus. Hendaklah orangtua bisa menunjukkan kepada anak-anak dan
keluarganya bahwa dia adalah orang yang tegas dan keras saat kondisi
mengharuskan itu.
Rasulullah pernah bersabda, “…pukullah mereka (jika meninggalkan shalat)
saat usia sepuluh tahun.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim, dan
Al-Baihaqi).
Juga, “Gantunglah cambuk di tempat yang bisa dilihat oleh anggota
keluargamu, karena hal itu akan menjadi sebuah pelajaran.” (Riwayat Bukhari
dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad)
Selain yang terurai di atas, hendaknya para orangtua tampil menjadi teladan
bagi buah hatinya, lalu mengajari ilmu yang membawa kemanfaatan dunia dan
akhirat, serta tidak mendoakan yang buruk kepada mereka (anak-anak).
Ust. Ali Athwa
Posting Komentar