Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Tentang Fir'aun Yang Dilaknat (2)

Tentang Fir'aun Yang Dilaknat (2)

Mengintip Allah SWT

Maka jadilah dia Fir’aun raja yang sewenang-wenang. Yang Allah berikan kekuasaan hingga membuatnya mengaku tuhan. Memperbudak orang-orang Bani Israil. Menentang Nabiyullah Musa AS. Dan mencoba untuk “mengintip” Allah SWT melalui menara tinggi yang ia bangun. Selama tujuh tahun lamanya ia kerahkan semua arsitek dan para pekerja kasar untuk membangun menara yang ia inginkan. Hingga jadilah sebuah menara yang paling tinggi di masa itu. Hal itu betul-betul memberatkan Nabi Musa AS. Tapi Allah SWT menenangkannya, “Biarkan apa yang ia lakukan. Aku akan menghancurkan apa yang ia kerjakan dalam sesaat.”

Begitu bangunan selesai, Allah SWT memerintahkan Jibril AS. untuk menghancurkannya. Maka menara pun rata dengan tanah. Semua pekerja binasa seketika. Tapi hal ini tidak menyadarkan Fir’aun. Dia bersikap lebih kejam lagi pada Bani Israel. Budak yang biasanya dipekerjakan dengan diberi makan, kali ini dipekerjakan tanpa makanan. Bani Israel mengadukan hal itu pada Nabi Musa AS. “Mintalah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya akibat baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa,” jawab Nabi Musa AS.

Mulai Banjir Hingga Batu

Tatkala Fir’aun makin keras kepala, Allah SWT kirimkan peringatan demi peringatan. Banjir, belalang, kutu, dan katak silih berganti. Hingga akhirnya Allah SWT kirimkan darah. Semua air yang akan dikonsumsi anak buah Fir’aun (orang Qibti) berubah menjadi darah. Sehingga, bila ada orang Bani Israel dan orang Qibti meminum air dari air yang sama, maka yang diminum Qibti menjadi darah sedang yang diminum orang Israel tetap air. Selama tujuh hari lamanya mereka diadzab seperti itu. Akhirnya mereka meminta Nabi Musa AS. untuk berdoa menghilangkan adzab tersebut. Setelah didoakan dan adzab diangkat, tidak juga mereka beriman.

Merasa putus asa terhadap iman Fir’aun dan orang-orang Qibti, Nabi Musa dan Harun AS. mendoakan kehancuran mereka. Sebagai pengabulan doa tersebut, Allah SWT merubah semua harta benda mereka menjadi batu kecuali kuda, perhiasan, permata, kurma, dan makanan mereka. Tatkala urusan Fir’aun tidak juga selesai, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS. untuk membawa Bani Israil ke Baitul Maqdis menguburkan tabut Nabi Yusuf AS. di sana. Pada suatu malam, keluarlah Nabi Musa dan Nabi Harun AS. membawa serta 620.000 orang Bani Israel. Nabi Harun AS. sebagai pimpinan rombongan dan Nabi Musa AS. berada di tengah-tengah rombongan. Tak lama berselang, pasukan Fir’aun di bawah pimpinan Haman sudah berada di belakang mereka.

Dalam keadaan panik, Bani Israel melampiaskan kekesalan mereka pada Nabi Musa AS. “Kami menderita sebelum kedatanganmu, juga setelah kedatanganmu. Kita pasti tertangkap,” kata mereka. Maka Nabi Musa AS. yang sudah punya hubungan kuat dengan Allah SWT meyakinkan bahwa Allah SWT pasti memberinya petunjuk. Dengan perintah Allah SWT beliau pukulkan tongkat ke laut, dan terbentanglah dua belas jalan untuk dua belas kabilah Bani Israel. Dalam perjalanan, masing-masing mengkhawatirkan keadaan kabilah lainnya. 

Untuk menenangkan mereka, Allah SWT perintahkan laut supaya membukakan jendela di setiap sela-sela antara dua jalan. Sampai di pantai, dengan congkaknya Fir’aun berkata kepada pasukannya,”Lihatlah, karena takut padaku laut ini menyediakan jalan untukkku supaya aku bisa menangkap musuhku.” Dengan langkah mantap, ia larikan kudanya yang asalnya enggan untuk mencebur ke jalan. Begitu kepala pasukan hampir mencapai daratan dan ekor pasukan turun ke jalan, Allah SWT perintahkan lautan untuk kembali bertangkup. Di depan mata Bani Israel, Fir’aun dan pasukannya ditenggelamkan.

Dalam keadaan megap-megap, Fir’aun mengikrarkan keimanannya pada Tuhan Bani Israel. Keimanan yang terlambat. Sia-sia belaka. Sebagai jawaban Allah SWT berfirman (yang artinya), “Sekarangkah (kau katakan)? Sedangkan sebelumnya kamu telah bermaksiat dan kamu termasuk orang-orang yang membuat kerusakan.” Dalam Sunan Tirmidzi diriwayatkan kisah, bahwa Jibril AS. turun tangan sendiri menyumbat mulut Fir’aun dengan lumpur laut, beliau khawatir kalau-kalau Allah SWT menurunkan rahmatNya pada Fir’aun.

Namun, itu belum juga memuaskan Bani Israel. Maka Nabi Musa AS. berdoa supaya dinampakkan bangkai Fir’aun pada mereka. Allah SWT terima permohonan beliau. Bangkai diangkat, dan diabadikan untuk dijadikan bahan renungan bagi orang-orang setelahnya. Termasuk kita. 



Sumber:

1. Tafsir Ibnu Katsir
2. Al Kamil Fittarikh
3. Nihayatul Arab fi Tarikhi Adabi ‘Arab
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger