Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Begal dan Hukuman Untuk Para Begal

Begal dan Hukuman Untuk Para Begal

Santri pelawan begal tidak dihukum polisi
dan mendapatkan penghargaan (Foto: Kompas)
Beberapa hari ini, media nasional diramaikan dengan berita pembegalan di daerah Bekasi. Begal tersebut membegal dua orang anak muda yang diketahui adalah santri dari sebuah pondok pesantren di Madura. Santri itu pun melakukan perlawanan hingga sang begal kalah, bahkan salah satu diantara begal tersebut mengalami luka serius hingga akhirnya mati.

Apakah hukuman bagi para begal dan bagaimana hukum membunuh begal secara tak disengaja dalam hal mempertahankan harta bendanya? Apakah wajib diqisash?

(فصل): في أحكام قاطع الطريق وسمي بذلك لامتناع الناس من سلوك الطريق خوفاً منه، وهو مسلم مكلف له شوكة، فلا يشترط فيه ذكورة ولا عدد، فخرج بقاطع الطريق المختلس الذي يتعرض لآخر القافلة، ويعتمد الهرب

(وقطاع الطريق على أربعة أقسام) 
الأول مذكور في قوله (إن قتلوا) أي عمداً عدواناً من يكافئونه (ولم يأخذوا المال قتلوا) حتماً وإن قتلوا خطأ أو شبه عمد أو من لم يكافئوه لم يقتلوا

والثاني مذكور في قوله (فإن قتلوا وأخذوا المال) أي نصاب السرقة فأكثر (قتلوا وصلبوا) على خشبة ونحوها لكن بعد غسلهم، وتكفينهم والصلاة عليهم.

والثالث مذكور في قوله (وإن أخذوا المال ولم يقتلوا) أي نصاب السرقة فأكثر من حرز مثله، ولا شبهة لهم فيه (تقطع أيديهم وأرجلهم من خلاف) أي تقطع منهم أولاً اليد اليمنى والرجل اليسرى، فإن عادوا فيسراهم ويمناهم يقطعان، فإن كانت اليد اليمنى أو الرجل اليسرى مفقودة اكتفى بالموجودة في الأصح.

والرابع مذكور في قوله (فإن أخافوا) المارين في (السبيل) أي الطريق (ولم يأخذوا) منهم (مالاً ولم يقتلوا) نفساً (حبسوا) في غير موضعهم (وعزروا) أي حبسهم الإمام وعزرهم 

(ومن تاب منهم) أي قطاع الطريق (قبل القدرة) من الإمام (عليه سقطت عنه الحدود) أي العقوبات المختصة بقاطع الطريق وهي تحتم قتله وصلبه، وقطع يده ورجله، ولا يسقط باقي الحدود التي لله تعالى كزنا وسرقة بعد التوبة وفهم من قوله (وأوخذ) بضم أوله (بالحقوق) أي التي تتعلق بالآدميين كقصاص وحد قذف، ورد مال أنه لا يسقط شيء منها عن قاطع الطريق بتوبته وهو كذلك.

Begal  atau Qatiut Tariq, disebut demikian karena manusia enggan melewati jalan sebab takut padanya. Qathi’ ath thariq adalah orang islam mukallaf yang memiliki kekuatan. Oleh karena itu, pengertian begal tidak disyaratkan harus laki-laki atau lebih dari satu. Bahasa “qathi’ ath thariq” ini mengecualikan penjambret yang mengincar rombongan yang paling belakang dan mengandalkan lari sebagai sarana kabur dari perbuatannya.

Begal dan hukuman untuk para begal dibagi menjadi empat macam

Yang pertama disebutkan di dalam perkataan mushannif, “jika mereka (para begal) membunuh orang sepadan, maksudnya dengan sengaja dan dhalim, dan tidak mengambil harta, maka mereka harus dihukum mati. Dan jika mereka membunuh dengan tidak sengaja, syibh ‘amdin atau membunuh orang yang tidak sepadan, maka mereka tidak dihukum mati.

Yang kedua disebutkan di dalam perkataan mushannif, “jika mereka membunuh dan mengambil harta, maksudnya harta yang mencapai nishab sariqah atau lebih, maka mereka harus dihukum mati dan disalib di atas kayu dan sesamnya, akan tetapi setelah mereka dimandikan, dikafani dan disholati.

Yang ketiga disebutkan di dalam perkataan mushannif, “jika mereka mengambil harta dan tidak sampai membunuh, maksudnya mengambil harta yang mencapai nishab sariqah atau lebih dari tempat penjagaan semestinya dan tidak ada unsur syubhat bagi mereka dalam harta tersebut, maka tangan dan kaki mereka dipotong selang seling. Maksudnya, pertama tangan kanan dan kaki kiri mereka dipotong. Jika mengulangi lagi, maka tangan kiri dan kaki kanannya mereka dipotong. Jika tangan kanan atau kaki kirinya tidak ada, maka dicukupkan dengan yang ada menurut pendapat al ashah.

Yang ke empat disebutkan di dalam perkataan mushannif, “jika mereka hanya menakut-nakuti orang-orang yang lewat di jalan tanpa mengambil harta dari mereka dan tidak membunuh siapapun, maka mereka dipenjara di selain daerah mereka dan dita’zir, maksudnya imam memenjarakan dan menta’zir mereka.

Barang siapa dari mereka telah bertaubat sebelum terkangkap oleh imam, maka hukum-hukum had gugur dari dirinya, maksudnya hukuman-hukuman yang khusus dengan qathi’ ath thariq. Hukuman tersebut adalah kewajiban membunuh, mensalib, memotong tangan dan kakinya.

Dan tidak gugur had-had yang lain yang menjadi haknya Allah Ta’ala seperti zina dan mencuri setelah bertaubat. Dari perkataan mushannif, “hak-hak yang berhubungan dengan anak Adam seperti qishash, had qadzaf, dan mengembalikan harta, di ambil kembali,” dapat diambil pemahaman bahwa sesungguhnya semua bentuk hak-hak tersebut tidak bisa gugur dari qathi’ ath thari sebab ia telah bertaubat, dan hukum yang benar memang demikian.

(فصل): في أحكام الصيال وإتلاف البهائم 

(ومن قصد) بضم أوله (بأذى في نفسه أو ماله أو حريمه) بأن صال عليه شخص يريد قتله أو أخذ ماله وإن قل أو وطء حريمه (فقاتل عن ذلك) أي عن نفسه أو ماله أو حريمه

(وقتل) الصائل على ذلك دفعاً لصياله (فلا ضمان عليه) بقصاص ولا دية ولا كفارة. (وعلى راكب الدابة) سواء كان مالكها أو مستعيرها أو مستأجرها أو غاصبها (ضمان ما أتلفته دابته) سواء كان الإتلاف بيدها أو رجلها أو غير ذلك، ولو بالت أو راثت بطريق فتلف بذلك نفس أو مال فلا ضمان.


Barang siapa hendak disakiti badan, harta, atau wanitanya, semisal ada seseorang yang hendak berbuat jahat padanya, ia hendak membunuhnya, mengambil hartanya walaupun hanya sedikit, atau menodai wanitanya, kemudian ia mempertahankan diri, harta atau wanitanya, dan ia membunuh orang yang melakukan hal tersebut karena untuk menolak kejahatannya, maka bagi dia tidak wajib memberi ganti rugi dengan qishash, diyat dan tidak juga dengan kafarat.

Orang yang naik binatang tunggangan, baik ia adalah pemiliknya, meminjam, menyewa atau mengghasabnya, maka dia wajib mengganti barang yang telah dirusak oleh tunggangannya. Baik kerusakan tersebut dengan kaki depan, kaki belakang atau yang lainnya. Seandainya tunggangannya kencing atau berak di jalan kemudian hal itu menyebabkan nyawa atau harta menjadi rusak, maka tidak ada beban ganti rugi pada dirinya.



Kitab Fathul Qorib Bab Qatiut Tariq dan Shiyal
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger