Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Memuliakan Orang Yang Dimuliakan Allah SWT

Memuliakan Orang Yang Dimuliakan Allah SWT

Kultus adalah menuhankan, tentunya itu adalah untuk Isa as yang dituhankan oleh Nasrani, dan Uzair yang dituhankan Yahudi, atau yang disembah sebagai tuhan selain Allah. Namun ada sebagian orang dari golongan kaum muslim sendiri yang justru menjatuhkan istilah-istilah itu pada kaum muslimin karena memuliakan Rasul SAW. Hal itu tentunya bukan pada tempatnya.

Sifat penentangan, penuduhan, dan kebencian atas orang-orang yang memuliakan ulama, adalah sifat warisan Iblis. Sebagaimana Iblis dahulu adalah ahlussujud yang taat kepada Allah SWT. Beribu tahun ia tak menyekutukan Allah SWT, tetapi Iblis tak mau memuliakan orang yang dimuliakan Allah. Padahal jika Iblis disuruh sujud pada Allah maka ia pasti taat pada Allah SWT, namun Iblis tak mau memuliakan orang yang mulia.Ia tak mau sujud pada makhluk yang sangat dimuliakan Allah SWT yaitu Nabi Adam AS. Ia tak merasa sama dengan Adam AS bahkan lebih mulia, ia tak mau memandang bahwa Adam AS ini walau dicipta dari tanah namun ia dimuliakan Allah SWT,

Dan Nabi Adam AS dimuliakan Allah dengan ilmu yang melebihi Iblis dan para malaikat, sebagaimana firmanNya di dalam Alqur’an , Dan Allah mengajari Adam akan nama nama (nama nama ciptaan Nya SWT) kesemuanya, lalu Allah menunjukkan itu semua kepada para malaikat dan berkata : Kabarkan pada Ku nama nama ini semua?, mereka (malaikat) menjawab : Maha suci engkau, kami tak memiliki ilmu kecuali yang Kau ajarkan, sungguh Engkau Maha Mengetahui dan Maha Menghakimi, maka Allah SWT berkata pada Adam (as) : Wahai Adam, kabarkan pada mereka (para malaikat) tentang nama-nama itu… (QS Al Baqarah 30-33).

Demikianlah sifat Iblis, dan sifat ini terwariskan dan tertitiskan pada sebagian saudara kita yang melarang kita memuliakan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah SWT karena kedudukan dan ilmunya. Mereka menentang memuliakan Rasul SAW dan ulama, padahal para sahabat sangat mengagungkan Rasul SAW. Mereka (para sahabat) berebutan air bekas wudhu Rasulullah SAW dan mengusapkannya kewajah dan tangannya (Shahih Bukhari), mereka juga berebutan Rambut Rasulullah SAW (Shahih Bukhari) dan banyak lagi tentang pengagungan para sahabat pada Nabi SAW.

Iblis tak diam, ia terus mencari orang-orang yang akan mewarisi sifat-sifatnya sebagaimana ketika datang seseorang dari Najd yang tidak sopan pada nabi SAW dan ketika Nabi SAW membagi-bagikan sesuatu kepada sebagian dari mereka. Maka orang itu berkata : "bertakwalah pada Allah wahai Muhammad!", (maksudnya adalah : kau harus adil dalam pembagian ini!), maka Rasul SAW menjawab dengan muka memerah : "siapa yang taat pada Allah kalau aku saja bermaksiat pada Allah..?!". Para sahabat hampir saja menyerang orang itu, tetapi Rasul SAW melarangnya. Kemudian Rasul SAW berkata : "akan keluar dari keturunan orang ini, orang-orang yang membaca Alqur'an dan tidak melebihi tenggorokannya, mereka semakin jauh dari agama bagaikan panah menjauh dari busurnya, mereka memusuhi orang islam dan membiarkan para penyembah berhala, bila kujumpai mereka maka akan kuperangi mereka sebagaimana diperanginya kaum 'Aad". (Shahih Bukhari)

Inilah yang diwanti-wanti oleh Rasul SAW, sifat iblis yang tak menghormati para nabi, muncul pada orang Najdi itu, yang kemudian Rasul SAW berkata dari keturunan orang itu akan muncul orang-orang yang tidak mau memuliakan orang-orang yang dimuliakan Allah SWT ini. Mereka justru memerangi orang muslim dengan berbagai macam dalil yang mereka tidak paham sepenuhnya, dan mereka justru tak memerangi orang-orang yang menyembah berhala.

Orang-orang seperti itu akan terus memerangi orang muslim, yang sholat, yang puasa, yang zakat, yang berhaji, yang mengumandangkan shalawat,  yang menyebut-nyebut asma Allah dalam suatu majelis, dan seterusnya. Mereka menganggap musyrik orang-orang Islam hanya karena memajang foto orang shalih, padahal orang-orang Islam itu sama sekali tak menyembahnya, atau berziarah kubur yang itu jelas jelas sunnah, tetapi malah dikatakan musyrik oleh sebagian saudara muslim kita itu.

Ummat ummat terdahulu menyembah patung, lalu muslimin sujud pula pada ka'bah, bukankah kabah itu batu? kenapa sujud padanya?. Lalu mengapa malaikat diperintah sujud pada makhluk?


Dalam peristiwa ini menurut versi pemikiran sebagian golongan itu, maka yang tauhidnya suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yang tak mau sujud pada makhluk, dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada makhluk. Apakah seperti itu? Apakah kita juga harus tenggelam dalam pemikiran yang nista seperti itu? apakah kita rela jika ada keluarga, saudara, sahabat kita yang terjerumus pada pemikiran seperti itu karena dijejali oleh dalil-dalil dan rasio yang mereka sendiri belum memahami sepenuhnya?

Ingatlah bahwasannya Rasul SAW telah bersabda, "Aku tak takut kemusyrikan menimpa kalian, yang kutakutkan adalah keluasan dunia yang menimpa kalian (Shahih Bukhari).

Jelaslah sudah bahwa Rasul SAW telah menjawab seluruh fitnah mereka, bahwa Rasul SAW tak merisaukan syirik akan menimpa ummatnya hanya gara-gara memuliakan Nabinya, memuliakan para pewaris beliau yaitu para ulama. Hanya Iblis saja yang tak rela muslimin memuliakan ulama, Iblis ingin muslimin ini sama sama dengannya, tak memuliakan siapapun selain Allah SWT. Namun, justru tempat iblis adalah kekal di neraka karena memuliakan manusia yang dimuliakan Allah sejatinya adalah tidak untuk menyembahnya, dan yang pantas disembah hanyalah Allah SWT. Wallahu’alam.



Habib Munzir Al Muwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger