Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Ketika Musibah Datang, Kumandangkan Istighfar

Ketika Musibah Datang, Kumandangkan Istighfar


Dalam surat Al Anfaal ayat 33, Allah SWT berfirman (yang artinya):

“Dan tidaklah Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka (senang) beristighfar (meminta maaf dan bertaubat)”


Di dalam kitab Dalilus Saailiinyang ditulis oleh Syeikh Anas Ismail halaman 40 disebutkan, bahwa definisi istighfar adalah memohon dan mengharap maghfirah(ampunan) dari Allah SWT dengan lidah dan hati secara bersamaan. Kemudian setelah itu mencabut dan menanggalkan segala atribut maksiat dan dosa yang dilakukan. Dan jika istighfar dilakukan dengan lisan saja tanpa ada realisasi , maka hal ini tak ubahnya seperti mempermainkan dan meremehkan Allah SWT.

Musibah dan ujian yang akhir-akhir ini menimpa tanah air kita Indonesia, baik itu Meletusnya Gunung Sinabung, Bencana banjir di Warsior dan Jakarta, Gempa dan Tsumani di Mentawai, Meletusnya Gunung Merapi, serta aktifnya salah satu gunung berapi di NTT, itu semua mungkin tidak luput dari ulah perbuatan manusia. Mereka terlampau jauh dari tuntunan syariat dan terlalu jauh di dalam merusak dan menghancurkan alam. Kemaksiatan dan kemungkaran dijadikan suatu kebiasaan dan pelanggaran terhadap syariat dianggap suatu hal yang remeh dan ringan. Maka terjadilah apa yang sudah terjadi. Kita harus mengambil pelajaran dari semua itu agar kedepan kita dapat memperbaiki diri dan mawas diri, menjadi hamba yang
dicintai oleh Allah.

Orang mukmin adalah orang yang dapat menerima peringatan dan mengambil ‘ibrah. Sedang pengkhianat adalah orang yang ketika dinasehati, dia menolak dan bahkan membangkang dan jika diberi peringatan, dia tidak mau perhatian sedikit pun. Demikian disebutkan dalam sebuah atsar.

Setelah kita melihat semua musibah dan ujian yang menimpa tanah air kita. Lalu apakah yang harus kita lakukan sekarang?

Sesuai dengan firman Allah SWT diatas, maka tiada jalan yang terbaik untuk kita saat ini selain memperbanyak istighfar dan kembali ke jalan Allah dan tuntunan Rasulullah SAW. Allah SWT sangat Pemurah dan Rahmat kepada para hambaNya, siapapun yang mau kembali kepadaNya maka Allah akan menerimanya. Allah SWT berfirman (yang artinya):

“Dan orang-orang yang apabila berbuat keburukan (kemaksiatan) atau berbuat dholim pada diri mereka, lalu mereka berdzikir (ingat) kepada Allah dan meminta ampun atas dosa-dosa mereka. Dan tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah. Dan mereka tidak terus-menerus melakukan hal itu (kemungkaran). Mereka itulah akan dibalas dengan ampunan (maghfirah) dari Tuhan mereka dan (dibalas) surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di dalamnya” (QS. Ali ‘Imraan 135-136)

Pada ayat yang lain, Allah SWT berfirman (yang artinya):

“Dan barang siapa yang berbuat kejelekan atau berbuat kedholiman kemudian meminta ampun kepada Allah, maka dia akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”. (QS. An Nisaa’ 110)

Allah SWT akan mengangkat musibah dan bencana yang menimpa suatu kaum, jika mereka kembali ke jalur syariat, meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan.

Selain faedah tersebut, sangat banyak sekali faedah istighfar. Sebagaimana yang disebutkan oleh Allah SWT dalam suratNuh ayat 10-11, bahwa Allah akan mengirimkan hujan jika terjadi paceklik, Allah akan meluaskan rezeki dan anugerah anak serta Allah akan menyuburkan kebun-kebun dan menjadikan air sungai mengalir deras untuk pengairan. Ini kesemuanya adalah keberkahan yang dikirim oleh Allah jika suatu kaum atau seorang hamba memperbanyak istighfar.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa tauladan kita, Baginda Rasulullah SAW beristighfar tidak kurang seratus kali sehari. Dan Abu Hurairah RA beristighfar setiap malam 12.000 kali. Dan demikianlah akhlak dan perilaku salaf pendahulu kita. Oelh karenanya, kehidupan mereka penuh barokah, keluarga menjadi sakinah dan mawaddah, rezeki diluaskan dan kesulitan disingkirkan. Ini kesemuanya karena banyak istighfar.

Kesumpekan dan kesulitan dalam hidup dapat diatasi dengan memperbanyak dzikrullah, diantaranya dengan istighfar. Seperti dikisahkan, suatu saat ketika khotbah sholat istisqa’, sayyiduna Umar memperbanyak istighfar dan membaca ayat-ayat yang mengandung istighfar. Ketika ditanya, beliau menjawab: “Aku telah meminta turunnya hujan dengan cara yang dapat membuka langit, sehingga hujan turun”, yakni dengan banyak istighfar.

Sungguh sangat padat makna istighfar. Seorang hamba yang beristighfar berarti sadar dan mengakui kekurangan dirinya dan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Kesadaran semacam ini harus ada pada setiap hamba agar dia selalu mendekatkan diri kepada Allah. Dan agar tidak merasa aman dari murka Allah. Sebab hamba yang merasa aman dari murka Allah dan tidak sadar atas kemaksiatan dan kemungkaran yang telah dilakukannya, maka tidak mungkin dia akan bertaubat dan meminta maaf kepada Allah. Seperti halnya hamba yang tidak mau tahu bahwa khomar itu haram, maka dia tidak akan berhenti dari kemaksiatan khomar itu.

Kita harus tahu bahwa jika Allah telah murka kepada suatu kaum, karena kemungkaran yang terlampau jauh, maka Allah tidak akan segan-segan menurunkan balak dan musibah secara menyeluruh. Hanya hamba-hamba yang sangat rugilah, yang tidak mau mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di hadapannya. Dia telah menyaksikan berapa banyak musibah dan ujian telah Allah turunkan. Tapi tetap saja kemungkaran dilakukan. Kita harus khawatir, Allah akan menurunkan musibah atau ujian yang jauh lebih berat dan lebih besar karena perbuatan kita sendiri.

Semoga kita semua dijaga oleh Allah SWT. Marilah ini saat yang sangat tepat
untuk kita kembali kepada Allah. Kekurangan dan kemaksiatan kita akan terampuni
jika kita mau beristighfar. Mudah-mudahan kita mendapatkan taufiq untuk banyak istighfar. Menengadahkan tangan dan menundukkan kepada serta meneteskan air mata sebagai pertanda penyesalan terhadap dosa yang telah kita lakukan. Allah menatap hambaNya dengan pandangan kasih sayang dan kecintaan jika si hamba itu berdoa memohon ampun dengan penuh kerendahan dan ketawadhu’an.

Ya Allah angkatlah segala balak musibah yang turun pada bangsa kami. Berikan keselamatan dan penjagaan untuk Kami, ya Allah demi kemuliaan Nabi Mud an hamba-hamba yang dekat kepada Mu. Dekatkan pula kami kepada Mu dan sampaikan kami pada jalan yang menyampaikan kepada Mu. Aamiin. Wallahu A’lam.



Al Habib Sholeh bin Ahmad bin Salim Al Aydrus
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger