Umat Nabi Muhammad SAW adalah umat terbaik yang dikeluarkan di muka bumi ini. Umat dengan fadhilah dan keistimewaan yang amat besar. Kemuliaan dan keutamaan yang diberikan kepada mereka sangatlah banyak.
Diantara sekian banyak kemuliaan itu adalah besarnya fadhilah dan pahala yang Allah berikan kepada seseorang yang suka berbuat kebajikan terhadap sesama kaum muslimin, mencukupi kebutuhan orang yang tertimpa kemalangan dan membantu orang yang tidak mampu. Lebih lagi jika dia memberikan manfaat kepada saudara-saudaranya, berusaha untuk membantu mengatasi kesusahan mereka, menutupi cacat kekurangan mereka, menggembirakan hati mereka, memenuhi undangan mereka, menjenguk mereka yang sakit, menjaga nama baik atau kehormatan mereka, menolong mereka yang teraniaya, mengasihani mereka yang lemah, mengentas mereka dari keterpurukan dan berupaya menciptakan ishlah(perdamaian) diantara mereka.
Semua nilai kebajikan tersebut diperkuat oleh hadits-hadits Nabi Muhammad SAW dan teladan-teladan tinggi dari para sahabat beliau serta generasi berikutnya. Semoga Allah meridhoi mereka semua.
Mengenai itu, Al Imam Al Hafidz Zakiyuddin ‘Abdul ‘Adhim Al Mundziri telah menghimpun empat puluh hadits. Beberapa diantaranya akan kita sebutkan dengan sedikit keterangan dan penjelasan yang dikira perlu untuk menambah pemahaman.
1. Antara lain adalah bahwa orang yang berusaha untuk memberikan manfaat kepada kaum muslimin, dia adalah manusia yang memperoleh kecintaan dari Allah SWT.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bazzar dan Ath Thabarani dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):“Manusia adalah keluarga Allah, karena itu orang yang paling Allah cintai ialah yang paling bermanfaat bagi keluarga-Nya”.
As Sayyid Al Imam Muhammad bin Alawi Al Maliki menjelaskan dalam kitabnya “Khoshoishul Ummah Al Muhammadiyyah”, bahwa makna “Keluarga Allah” pada hadits di atas adalah hamba-hamba Allah yang hidupnya selalu bergantung kepada Allah. Hanya Dia-lah yang menanggung penghidupan mereka.Dan jika demikian, maka kita semua tentu menyadari bahwa kita adalah “Keluarga Allah” yang tidak mungkin lepas dari ketergantungan kepada Allah SWT. Dan yang terbaik diantara kita adalah yang paling banyak memberikan manfaat, bantuan, uluran tangan dan pengayoman terhadap saudara-saudara kita.
Hadits senada diriwayatkan dalam musnad Asy Syihab dari Abdullah bin Abbas, Beliau SAW bersabda (yang artinya):“Manusia yang terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia”.
2. Orang yang senang berbuat kebajikan termasuk kelompok yang selamat dari adzab dan murka Allah pada hari kiamat.
Dalam hadits yang marfu’ disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Allah mempunyai makhluk (ciptaan-Nya). Allah ciptakan mereka untuk membantu kebutuhan manusia. Manusia senantiasa mendatanginya untuk memenuhi (mendapatkan) kebutuhan mereka. Mereka itulah (manusia yang mencukupi kebutuhan sesama) yang selamat dari adzab Allah SWT”. (HR. Ath Thabarani dari Abdullah bin Umar)
3. Orang yang demikian akan disediakan untuknya mimbar dari cahaya pada hari Kiamat.
Sebagaimana diriwayatkan dari Katsir bin Abdillah bin Umar bin ‘Auf Al Muzani, dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):“Sesungguhnya Allah
mempunyai hamba-hamba yang diciptakannya untuk (mencukupi) kebutuhan manusia yang lain. Dia (Allah) bersumpah (menguatkan janji) tidak akan mengadzabnya di neraka. Dan jika tiba hari Kiamat diletakkan untuk mereka itu mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya. Mereka berdialog dengan Allah Ta’ala sedang manusia yang lain masih menghadapi hisab” (HR. Ibnu Hibban).
4. Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW berdiri di tempat timbangan amal orang yang baik budi. Jika timbangan amal kebajikannya berat, beliau gembira. Akan tetapi jika tidak demikian (amal keburukannya lebih berat), maka beliau SAW berkenan memberikan syafa’at kepadanya. (HR. Abu Nu’aim dalam Al Hilyah).
5. Hadits yang lain juga menyebutkan bahwa Allah SWT akan menolong hamba-Nya yang baik budi pada saat dia melintasi Ash Shirath (jembatan yang membentang di atas neraka Jahannam), ketika banyak kaki manusia tergelincir, gemetar tak berdaya.
Hal itu disebutkan dalam hadits Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):“Barang siapa yang mengantar saudaranya sesama muslim datang kepada penguasa untuk suatu kebajikan(kemanfaatan) atau untuk mempermudah suatu kesukaran, maka Allah akan menolongnya disaat melewati Ash Shirath pada hari dimana kaki gemetaran tak berdaya”.
6. Hadits yang lain juga menyebutkan bahwa orang yang melepaskan atau membantu meringankan kesusahan saudaranya maka kelak kesusahannya di hari kiamat akan dilepaskan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):“Barang siapa menutupi(‘aib/kekurangan) seorang muslim, maka Allah akan menutup kekurangannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa melepaskan seseorang dari kesusahan (yang dihadapinya), maka Allah akan melepaskannya dari kesusahan pada hari Kiamat. Dan barangsiapa membantu hajat/ kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan mencukupi kebutuhannya”. (HR. Ath Thabarani dan Muslim dari Maslamah bin Makhlad).
7. Dalam hadits yang lain diterangkan bahwa orang yang suka berbuat baik kepada saudaranya maka dia akan dilindungi oleh 75 ribu Malaikat yang semuanya selalu mendoakan untuknya.
8. Menyenangkan atau menggembirakan hati seorang muslim termasuk sarana untuk mendatangkan ampunan Allah. Dan itu merupakan amal yang paling utama. Dan Allah tidak ridho memberikan balasan untuknya selain surga-Nya.
9. Berbuat kebajikan merupakan sedekah yang paling afdhol (utama).
Mengenai itu, Samurah bin Jundub meriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda (yang artinya): “Sedekah yang paling utama adalah sedekah lisan”, seorang sahabat bertanya,”Apa gerangan sedekah lisan itu Ya Rasulullah?”, beliau SAW menjawab, ”Pertolongan dengan lisan untuk membebaskan para tawanan, merukunkan dengan lisan orang-orang yang bermusuhan, menciptakan kebaikan kepada saudaramu dengan lisan itu dan menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak disukainya (dengan lisan itu)”. (HR. Ath Thabarani dalam Al Makarim).
10. Orang-orang yang gemar melakukan kebaikan, mereka itulah kunci-kunci pembuka kebaikan. Berbahagialah mereka dengan memperoleh tempat kembali yang terbaik.
Mengenai itu Ibnu ‘Abbas RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Allah Ta’ala berfirman” (yang artinya): “Akulah Allah, telah Kutakdirkan kebaikan dan keburukan, maka beruntunglah (berbahagialah) orang yang telah Kujadikan kunci kebaikan berada di tangannya, dan celakalah bagi orang yang Kujadikan kunci keburukan berada di tangannya”.(HR. Ath Thabarani).
Ini adalah sekelumit dari sekian banyak hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang menuturkan betapa besar keutamaan dan kemuliaan yang disandang oleh umat ini, dengan berusaha untuk memberikan manfaat kepada saudara kaum muslimin.
Adapun keterangan dari sahabat beliau dan generasi berikutnya, maka hal itu sangat tampak jelas dalam biografi atau sejarah kehidupan mereka. Hanya orang yang mau membaca sejarah mereka itulah yang mengetahui dengan jelas bagaimana kebajikan dan kemanfaatan yang telah mereka lakukan untuk umat.
Kita lihat bagaimana usaha Sayyiduna Abu Bakar Ash Shiddiq RA dalam rangka menegakkan syariat dan membangun kembali tatanan undang-undang yang telah dibuat oleh Rasulullah SAW. Beliau tanpa gentar memerangi kaum murtad karena mereka tidak mau menunaikan zakat. Usaha ini tidak lepas untuk kemashlahatan umat saat itu, sehingga diharapkan tidak ada manusia yang miskin apalagi fakir.
Kita lihat pula bagaimana jasa beliau dalam usaha untuk mengumpulkan dan menulis ulang Al Quran, walaupun akhirnya pelaksanaan dan realisasinya terjadi pada masa Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan, tetapi akar pemikiran dan ide tentang itu disampaikan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq RA. Apa kiranya yang akan terjadi jika Al Quran yang dihapal oleh banyak sahabat yang terpencar saat itu tidak dikumpulkan?, mungkin kita tidak dapat melihat Al Quran seperti sekarang ini.
Demikian pula usaha dan sumbangsih Sayyiduna Umar bin Khattab untuk kemashlahatan umat, beliau melakukan peperangan dan pembukaan kota dan negeri di berbagai penjuru, sehingga saat itu islam sangat berjaya, kemuliaan dan kehormatan menjadi menara yang tinggi dan disanjung.
Demikian pula sahabat-sahabat yang lain. Mereka telah memberikan kebaikan dan jasa yang tidak mungkin terlupakan sekalipun kita tidak melihat mereka. Yang paling jelas adalah, semua Hadits dan sunnah Rasulullah SAW yang sampai kepada kita, tidak lain adalah karena jasa para sahabat yang mulia itu, yang dengan amanah dan kekuatan hapalnya menyampaikan pada Tabi’in, kemudian pada generasi berikutnya dan begitu seterusnya sampai kepada kita.
Maka kita berusaha agar menjadi kekasih-kekasih Allah, hamba yang dekat kepada-Nya dengan memberikan manfaat kepada hamba yang lain. Dengan tenaga, atau pikiran atau harta atau apapun yang mampu kita lakukan, tentunya dengan dilandasi keikhlasan demi Allah SWT. Jangan hanya menjadi orang yang pandai melihat kebaikan dan memujinya, tapi tidak pernah melakukan dan memulainya.
Banyak orang membaca tapi tidak semua dapat mengerti dan banyak orang yang sudah mengerti namun tidak semuanya mengamalkan. Wallahu'alam.
Diilhami dari kitab Khoshoishul Ummah Al Muhammadiyyah, karya As Sayyid Al Imam Muhammad bin Alawi Al Maliki, Al Ustad Al Habib Sholeh bin Ahmad Al Aidrus.
Posting Komentar