Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Cinta Para Sahabat Terhadap Rasulullah SAW dan Ahlul Bait

Cinta Para Sahabat Terhadap Rasulullah SAW dan Ahlul Bait

Diantara bentuk cinta mereka adalah Sayyidina Zaid bin Haritsah orang yang sangat mencintai Rasul , dia tidak mau memilih yang lain kecuali Rasulullah SAW sebagai idolanya , tidak ada selain Nabi Muhammad SAW.

Sayyidina Zaid bin Haritsah ikut Nabi Muhammad SAW. Maka Zaid bin Haritsah diberikan pilihan, " Wahai Zaid lalu engkau mau kemana?". Maka Zaid berkata, " Ya Rasulullah aku tidak memilih orang selainmu , maka jangan kau suruh aku untuk memilih orang selainmu wahai Nabi , jangan sesekali kau meminta aku untuk memilih orang lain selainmu !" .

Demikian indahnya Sayyidina Zaid bin Haritsah RA , demikian indahnya cinta mereka kepada Sayyidina Muhammad SAW. Dimana derajat mereka di hari kiamat kelak , beruntung orang yang jiwanya bersama mereka . Semoga aku dan kalian kelak di hari kiamat berkumpul bersama mereka , orang-orang yang tidak mau memilih yang lain untuk cintanya kepada makhluk Allah lebih daripada Nabi Muhammad SAW. Wahai Allah jangan pilihkan bagi kami kekasih lebih dari Sayyidina Muhammad SAW.

Kita memiliki banyak kekasih , ada ayah bunda , istri , suami , anak , kerabat , teman dan lainnya tetapi jangan satupun melebihi cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW, idola kita tercinta . Sejahat-jahat kami , seburuk-buruk kami , sebanyak-banyak dosa kami perbuat tapi sungguh demi Allah idola kami tetap Sayyidina Muhammad SAW .

Cintanya para sahabat kepada Rasul SAW mengalir kepada Ahlu bait Rasul SAW, sehingga Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra berkata :

اُرْقُبُوْا مُحَمَّدًا فِيْ أَهْلِهِ
" Jagalah ( muliakanlah / peliharalah ) Muhammad mengenai ahlu baitnya " (shahih Bukhari)

Demikian perintah Abu Bakr As Shiddiq , dan beliau berkata dalam riwayat Shahih Al Bukhari, " Aku lebih suka menyambung silaturrahmi dengan ahlu bait Rasulullah daripada dengan kerabatku sendiri ". Karena cintanya kepada Nabi Muhammad SAW , cintanya mengalir pada ahlu bait Rasul SAW, padahal Rasulullah SAW telah memuliakan beliau dengan kemuliaan besar . Kita lihat bagaimana Allah memuliakan para shiddiqin , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah berdiri di atas gunung Uhud dan gunung itu berguncang , maka Rasul berkata :

اُثْبُتْ أُحُد فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيْقٌ وَشَهِيْدَانِ
" Tenanglah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu ada Nabi , shiddiq , dan dua orang syahid "

Mengapa Rasul tidak mengatakan " di atasmu ada Nabi dan ada Abu Bakr " , tetapi beliau mengatakan As Shiddiq dan dua orang yang akan mati syahid?

Hal ini menunjukkan bukan hanya Abu Bakr As Shiddiq RA saja yang bisa menenangkan goncangan gunung atau gempa bumi menjadi tenang . Rasul telah memerintahkan kepada gunung untuk tenang ketika diinjak oleh Nabi atau As Shiddiq atau orang mati syahid , hal ini telah diperintah oleh Rasul SAW. As Shiddiq bukan hanya Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA saja . As Shiddiq adalah orang yang bersungguh-sungguh ingin dekat kepada Allah , para shalihin , para wali Allah , dan para Ulama' yang shalih yang menjalankan sunnah sang Nabi SAW, merekalah para shiddiqin . Gunung tidak pantas berguncang jika ada di atasnya orang yang As Shiddiq atau dua orang yang mati syahid , demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Maka bala' dan musibah akan jauh dari keberadaan para shalihin , shiddiqin dan para muqarrabin .

Inilah rahasia kemuliaan tuntunan Sayyidina Muhammad SAW, dan tentunya kita tidak lupa pada belahan jiwa Sayyidina Muhammad SAW, sayyidatuna Fathimah Az Zahra' . Dimana saat-saat terakhir setelah Rasulullah berkhutbah dan masuk ke rumahnya lalu memanggil sayyidah Fathimah Ra (Shahih Bukhari) seraya berkata, " Wahai anakku Fathimah , aku mohon izin untuk wafat " maka menangislah sayyidatuna Fathimah dan setalah itu dia tersenyum , maka sayyidatuna Aisyah yang melihat dari kejauhan heran dan bertanya-tanya .

Setelah sayyidatuna Fathimah keluar maka sayyidah Aisyah bertanya, " Apa yang telah dikatakan Nabi sehingga kau menangis kemudian tersenyum ? " maka sayyidah Fathimah berkata, " Aku tidak diizinkan bicara sampai Nabi telah wafat " . Maka setelah Nabi wafat , Sayyidah Aisyah bertanya kepada sayyidah Fathimah apa yang telah dikatakan Rasul ketika itu kepadamu wahai Fathimah , maka sayyidah Fathimah berkata, " Waktu itu Rasul meminta izin kepadaku bahwa beliau akan wafat dan meninggalkanku , maka aku menangis , lalu Rasul berkata, " kau adalah orang pertama yang akan menyusulku , wahai Fathimah kau adalah pemimpin seluruh wanita di surga " , maka sayyidatuna Fathimah tersenyum . Sayyidatuna Fathimah menangis lalu tersenyum , bukan senyum karena bahagia menjadi wanita yang paling mulia , tetapi karena menjadi kebanggaan ayahnya . Ayahnya bangga sebab ia menjadi pemimpin wanita di surga , maka gembira sayyidatuna Fathimah dan gembira karena akan cepat menyusul ayahnya dan tidak akan lama berpisah , demikian sang ayah Nabi Muhammad SAW yang bersabda :

فاَطِمَة بِضْعَةٌ مِنِّيْ فمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِيْ
" Fathimah adalah belahan jiwaku , maka siapa yang membuatnya murka maka ia telah membuat aku murka " (shahih Bukhari)

Tentunya kita memahami satu riwayat tsiqah dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasul SAW bersujud di Ka'bah sebelum Fath Makkah , ketika itu para kuffar qurays menumpahkan kotoran onta di pundak beliau dan ketika itu beliau tidak bergerak dari sujudnya , maka Sayyidatuna Fathimah keluar dari rumah ketika melihat ayahnya dilempari kotoran onta , kemudian ia mendudukkan ayahnya dan membersihkan kotoran itu dari tubuh ayahnya sambil menangis , maka berkatalah Rasulullah, " Ishbirii ya fathimah / sabarlah wahai fathimah ".

Kita melihat betapa lemahnya keadaan putri Rasulullah di saat itu yang menangisi ayahnya , namun kelak di hari kiamat Rasul telah bersabda ketika semua orang kebingungan dalam desakan mahsyar dan semua orang diperintahkan untuk melintasi shirat ( jembatan ) , yang jembatan itu sangatlah kecil dan berjatuhan orang -orang ke dalam neraka , kait-kait dari neraka langsung mengambil para pendosa dan menjatuhkannya dari jembatan itu , disaat itu diperintahkan untuk melintasi shirat maka semua orang mundur tidak berani untuk melintasi shirat , maka disaat itu terdengar suara :

ياَ أَهْلَ الْجَمْعِ نَكسُوْا رُؤُوْسَكُمْ وَغُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ حَتَّى تَمُرَّ فاَطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ عَلَى الصِّرَاطِ
" Wahai yang berkumpul di mahsyar tundukkan kepala kalian , dan tundukkan pandangan kalian sampai Fathimah putri Muhammad melintas di shirat ".

Semua orang menundukkan kepala sebagai penghormatan untuk melintasnya putri Rasulullah SAW, sayyidatuna Fathimah Az Zahra. Demikian mulianya putri Rasul SAW walaupun di dunia sepertinya tiada berdaya yang membersihkan kotoran onta sambil menangis , dan di waktu yang lain dalam riwayat yang shahih bahwa Rasulullah SAW datang kepada salah satu penduduk Anshar karena tiga hari tidak makan , maka ia makan sedikit dan beliau berkata : " tolong bungkus untuk Fathimah , karena fathimah dua hari juga belum makan ".

Demikian keadaannya di dunia , tetapi di akhirah seluruh manusia mendengar siapa Fathimah Az Zahra' , semua kepala tunduk menghormati sayyidatuna Fathimah Az Zahra. Semoga aku dan kalian bersama sayyidatuna Fathimah , bersama ayah sayyidah Fathimah, Sayyidina Muhammad SAW, Ya Rahman Ya Rahim .

Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger