Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Pembangunan Gedung DPR, Bermegah-megahan Di Tengah Penderitaan Rakyat

Pembangunan Gedung DPR, Bermegah-megahan Di Tengah Penderitaan Rakyat

Majelis Syuro/ Majelis Umat/ Dewan Perwakilan Rakyat, yaitu lembaga yang beranggotakan orang-orang yang mewakili umat Islam untuk melaksanakan dua tugas utama yaitu syuro dan muhasabah. Syuro yaitu bermusyawarah mengurusi permasalahan umat sebagai masukan bagi khalifah atau imam (pemerintah). Perintah musyawarah dengan jelas ditegaskan dalam Al-Quran, “Bermusyawarahlah dengan mereka dalam semua urusan masyarakat, dan jika sudah mengambil keputusan mengenai suatu perkara, bertawakallah kepada Allah” (QS. Ali Imran/3:159).

Tugas kedua, muhasabah, yaitu melakukan koreksi atau pengawasan (muhasabah) kepada kepala pemerintahan dan aparaturnya, agar tidak menyimpang dari hukum Allah SWT. Wakil umat atau wakil rakyat harus menjaga agar pemerintah tidak korup, jangan justru ramai-ramai terlibat kasus korupsi. Nah, dapat kita lihat bahwa tugas utama angota dewan pada intinya ialah mewakili rakyat, wa bil khusus ummat Islam. Sebagai wakil rakyat, mereka tentu harus mengutamakan aspirasi dan nasib rakyatnya.

Akhir-akhir ini gonjang-ganjing rencana pembangunan gedung DPR yang baru senilai triliunan rupiah tampaknya mengusik sebagian besar masyarakat Indonesia. Di tengah kemiskinan yang mendera bangsa, bencana-bencana alam yang rehabilitasinya tak kunjung selesai, bangunan-bangunan sekolah yang semakin usang dan tua usianya sehingga menjadi rusak, permasalahan pemukiman penduduk, hingga masalah pengangguran, ternyata sebagian besar anggota dewan tampaknya sudah tidak melihat lagi realita semacam ini di negeri yang kita cintai. 

Tidakkah mereka mengerti dan merenungi sabda Rasulullah SAW berikut ini, “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya.” (HR Thabrani dan Hakim).

Ada yang bilang, setidaknya hingga tahun 2010, angka orang miskin di negara kita masih sekitar 35 juta dari jumlah penduduk 237 juta jiwa. Tapi ada juga yang melaporkan sekitar 100 juta. Ambil saja angka yang pertama, 35 juta. Itu bukan angka yang kecil loh. Adalah kewajiban kita semua untuk mengatasi kemiskinan itu. Ya, kita semua. Pemerintah, tarmasuk pejabat dan pegawainya. Presiden, waklil presiden, para menteri, dirjen, gubernur, bupati, camat, lurah, dan seterusnya. Rakyat, ada dokter, pengacara, pengusaha, dan lain-lain. Juga, tak ketinggalan, wakil rakyat.

Nah, yang terakhir inilah yang dalam pekan-pekan ini paling banyak disorot. Terutama terkait dengan “rencana” pembangunan gedung DPR.

Sudah begitu banyak kritik yang menghendaki agar pembangunan gedung DPR itu tidak dilanjutkan, dengan berbagai pertimbangannya, baik yang disampaikan secara langsung dengan berdemonstrasi maupun melalui media baik itu elektronik maupun massa. Tapi, begitu banyak pula alasan yang dikemukakan anggota DPR untuk melanjutkan pembangunan gedung yang sangat megah itu. Di antara alasan yang dikemukakan seorang anggota DPR adalah bahwa pembangunan gedung DPR sudah sampai pada level point of no return.

Jika tetap dilanjutkan, bukankah ini menunjukkan keotoriteran mereka? Seolah hanya merekalah yang menentukan di negeri ini. Bung, negeri ini bukan hanya milik Anda. Negeri ini lebih merupakan milik rakyat dan pemerintah Indonesia. Anda adalah wakil rakyat. Ketika sebagian besar rakyat Indonesia menghendaki agar pembangunan gedung DPR itu tidak dilanjutkan, sama sekali tidak pantas Anda mengatakan bahwa pembangunan gedung DPR sudah sampai pada level point of no return.

Jika Anda seorang muslim, khawatirlah akan peringatan hadits di atas tadi. Anda tentu mengetahui, jutaan rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan itu adalah tetangga Anda. Sangat tidak tertutup kemungkinan bahwa, di antara 35 juta rakyat miskin itu, ada beberapa orang yang kelaparan, sementara Anda bisa tidur malam dalam keadaan kenyang.

Gedung DPR boleh saja dibangun, karena mungkin keadaan gedung yang sekarang memang belum mewah. Tapi, kalau mau bermewah-mewah, jangan pula sekarang. Untuk saat-saat ini, gunakanlah dana yang ada, yang sekitar Rp 1 triliun itu, untuk membantu saudara-saudara Anda yang kelaparan itu, membantu membangun sarana dan prasarana pendidikan agar rakyat terutama generasi mudanya menjadi lebih pintar, cerdas, dan bisa menghidupi diri sendiri serta membangun bangsanya kelak, dan  tentu hal-hal yang lebih penting lainnya ketimbang untuk pembangunan sebuah gedung.

Dengan demikian, insya Allah, Anda akan termasuk dalam golongan yang ada dalam hadits ini: Dari Abu Dardaa ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Mintalah kepadaKu lantaran orang-orang lemah kalian. Karena sesungguhnya kalian akan diberi rizqi dan ditolong sebab orang-orang lemah di antara kalian”. Wallahu'alam........


Abdee Dalem yang diantaranya diambil dari Redaksi Al kisah
Adv 1
Share this article :

+ comments + 2 comments

20 Agustus 2018 pukul 10.54

idealnya untuk satu ekor sapi dagingnya di bagi berapa kantong?

23 Agustus 2018 pukul 14.50

tergantung panitia pak. kalau yang disembelih sedikit yang dibagi banyak ya perkantong agak sedikit isinya. Mungkin setengah kiloan kali....

Kalau yang disembelih banyak, yang dibagi sedikit, sekantong bisa dapat 3 kilo lebih.... heheheh

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger