Zaid bin Aslam berkata Nabi Muhammad SAW bersabda, “Satu dirham untuk sedekah lebih afdal dari seratus ribu.” Ditanya: “Bagaimana bisa seperti itu, ya Rasulullah?” Jawab Nabi Muhammad SAW “Seorang mengeluarkan dari kekayaannya yang sangat banyak seratus ribu dirham dan disedekahkan dan lain orang yang mengeluarkan satu dirham dari miliknya yang hanya dua dirham tiada ada yang lain dengan senang hati, maka orang yang mengeluarkan satu dirham lebih afdal dari yang seratus ribu dirham.”
Al Hasan RA berkata Nabi Muhammad SAW ditanya oleh seorang sahabat, “Jika kami menginginkan sesuatu dan tidak dapat mencapainya, apakah kami mendapat pahala?” Jawab Nabi Muhammad SAW “Dengan amalan yang manakah kamu akan mendapat pahala jika tidak mendapat dalam keadaan itu?”
Adhdhahhak berkata, “Siapa yang masuk pasar lalu melihat sesuatu yang diinginkannya lalu ia sabar dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka yang demikian itu lebih baik baginya daripada sedekah seratus ribu dinar fisabilillah.”
Abul Laits berkata, “Dalil atas kelebihan orang fakir itu ialah ayat (Yang berbunyi): “Wa aqimus shalata wa atuzzakata wa athi urrasula la allakum turhamun.” (Yang bermaksud): “Tegakkan sembahyang dan keluarkan zakat dan taatlah kepada Rasulullah supaya kamu diberi rahmat.” Di dalam ayat ini Allah SWT meletakkan hak orang fakir langsung sesudah hak Allah SWT. Dan juga orang fakir miskin sebagai dokter orang kaya, sebab jika ia sakit disuruh sedekah kepada fakir miskin, juga sebagai penyucinya sebab bila sedekah kepada fakir miskin maka ia dibersihkan dari dosa-dosanya, juga membersihkan hartanya, juga si fakir itu sebagai pesuruhnyanya, sebab bila ia akan bersedekah untuk ayah bondanya yang telah meninggal, ia pergi kepada fakir miskin dan memberikan sedekah kepada mereka, juga menjaga kekayaannya, sebab harta yang dikeluarkan zakat dan sedekahnya terpelihara dari bencana.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sukakah saya beritahu kepadamu tentang raja-raja disyurga?” Jawab mereka: “Ya, baiklah ya Rasulullah.” Nabi Muhammad SAW bersabda: “Mereka orang-orang yang terhina dan teraniaya, yang tidak diterima untuk mengahwini wanita-wanita bangsawan dan hartawan dan tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu yang tertutup, mati seseorang dari mereka sedang hajatnya masih didalam dadanya belum tercapai tetapi sekiranya sungguh-sungguh minta kepada Tuhan pasti Allah SWT. akan memberi padanya.”
Ibn Abbas RA berkata, “Mal’un (terkutuk) siapa yang menghormat karena kekayaan dan menghina karena kemiskinan.”
Abud Dardaa’ RA berkata: “Kami tidak adil terhadap saudara-saudara yang kaya sebab mereka makan, kami juga makan, dan minum, kami juga minum, dan mereka mempunyai kelebihan harta yang selalu mereka lihat-lihat dan kami juga melihat harta itu bersama mereka, tetapi mereka bakal dihisab (dituntut) dan kami bebas dari tuntutan.”
Syaqiq Azzahid berkata, “Orang-orang miskin memilih tiga dan orang-orang kaya juga memilih tiga yaitu Orang-orang miskin memilih kesenangan jiwa, kekosongan hati, dan ringannya hisab. Sedang orang-orang kaya memilih Sibuknya hati, Penatnya fikiran, dan Beratnya hisab.
Hatim Azzahid berkata: “Siapa yang mengakui empat tanpa empat, maka is dusta dalam pengakuannya yaitu:
1. Siapa yang mengaku cinta kepada Allah SWT tanpa meninggalkan yang haram
2. Siapa yang mengaku cinta kepada syurga tanpa mengeluarkan harta untuk taat kepada Allah SWT, maka ia dusta
3. Siapa yang mengaku cinta kepada Rasulullah tanpa mengikuti sunnaturrasul maka ia dusta
4. Siapa yang menginginkan darjat yang tinggi tanpa bersahabat kepada orang-orang fakir miskin, maka ia dusta
Bersumber dari Kitab Tanbihul Ghafilin
Al Hasan RA berkata Nabi Muhammad SAW ditanya oleh seorang sahabat, “Jika kami menginginkan sesuatu dan tidak dapat mencapainya, apakah kami mendapat pahala?” Jawab Nabi Muhammad SAW “Dengan amalan yang manakah kamu akan mendapat pahala jika tidak mendapat dalam keadaan itu?”
Adhdhahhak berkata, “Siapa yang masuk pasar lalu melihat sesuatu yang diinginkannya lalu ia sabar dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka yang demikian itu lebih baik baginya daripada sedekah seratus ribu dinar fisabilillah.”
Abul Laits berkata, “Dalil atas kelebihan orang fakir itu ialah ayat (Yang berbunyi): “Wa aqimus shalata wa atuzzakata wa athi urrasula la allakum turhamun.” (Yang bermaksud): “Tegakkan sembahyang dan keluarkan zakat dan taatlah kepada Rasulullah supaya kamu diberi rahmat.” Di dalam ayat ini Allah SWT meletakkan hak orang fakir langsung sesudah hak Allah SWT. Dan juga orang fakir miskin sebagai dokter orang kaya, sebab jika ia sakit disuruh sedekah kepada fakir miskin, juga sebagai penyucinya sebab bila sedekah kepada fakir miskin maka ia dibersihkan dari dosa-dosanya, juga membersihkan hartanya, juga si fakir itu sebagai pesuruhnyanya, sebab bila ia akan bersedekah untuk ayah bondanya yang telah meninggal, ia pergi kepada fakir miskin dan memberikan sedekah kepada mereka, juga menjaga kekayaannya, sebab harta yang dikeluarkan zakat dan sedekahnya terpelihara dari bencana.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sukakah saya beritahu kepadamu tentang raja-raja disyurga?” Jawab mereka: “Ya, baiklah ya Rasulullah.” Nabi Muhammad SAW bersabda: “Mereka orang-orang yang terhina dan teraniaya, yang tidak diterima untuk mengahwini wanita-wanita bangsawan dan hartawan dan tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu yang tertutup, mati seseorang dari mereka sedang hajatnya masih didalam dadanya belum tercapai tetapi sekiranya sungguh-sungguh minta kepada Tuhan pasti Allah SWT. akan memberi padanya.”
Ibn Abbas RA berkata, “Mal’un (terkutuk) siapa yang menghormat karena kekayaan dan menghina karena kemiskinan.”
Abud Dardaa’ RA berkata: “Kami tidak adil terhadap saudara-saudara yang kaya sebab mereka makan, kami juga makan, dan minum, kami juga minum, dan mereka mempunyai kelebihan harta yang selalu mereka lihat-lihat dan kami juga melihat harta itu bersama mereka, tetapi mereka bakal dihisab (dituntut) dan kami bebas dari tuntutan.”
Syaqiq Azzahid berkata, “Orang-orang miskin memilih tiga dan orang-orang kaya juga memilih tiga yaitu Orang-orang miskin memilih kesenangan jiwa, kekosongan hati, dan ringannya hisab. Sedang orang-orang kaya memilih Sibuknya hati, Penatnya fikiran, dan Beratnya hisab.
Hatim Azzahid berkata: “Siapa yang mengakui empat tanpa empat, maka is dusta dalam pengakuannya yaitu:
1. Siapa yang mengaku cinta kepada Allah SWT tanpa meninggalkan yang haram
2. Siapa yang mengaku cinta kepada syurga tanpa mengeluarkan harta untuk taat kepada Allah SWT, maka ia dusta
3. Siapa yang mengaku cinta kepada Rasulullah tanpa mengikuti sunnaturrasul maka ia dusta
4. Siapa yang menginginkan darjat yang tinggi tanpa bersahabat kepada orang-orang fakir miskin, maka ia dusta
Bersumber dari Kitab Tanbihul Ghafilin
Posting Komentar