Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Nikmatnya Minum Kopi

Nikmatnya Minum Kopi


Di masyarakat kita, siapakah yang tak kenal dengan kopi? Minuman yang sangat disuka kebanyakan orang, dan juga tak sedikit yang anti dengan minuman ini dengan alasan dapat mengganggu kesehatan, menyebabkan kecanduan, teman setia rokok, identik dengan orang tua, atau sederet alasan lain yang diutarakan untuk menjauhkan diri dari minuman yang satu ini. Tapi tahukah sobat MRO bahwa kopi sebenarnya minuman kegemaran kaum Sufi?

Dengan meminum kopi, orang-orang kelas ma’rifat (yang tidak memiliki dan terjangkit penyakit yang semakin parah karena minum kopi) semakin tegar beribadah, seolah kopi mendatangkan cahaya bagi rohani dan jasmani mereka.

Sayyid Abdurrohman bin Muhammad bin Abdurrohman bin Muhammad as-Saqqaf al-Husainy al-Hadramy dari marga al-Idrus (1070 H-1113 H) mengatakan dalam kitabnya Iinaasush Shofwah bi Anfaasil Qahwah bahwa Biji kopi baru ditemukan pada akhir abad VIII H di Yaman oleh penemu kopi Mukha, Imam Abul Hasan Aliy asy-Syadziliy bin Umar bin Ibrahim bin Abi Hudaimah Muhammad bin Abdulloh bin al-Faqih Muhammad Disa’in (nasabnya bersambung hingga kepada seorang sahabat bernama Khalid bin Asad bin Abil Ish bin Umayyah al-Akbar bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay). Beliau adalah pengikut tarekat Syadiliyah, bukan pendirinya (karena pendiri tarekat Syadiliyah, Imam Abu Hasan asy-Syadziliy telah wafat pada tahun 828 H).

Dalam penemuan biji kopi, Imam Abul Hasan mendahului Imam Abu Bakr al-Idrus. Sehingga Imam Abul Hasan Aliy adalah penemu biji kopi sedangkan Imam Abu Bakr al-Idrus adalah penyebar kopi di berbagai tempat. Beliau menggubah syair mengenai kopi sebagai berikut:

قَهْوَةُ الْبُنِّ يَا أَهْلَ الْغَرَامْ سَاعَدَتْنِيْ عَلَى طَرْدِ الْمَنَامْ
وَ أَعَانَتْنِيْ بِعَوْنِ اللهِ عَلى طَاعَةِ اللهِ وَ الْعَالَمُ نِيَامْ
قَافُهَا الْقُوْتُ وَ الْهَاءُ الْهُدَى وَاوُهَا الْوُدُّ وَ الْهَاءُ هِيَامْ
لاَ تَلُوْمُوْنِيْ عَلَى شُرْبِيْ لَهَا إِنَّهَا شُرْبُ سَادَاتٍ كِرَامٍ

Yang artinya:
Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, kopi membantuku mengusir kantuk.
Dengan pertolongan Allah, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap.
[Qahwah (kopi)], qaf adalah quut (makanan), ha adalah hudaa (petunjuk), wawu adalah wud (cinta), dan ha adalah hiyam (pengusir kantuk).
Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman para junjungan yang mulia.

Syeikh Abu Bakr bin Abdulloh al-Idrus berkata tentang kopi yang digemarinya, "Wahai qahwatul bunn (kopi)! Huruf qaf di awalmu adalah quds (kesucian), huruf kedua ha adalah hudaa (petunjuk), dan huruf ketigamu adalah wawu. Huruf keempatmu adalah ha, berikutnya alif adalah ulfah (keakraban), lam sesudahnya adalah lutfh (belas kasih dari Allah). Ba adalah basth (kelapangan), dan nun adalah nur (cahaya). Oh, kopi, kau laksana purnama yang menerangi cakrawala."

Imam Hamzah bin Abdullah bin Muhammad an-Nasyiriy al-Yamaniy asy-Syafi’I, penduduk Zabid (832 H-936 H) adalah seorang sastrawan ulung yang ahli tumbuh-tumbuhan. Dia menggubah seribu bait nadzam mengenai kemukjizatan al-Qur”an, menulis kumpulan fatwa, dan menggubah nadzam lebih dari 80 bait mengenai manfaat kopi, yang antara lain isinya adalah kopi bisa membangkitkan semangat seseorang dan mengantarkannya mencapai kesuksesan.

Disebutkan dalam kitab al-Iinas bahwa huruf ba dan nun pada kata bunn (kopi), masing-masing berarti bidayah (permulaan) dan nihayah (akhir/puncak), yakni mengantarkan seseorang dari awal langkah hingga akhir/sampai sukses.

Nah, setelah uraian tentang kegemaran dan sanjungan ulama Sufi akan kopi, manfaat, serta falsafah tentangnya, apakah sobat MRO masih akan menganggap kopi sebagai minuman yang harus dijauhi?

Mayoritas ulama tidak meragukan lagi kehalalan kopi. Dalam kitab Syarh al-’Ubab Syeikh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa menggunakan sesuatu yang jaiz sebagai sarana hukumnya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika tujuannya untuk kebaikan maka penggunaan sarana tersebut bernilai pahala, dan jika tujuannya untuk maksiat maka bernilai dosa.

Para ulama yang menghalalkan kopi antara lain: Syeikhul Islam Zakariya al-Anshori, Syeikh Abdurrahman bin Ziyad az-Zabidiy, Syeikh Zaruq al-Malikiy al-Maghribiy, Syeikh Abdulloh bin Sahl Baqusyair, Syeikh Muhammmad bin Abdulqadir al-Habbaniy, Syeikh Abdulmalik bin Disa’in, dan masih banyak lagi.

Para ulama yang menyanjung kopi antara lain: Abu Bakr bin Abdullah al-Idrus, Abdurrahman bin ‘Aliy, Syeikh bin Ismail, Ahmad bin ‘Alawy Bajahdab, Abu Bakr bin Salim, Abdullah bin Alawy al-Haddad, Hatim al-Ahdal, as-Sudiy, Umar bin Abdulllah Bamakhramah beserta putranya, Al-Amudiy, dan banyak lagi.

Banyak ulama Sufi yang berkomentar tentang kopi yang pada prinsipnya mereka menggemari kopi karena dengan meminumnya mereka lebih giat beribadah, terutama pada malam hari ketika banyak manusia yang tertidur lelap.

Syeikh Umar bin Abdullah Bamakhramah, Syeikh Abdul Mu’thiy bin Hasan bin Abdullah bin Ahmad Bakatsir al-hadramiy (Makkah 905-Ahmadabad India 989 H) juga putranya yang bernama Ahmad dan beberapa nama lain menggubah nadzam dalam untaian bait yang amat banyak yang berisi sanjungan terhadap kopi sebagai minuman yang amat bermanfaat untuk penggiat ibadah kepada Alloh. Perhatikan dua bait syair berikut:

قَدْ أَقْبَلَتْ وَ سَوَادُهَا يَتَوَقَّدُ وَ مِنَ الْعَجَائِبْ أَنْ يُضِيْئَ اْلأَسْوَدُ
بِسَوَادِهَا ابْيَضَّتْ قُلُوْبُ أُولِي النُّهَى بِسَوَادِهَا سَادَ السَّوَادَ وَ يُحْمَدُ

Yang artinya:
Kopi memang hitam tapi menyalakan semangat, bahkan memancarkan cahaya.
Hitamnya kopi membuat hati orang-orang kelas tinggi memutih, sehingga mereka terpuji melebihi kebanyakan manusia.

Jadi nggak perlu takut minum kopi. Kopi itu halal, kopi itu enak, tapi bagi yang berpantangan karena memiliki penyakit tertentu ya lebih baik nggak usah minum.



Sumber: Tafriihul Quluub wa tafriihul Kuruub karya Sayyid Habib Umar bin Saqqaf (terjemahan, hal. 209-215, Bintang Terang, Jakarta).
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger