من علامات موت القلب عدم الحزن علي ما فاتك من الموافقات وترك الندم علي ما فعلته من وجودالزلات
"Termasuk tanda-tanda matinya hati adalah tidak merasa susah atas amal yang hilang dan tidak menyesal atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan"
Allah telah menciptakan hati kepada manusia. Isi hati adalah rasa takut kepada Allah SWT. Kalau hati manusia telah menyenangi suatu hal maka hati tersebut tidak bisa melepasnya. Begitu juga jika hati telah cinta kepada Allah maka tidak bisa untuk dihilangkan, namun kecintaaan tersebut bisa dikalahkan jika manusia menuruti hawa nafsunya. Manusia adalah mahluk yang lemah, terkadang ingin berta'at tapi terkadang juga melakukan maksiat. Allah telah berfirman dalam surat An-Nisa' ayat 28 :
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا (28
28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah.
كل بني ادم خطاء وخير خطاء التوابون
"Semua manusia adalah orang yang salah dan sebaik-baik orang yang salah adalah orang yang mau bertaubat"
Manusia memang dijadikan sebagai mahluk yang lemah dan selalu bersalah, hikmahnya adalah agar mereka mau berlari kepada Allah SWT. Dalam Surat Al-Dzariyat : 50 telah dijelaskan :
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (50
50. Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya Aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
Kita bisa merasakan bahwa kita itu lemah jika kita telah bersalah dan kita tidak akan bermunajat kepada Allah jika kita belum melakukan dosa. Jika kita sudah merasa bersalah dan menyesali dosa atau kesalahan yang kita lakukan maka kita akan selalu berdo'a dan meminta kekuatan kepada Allah. Dan jika seorang hamba telah mampu melakukan hal ini maka dia akan seperti malaikat dan tidak ada kekuasaan bagi syaitan untuk mengganggunya. Inilah yang disebut Allah dalam Surat Al-Hijr : 42 :
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42
42. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.
KH. Muhammad Wafi, LC
Posting Komentar