Barokah atau berkah oleh para ulama yang mula-mula menyebarkan Islam di Indonesia disimbolkan dengan “berkat” atau oleh-oleh yang dibawa dari acara hajatan atau tasyakuran. Di kalangan pesantren, barokah didefinisikan secara singkat dengan kata majemuk “jalbul khoir” atau sesuatu yang dapat membawa kebaikan. Definisi ini memang sangat umum dan belum bisa menjelaskan arti barokah. Uraian berikut semoga bisa memberikan penjelasan itu secara lebih gamblang.
Ketika bayi Muhammad SAW lahir, ia disusui oleh seorang ibu dari Bani Sa’ad bemama Halimah Sa’diyah. Bani Sa’ ad adalah salah satu marga dari suku Quraish di Makkah. Sebelum kehadiran bayi Muhammad SAW, kondisi kehidupan Bani Sa’ad dalam keadaan paceklik yang tergambarkan pada kurusnya binatang ternak, keringnya kantong susu, ketidak¬suburan tanah dan minimnya hasil tanaman.
Setelah bayi Muhammad SAW dibawa oleh Halimah ke kampung Bani Sa’ad, ternak berangsur gemuk, kantong susu ternak pun menjadi penuh, dan tanah berubah menjadi subur. Terutama kehidupan keluarga Halimah menjadi sejahtera.
Perubahan kondisi yang terjadi, diakui bahwa kehadiran bayi Muhammad SAW di Bani Sa’ ad telah membawa barokah. (Terjemahan singkat dari kitab Dalail An-¬Nubuwwah, Baihaqy 1:107).
Sasok bayi, untuk duduk dan berdiri belum marnpu, untuk makan dan minum saja masih memerlukan bantuan orang lain. Secara logika matematik, bayi tidak mungkin melakukan perubahan yang terjadi seperti ini. Namun secara logika tauhid, perubahan di Bani Sa’ad ini dapat terjadi atas dasar kehendak Allah SWT yang ditandai dan diawali dengan kehadiran bayi tersebut. Untuk itulah, kehadiran bayi tersebut disebut barokah.
Al-Qur’ an, awal surat Al-Mulk, menegaskan bahwa Allah SWT merupakan sumber barokah:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Maha Suci (Maha Barokah) Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Di samping Allah SWT merupakan sumber barokah, menurut firnan-Nya dalam surat Al-An’ am ayat 155 menyatakan bahwa Al-Qur’an juga merupakan sumber Barokah.
وَهَـذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan Al-Qur’an ini adalah kitab barokah (yang diberkati) yang Kami turunkan, maka ikutilah (ajaran)nya, dan bertaqwalah agar kamu disayangi (oleh Allah).
Dalam Al-Qur’ an banyak contoh mahluk-mahluk-Nya yang dianugerahi barokah. Diantaranya: tempat (negeri, kota, kampung), manusia (keluarga, perorangan), waktu, benda (pohon, rizki, air, dll).
1. Barokah kepada Tempat
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah komi anugerahkan barokah pada negeri/tempat sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari landa-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isro’ ayat 1).
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكاً وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Sesunguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Makkah) yang dianugernhi barokah, dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imron ayat 96).
2. Barokah kepada Manusia
وَجَعَلَنِي مُبَارَكاً أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيّاً
Dan Dia menjadikan aku (Nabi Isa as) seorang yang dianugerahi barokah dimana saja aku berada: dan dia memerintahkan kepadaku untuk (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (QS. Maryam ayat 31).
Anugerah barokah yang diterima Nabi Isa as, menyebabkan sebuah keistimewaan, bahwa kemanapun ia pergj, maka tempat yang ia singgahi dan siapa pun yang bertemu dengannya mendapatkan manfaat barokah darinya, seperti orang yang sakit jadi sembuh, yang susah jadi mudah urusannya dan seterusnya.
3. Barokah kepada Keluarga
Dalam surat Al-Mu’minun ayat 29, Allah SWT mengajarkan doa, bagaimana memohon agar barokah dianugerahkan kepada keluarga / rumah tangga:
وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُّبَارَكاً وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ
Dan berdo’alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada rumah yang dianugerahi barokah, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.
4. Barokah kepada Waktu.
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qu’an) pada suahl malam yang dianugerahi barokah dan sesunggguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (QS. Ad-Dukhon ayat 3).
5. Barokah kepada Pohon.
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونِةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُّورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca, kaca itu seakan bintang (bercahaya) seperti mutiara, dinyalakan dengan minyak dari pohon yang dianugerahi barokah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nur ayat 35).
6. Barokah kepada Air
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Dan Kami turunkan dari langit, air yang telah dianugerahi barokah. Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon dan biji¬bijian. (QS. Qof ayat 9).
7. Barokah kepada Rizki.
Rasul SAW mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berdoa, memohon kepada Allah SWT agar diberi rizki yang barokah.
اَللّهُمَّ بَارِكْ لَناَ فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Allah, anugerahkanlah barokah kepada rizki kami, dan jagalah diri kami dari api neraka.
Barokah dalam Kehidupan.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk desa / negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami anugerahkan kepada (kehidupan) mereka barokah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS AI-A’rof ayat 96).
Allah SWT dan Al-Qur’an adalah merupakan sumber barokah. Bila nilai-nilai Al-Qur’ an diamalkan dalam kehidupan, maka secara otomatis kehidupan di negeri, kota, desa, kelompok dan perorangan yang menerapkan nilai-nilai tersebut menjadi objek sasaran barokah.
Bila barokah dianugerahkan kepada kehidupan di negeri, kota, desa dan seterusnya, maka segala sesuatu yang diupayakan bakal mencapai hasil yang luar biasa diluar dugaan akal manusia, sesuai dengan karakter barokah itu sendiri yang melebihi perhitungan akal manusia.
KH Thonthowi Djauhari Musaddad, Pengasuh Pesantren Luhur Al Wasilah
Posting Komentar