Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Manajemen Dosa Dunia

Manajemen Dosa Dunia

Ada sebuah perdebatan di kalangan ulama tentang apakah benar seluruh dosa manusia akan dihapus bila seluruh ibadah di bulan Ramadhan diterima oleh Allah? Ada sebagian ulama yang yakin bahwa ampunan berlaku untuk semua dosa manusia. Tapi sebagian lainnya berkeyakinan bahwa dosa yang diampuni adalah dosa yang tergolong dosa menzalimi diri. Sedangkan dosa yang melibatkan pihak lain, baru akan dihapus setelah orang yang berbuat dosa menyelesaikan urusannya dengan orang yang dizalimi.

Kesimpulan ini didapat antara lain lewat QS Ali Imran ayat 135 yang berbunyi:

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

Dari sana, kita bisa menyimpulkan bahwa Allah membedakan dosa menjadi dua. Pertama adalah dosa yang mendzalimi diri sendiri. Dosa ini merupakan bentuk pelanggaran terhadap aturan Allah. Perbuatan dosa ini sama sekali tidak merugikan orang lain sehingga diistilahkan sebagai dosa mendzalimi.

Misalnya, dosa seseorang yang dengan sengaja melalaikan kewajiban shalat. Dengan melakukan perbuatan dosa ini, hanya yang bersangkutanlah yang rugi. Proses taubat dari dosa ini relatif jauh lebih mudah. Dia tinggal memenuhi kriteria taubat lagsung anatara dia dengan Allah.

Berlainan jenis dengan dosa yang kedua, yakni dosa fahishah, yaitu dosa yang dilakukan seseorang karena melanggar aturan Allah dan bukan hanya dirinya saja yang merugi, tetapi ada pihak lain yang dirugikan karena perbuatan dosanya. Termasuk dalam dosa ini adalah mencuri, merampok, korupsi, menyebarkan fitnah, berzina, menyakiti perasaan orang lain, dan lain-lain.

Dosa seperti ini tidak bisa selesai hanya dengan bertaubat kepada Allah saja, melainkan harus meminta maaf juga atau mengembalikan harta kepada yang berhak bila masalahnya menyangkut harta benda. Seandainya setiap mukmin menyadari betapa beratnya urusan taubat untuk dosa fahishah, maka siapakah mukmin yang berani menzalimi sesama mukminnya? Siapakah mukmin yang berani korupsi?

Tidak bisa dibayangkan bagaimana proses taubatnya para koruptor apabila mereka muslim. Apalagi yang tidak ketahuan. Kalau yang ketahuan, bisa memanfaatkan proses taubatnya saat ia ketahuan dengan memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia melalui siaran televisi, misalnya. Kemudian dia berjanji membayar uang korupsinya kepada negara dan menyerahkan diri. Setelah itu barulah ia bisa bertaubat kepada Allah.

Oleh karena itu, kalau kita lihat para sahabat Rasulullah yang langsung dibina keislamannya oleh Rasulullah, sangat memahaminya. Rasulullah bersabda, hukum di dunia karena melanggar aturan Allah itulah yang akan membuat proses taubat seseorang kepada Allah dikabulkan.

Maka apabila mukmin sadar akan hal ini, maka semua orang akan merasa lebih baik menjadi manusia yang menyelesaikan dosanya di dunia dari pada menjadi manusia yang paling bangkrut di akhirat.

Sehingga bila kita memiliki masalah dengan siapapun, dengan dosen, teman, apalagi dengan orang tua, maka segera temui orang tua. Minta dan sujud, dalam artian hormat, untuk meminta maaf, sebelum orang tua meninggal atau kita yang lebih dahulu meninggal.

Suatu saat nanti kita, akan meninggalkan dunia. Begitu ruh berpisah dari jasad, yang kalau menurut perhitungan dunia ukurannya tidak lebih dari 24 jam, maka selanjutnya kita sudah berada di suatu alam lain, Alam Barzhah. Ketika itu kita sudah mulai menjalani proses pertanggunganjawaban terhadap amanah kehidupan yang Allah berikan kepada kita.

Marilah kita manfaatkan sisa umur kita untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada dan pernah kita lakukan di dunia ini. Kalau menyangkut hak orang lain, selesaikanlah. Agar saat Allah memanggil, maka kita sudah tidak punya beban kepada orang lain yang bisa membuatnya menggerogoti amalan kita di yaumil akhir nanti.

Semoga Allah berkenan untuk senantiasa mencurahkan rahmat karuania inayah taufik hidayah kepada kita sekalian. Mudah-mudahan kita dapat mengakhiri hidup ini dengan khusnul khatimah. Aamiin yaa Allah yaa Rabbal alamiin.



KH Athian Ali M
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger