قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَقُومُ السَّاعَةُ، حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ،وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ، وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ، حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ، فَيَفِيضَ.
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW : “Tiada akan datang hari kiamat hingga tercabutnya ilmu, dan terjadi banyak gempa, dan waktu terasa bergulir cepat, dan munculnya banyak fitnah, dan banyaknya perkelahian dan pembunuhan, hingga berlimpah pada kalian harta, maka harta ditumpahkan seluas-luasnya” (Shahih Bukhari)
Setiap detik didalam pemeliharaan Ilahi, pemandangannya, pendengarannya, lisannya, detak jantungnya, setiap nafasnya, yang semuanya berada didalam pemeliharaan Yang Maha Tunggal, ketika Allah mencabut satu darinya maka penglihatan tidaklagi bisa melihat kecuali dengan izin Nya, pendengaran tidak bisa mendengar kecuali dengan izin Nya, seluruh sel tubuh tidak akan berfungsi kecuali dengan perintah Nya, kecuali dengan instruksi Ilahi untuk terus berbakti kepada kita dan menopang apa yang kita inginkan baik dan buruknya dan kebaikan akan kembali kepada kita 10 kali lebih besar hingga 700 kali lebih besar dari kebaikan itu sendiri dan kejahatan akan kembali pula kepada kita satu kali saja, namun merugilah mereka yang berbuat kejahatan. Semoga Allah menjauhkan kita dari segala perbuatan yang jahat dhahir dan bathin, amin Allahumma amin.
“Ketika mereka para sahabat merasakan banyak yang berbuat dosa dan kesalahan, hati mereka gundah dan tidak tenang ingin mendapatkan pengampunan yang jelas dari Allah maka Allah SWT berfirman menceritkannya :
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
“mereka berdatangan kepadamu (wahai Muhammad), lalu mereka mohon pengampunan dosa kepada Allah subhanahu wata'ala dihadapan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam memohonkan pengampunan dosa untuk mereka, (mereka itu yang datang kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan beristighfar mohon pengampunan kepada Allah di depan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) akan menemui Allah menerima seluruh taubat mereka dan Allah akan berkasih sayang pada mereka” (QS Annisa 64).
Allah menyambut mereka yang berdatangan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beristighfar kepada Allah subhanahu wata'ala dihadapan Rasulullah, kenapa Allah subhanahu wata'ala riwayatkan dan sampaikan kejadian ini di dalam Al Qur’an padahal itu jarang terjadi pada shahabah, Allah ingin kemukakan bagaimana mulianya kedudukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dihadapan Allah “mereka itu ketika telah mendhalimi diri mereka sendiri, banyak diantara mereka yang merasa banyak telah berbuat dosa datang kehadapanmu wahai Muhammad, mereka berdatangan kehadapan Rasulullah lalu baru beristighfar kepada Allah karena mereka tau cintanya kepada Allah paling banyak ada pada Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, mereka tidak tau kemana lagi harus mencari maaf dan cinta yang lebih besar dari pada duduk didekat Muhammad Rasulullah untuk mendapat pengampunan kepada Allah”.
Oleh sebab itu berkata Sayyidina Abu Hurairah radhiyallahu'anhu : “ Wahai Rasulullah ketika kami sedang memandang wajahmu maka terangkat iman kami kepada keluhuran jauh dari pada saat kami tidak sedang melihatmu” Demikian indahnya cahaya hidayah yang Allah terbitkan di wajah SayyidinaMuhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata'ala tiada henti – hentinya melimpahkan kemuliaan kepadaku dan kalian dan umat ini, walaupun kita melihat adanya musibah disana sini, Gunung Merapi, bencana Alam dan lain sebagainya sebagai teguran dan penghapusan dosa, bukan sebagai kemurkaan untuk umat Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Ingatlah dimasa terdahulu jika Allah subhanahu wata'ala melihat umat Nabiyallah Musa yang telah jelas – jelas Allah tolong dengan terbelahnya lautan agar mereka selamat dari kejaran Fir’aun lalu Allah timpahkan lautan untuk menenggelamkan Fir’aun, lalu mereka masih juga berbuat maksiat kepada Allah. “Maka Ku angkat Gunung Tursina diatas kepala umat Nabi Musa, gunung itu diatas kepala mereka diangkat, mereka di perintah oleh Allah, dipaksa untuk berjanji setia meninggalkan dosa dan taat untuk bersujud kepada Allah subhanahu wata'ala, maka mereka sujud dengan takutnya, takut gunung itu runtuh diatas kepala mereka” Bukan Allah membuat ledakan kecil, atau awan panas, tapi gunung itu di angkat diatas kepala mereka, jika mereka tidak mau sujud akandi timpakan keseluruhan gunung itu diatas mereka dan hilanglah semua ummat itu.
Bagaimana Allah telah membela umat Nabi Musa a.s namun Allah subhanahu wata'ala juga adil ketika pembelaan Allah dibalas dengan hal yang kufur dan maksiat maka Allah subhanahu wata'ala memaksakan mereka untuk taat kepada Nya subhanahu wata'ala dengan mengangkat Gunung Tursina maka sungguh hal yang terjadi bagi kita ini sangatlah kecil, umat – umat sebelumnya.
Ummat Nabiyallah Daud alaihi salaam ketika sudah dilarang untuk tidak boleh mengambil ikan bernelayan di hari sabtu, namun masih juga mereka berbuat, maka Allah subhanahu wata'ala berfirman, “jadilah kalian kera – kera, (monyet – monyet) yang hina, (QS Al baqarah 65), berubahlah mereka menjadi kera keseluruhannya yang masih juga tidak taat kepada perintah untuk tidak boleh bernelayan di hari sabtu untuk umat itu, 3 hari kemudian mereka wafat”
Demikian di jelaskan pada kitab kitab tafsir, 3 hari hidup sebagai kera karena menolak perintah Allah subhanahu wata'ala, bermaksiat kepada Allah subhanahu wata'ala, kenapa Allah berbuat demikian, karena usia mereka sangat panjang, namun usia umat ini yang sangat singkat dan Nabi Nya yang paling mulia, yang paling indah, ketika mereka telah berkata, yang Allah subhanahu wata'ala ceritakan :
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ،
“ketika mereka berkata (Kata Allah) orang – orang Quraisy, berkata ‘wahai Allah (mereka juga percaya kepada Allah, orang Quraisy musyrikin itu percaya kepada Allah juga, dan mereka percaya ada 360 tuhan berhala lainnya selain Allah subhanahu wata'ala) jika Muhammad ini membawa kebenaran buktikan dengan turunnya hujan batu untuk kami dan dengan datangnya siksaan yang pedih sebagai bukti bahwa beliau ini membawa kebenaran” (QS Al Anfal 32).
Allah yang menjawab (Allah ceritakan ucapan itu) ketika mereka berkata :
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ، وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“ketika orang – orang musyrikin Quraisy berkata ‘wahai Allah jika ini kebenaran dari Mu maka tumpahkan kepada kami hujan batu dan siksaan pedih, bukti bahwa Muhammad ini membawa kebenaran….”
Lalu Allah meneruskan ayatnya : “Allah tidak akan menyiksa mereka musyrikin Quraisy selama engkau wahai Muhammad masih berada diantara mereka” (QS Al Anfal 32-33). Musyrikin Quraisy yang telah menantang Allah masih Allah tahan siksanya karena diantara mereka ada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Allah jelaskan : “Allah tidak akan menyiksa mereka dan tidak akan menurunkan azab atas mereka kalau engkau ada diantara mereka”
padahal mereka layak mendapatkan bala dan azab, mereka menantang Allah kalau ini kebenaran turunkan hujan batu, tetap Allah tolak karena ada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diantara mereka, Rahmatan lil’alamin
Lalu Allah teruskan, “dan tiadalah Allah akan menurunkan siksaan pada mereka selama ada di antara mereka yang beristighfar” mohon pengampunan yang banyak maka wilayah – wilayah sekitarnya akan aman, demikian di jelaskan di dalam kutubuttafaasir bahwa yang di maksud bahwa semua orang harus istighfar baru Allah jauhkan musibah, tidak !!! tapi walau ada sebagian orang yang beristighfar para shalihin shalihat yang berdzikir yang beristighfar memohon pengampunan itu akan membuat Allah menyingkirkan musibah dari pada orang – orang yang jahat walaupun ada di sekitar mereka, Warisan dari pada kemuliaan Rahmatan lil’alamin sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar