Berbagai arahan yang luar biasa ini banyak dilupakan oleh hati orang-orang mukmin.Hal itu terjadi karena kegagalan dalam mengatur lisan agar sesuai dengan tuntunan iman.Pemisahan antara tubuh dan hati mengesankan pemisahan terhadap jati diri manusia dari Tuhan dan hakikat kedekatan denganNya.Oleh karena itu disebutkan dalam hadist:
Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir,maka berbicaralah sesuatu yang baik atau diam (HR al Bukhari dan Muslim).
Sejak kapan engkau boleh menganggap remeh keagungan Tuhan yang telah memberimu kemampuan untuk diam,supaya engkau bisa bebas bersama keinginanmu dalam apa yang engkau ucapkan.Sementara itu,engkau telah melanggar,mendurhakai dan menabrak perintahNya?
Upayakanlah apa yang engkau kata menampakkan sebuah aura keindahan,sehingga dirindukan oleh hati dan rohani serta membawa kebahagiaan bagi orang yang mendengarnya.
Dari berbagai pelajaran yang terdapat dalam ibadah shalat dan puasa,mari kita serap kesadaran untuk mengatur lidah dan menghindari kata-kata yang dilarang. Kita lakukan itu sampai pada batas yang disabdakan oleh Rasulullah SAW,
Seseorang mengucapkan kata-kata yang membuat Allah murka,(sedang) ia tidak merasakan sebuah keburukan apapun padanya,(tapi)terjerumus ke neraka jahannam gara-gara kata-kata itu.(HR-al-Bukhari)
Selama kita melakukan perbuatan di hadapan Allah Yang Maha Benar dalam ikatan taklif,kita harus betul-betul menjaga kata-kata yang keluar dari mulut kita.Kita hiasi ibadah puasa kita dengan mahkota ucapan yang indah serta langkah menghindar dari ucapan-ucapan buruk. Sebab ucapan buruk dapat menghilang pahala puasa, baik itu berupa kedustaan,gunjingan, adu domba, atau sumpah palsu,dan lain sebagainya.
Dalam sebuah hadist dijelaskan, Orang yang tidak meninggalkan ucapan buruk dan amal buruk.Maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makanan dan minumannya (HR AL-Bukhari,Ahmad dan Al-Baihaqi).
Sumber Kitab Mamlakatul Qalbi wal A’dha’
Home
Posting Komentar