Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Beberapa Teladan Dari Para Ulama Salaf Dalam Mencari Rejeki

Beberapa Teladan Dari Para Ulama Salaf Dalam Mencari Rejeki


1. Thalhah bin Ubaidillah 

Dari Sa'di binti Auf berkata, "Thalhah datang kepadaku dan aku melihatnya dalam keadaan gelisah. Aku bertanya, 'Ada apa denganmu?' Ia menjawab, 'Hartaku telah menjadi banyak dan itu menggelisahkanku.' Aku bertanya, 'Lalu apa yang harus kamu lakukan?' Ia menjawab, "Saya akan membagikannya.' Maka, Thalhah pun kemudian membagikannya hingga tak tersisa sedirham pun untuknya." 

Dari Hasan berkata, "Thalhah menjual tanahnya seharga 700 ribu. Pada malam harinya ia tidak bisa tidur karena uang itu masih ada padanya. Keesokan harinya ia membagikan semua uang itu." (HR Imam Ahmad). 

Dari Hasan berkata, "Thalhah bin Ubaidillah menjual tanahnya dari Utsman seharga 700 ribu. Utsman kemudian membawakan uang itu kepadanya. Tatkala Utsman datang, ia berkata, 'Seseorang telah menyimpan uang satu malam di rumahnya, sementara ia tidak tahu apa yang akan dipukulkan Allah dari perkara-Nya karena kelalaian terhadap-Nya. Ia kemudian tidur sementara utusannya menyelisihinya di jalan-jalan Madinah hingga datang waktu sahur dan tak ada satu dirham pun padanya. 

2. Abdurrahman bin Auf 

Dari Tsabit al-Banani dari Anas berkata, "Ketika Aisyah r.a. berada di rumahnya, tiba-tiba ia mendengar suara yang mengagetkan kota Madinah. Ia lalu berkata, 'Ada apa ini?' Mereka menjawab, 'Kafilah Abdurrahman bin Auf datang dari Syam dengan 700 unta.' Aisyah berkata, 'Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Saya melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak.' Ucapan ini sampai kepada Abdurrahman. Ia kemudian menemui Aisyah dan bertanya atas ucapan itu. Aisyah kemudian berkata kepadanya. Abdurrahkam lalu berkata, 'Saya bersaksi kepadamu bahwa kafilah dengan muatan, pelana, dan alas pelananya (saya infakkan) di jalan Allah 'Azza wa Jalla'." 

Darinya berkata, ketika Aisyah berada di rumahnya ia mendengar suara dari kota Madinah. Ia lalu bertanya, 'Apa ini?' Mereka menjawab, 'Kafilah Abdurrahman bin Auf datang dari Syam membawa segala sesuatu.' (Perawi berkata), 'Yaitu 700 unta.' (Perawi berkata), 'Maka, terdengarlah suara gemuruh di kota Madinah karena kafilah itu.' Aisyah berkata, 'Saya mendengar Rasululah saw. bersabda, 'Saya melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak.' Ia berkata, 'Kalau mampu, saya akan masuk ke dalamnya dengan berdiri.' Maka ia menjadikan muatan dan pelana kafilahnya itu untuk di jalan Allah." (HR Imam Ahmad). 

Dari zuhri berkata, "Abdurrahman bin Auf bershadaqah pada masa Rasulullah SAW dengan setengah hartanya: empat ribu dinar. Kemudian, bershadaqah lagi dengan 40 ribu, kemudian bershadaqah lagi dengan 40 ribu dinar. Kemudian, ia membawa 500 kuda di jalan Allah. Kemudian, ia membawa 1500 unta di jalan Allah. Dan, mayoritas hartanya dari perdagangan. 

Dari Said bin Ibrahim dari ayahnya, "Bahwa Abdurrahman bin Auf diberi makanan, sementara ia tengah berpuasa. Ia berkata, 'Mushab bin Umair terbunuh, sementara ia adalah seorang yang dermawan (pemberi). Ia dikafani dengan kain yang bila kepalanya ditutup, kakinya terlihat; dan bila kakinya ditutup, kepalanya terlihat'." (Dan menurutku) ia berkata, "Hamzah terbunuh, sementara ia seorang dermawan, yaitu tidak terdapat untuk mengkafaninya, kecuali sehelai kain. Kemudian dunia dilapangkan untuk kita selapang-lapangnya." (Atau ia berkata), "Kami diberi dunia apa yang telah diberikan kepada kami, dan kami khawatir bahwa itu adalah kebaikan yang disegerakan untuk kita. Kemudian, ia menangis sehingga ia meninggalkan makanan. (HR Bukhari). 

Dari Said bin Husain berkata, adalah Abdurrahman bin Auf tidak diketahui (bila) ia berada di antara para budaknya. 

3. Salman al-Farisi 

Dari Nukman bin Hamid berkata, "Saya datang bersama paman saya kepada Salman al-Farisi di Madain, sementara ia bekerja sebagai penjual daun kurma. Saya mendengar ia berkata, "Saya membeli daun kurma satu dirham, lalu aku kerjakan dan aku menjualnya dengan tiga dirham. Satu dirham saya jadikan modal. Satu dirham saya berikan kepada kelurga dan satu dirham saya infakkan. Meskipun Umar menghentikanku, tapi aku tidak menghentikannya. 

Dari Abi Laila al-Kindi berkata, "Anak Salman berkata kepada Salman, 'Berilah saya wasiat.'
Ia bertanya, 'Apakah kamu mempunyai sesuatu?'
Ia menjawab, 'Tidak.'
Ia berkata, 'Dari mana?'
Ia menjawab, 'Saya meminta manusia.'
Ia berkata, 'Kamu ingin memberiku kotoran manusia'." 

4. Abdullah bin Mubarak 

Hibban bin Musa berakta, "Ibnu Mubarak dicela karena tidak memberikan jamuan dari hartanya, baik di negara lain maupun terhadap penduduk negerinya."

Ia berkata, "Saya mengetahui tempat dari orang-orang yang memiliki keutaaman dan kejujuran dalam mencari hadits dan telah melakuan pencarian dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan. Bila kami meninggalkan mereka, ilmu mereka akan hilang. Sementara, bila kami menolong mereka, ilmu akan tersebar kepada umat Muhammad. Dan, saya tidak mengetahui setelah kenabian yang lebih utama daripada tersebarnya ilmu." 

Maksudnya adalah bahwa Ibnu Mubarak menyalurkan hartanya untuk kepentingan para pejuang pencari ilmu. Yaitu, mereka yang akan menyebarkan agama ini kepada umat manusia. Sementara, penuduk negeri tidak mengetahuinya, sampai-sampai ia mendapatkan celaan dari orang-orang. 

Al-Husain bin Hasan al-Maruzi berkata, "Saya mendengar Ibnu Mubarak berkata, 'Penduduk dunia keluar dari dunia sebelum mereka makan yang terbaik di dalamnya.'

Orang-orang bertanya, 'Apa yang terbaik di dalamnya?'
Ia menjawab, 'Makrifah kepada Allah Azza wa Jalla'."
Ali bin Hasan bin Syaqiq berkata, saya mendengar Ibnu Mubarak berkata, "Saya menolak satu dirham dari yang syubhat itu lebih saya cintai daripada bershadaqah dengan seratus ribu, dan seratus ribu, hingga enam ratus ribu." 

Abdulah bin Khubaiq berkata, "Ibnu Mubarak ditanya apakah tawadhu itu?"
Ia menjawab, "Sombong di depan orang kaya."
Sulaiman bin Daud berkata, "Saya bertanya tentang Ibnu Mubarak kepada manusia?"
Ia berkata, "Ulama."
Saya bertanya, "Apakah ia dari raja?"
Ia berkata, "Dari orang yang zuhud."
Saya bertanya, "Apakah ia termasuk orang jelata?"
Ia berkata, "Huzaimah dan teman-temannya."
Saya bertanya, "Apakah ia termasuk orang rendahan?"
Ia menjawab, "Orang-orang yang hidup dengan agama mereka."



Ust. Farid Achmad
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger