Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Tipu Daya Dunia (2)

Tipu Daya Dunia (2)

Gemerlapnya dunia dan mudahnya mencari kesenangan dunia telah membuat buta mata mereka yang “miskin” dan terbuai dalam kelalaian ini. Sungguh mereka akan sangat menyesal dengan sebenar-benarnya penyesalan apabila terus menerus dalam kelaian, tenggelam dalam permainan dan senda gauraunya ini. Mereka tidak akan sanggup untuk bangun dari kelalaian itu dan tidak akan bertaubat kepada rabbnya Yang Mahatinggi. Allah berfirman tentang mereka itu

“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
(Al-Hijr: 3).

Yakni biarkan mereka hidup seperti binatang yang tidak memikirkan apa-apa kecuali makan, minum, pakaian, dan mencari pasangan. Belum tibakah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui hakikat hidup dan untuk tujuan apa dia diciptakan?

Saudaraku yang membaca tulisan ini! Diamlah sejenak bersama tulisan ini. Introspeksilah diri kita masing-masing, tanya pada dirimu dan lihat bagaimana engkau dalam kehidupan ini. Apakah dirimu seperti mereka yang lalai dan tenggelam dalam permainan dan senda gurau itu atau tidak? Apakah engkau telah berada di atas jalan yang benar yang akan mengantarkanmu kepada keridlahan Allah dan surga-Nya yang penuh kenikmatan? Atau apakah engkau mencari jalan yang sesuai dengan ambisi dan syahwatmu meskipun di dalamnya mengandung kesengsaraan dan kebinasaan? Lihatlah dua jalan ini wahai saudaraku. Sungguh ini bukanlah perkara yang remeh. Demi Allah, ini adalah perkara yang besar dan perlu keseriusan. Saya yakin bahwa tidak ada yang lebih berharga di sisimu dari dirimu sendiri, maka bersungguh-sungguhlah untuk menyelamatkannya dari neraka dan murka Allah yang keras siksa-Nya.

Lihatlah saudaraku bagaimana engkau menyikapi perintah Allah dan Rasul-Nya saw? Apakah engkau mengamalkan dan merealisasikannya dalam kehidupan atau engkau mengabaikannya dan hanya mengambil sebagian yang sesuai dengan ambisi dan nafsumu semata?

Agama ini tidak bisa dipecah-pecah. Iltizam (berpegang) pada sebagian urusannya dan meninggalkan yang lainnya dianggap sebagai penghinaan, meremehkan, dan mempermainkan perintah Allah swt. Sangatlah tidak layak bagi seorang muslim untuk berbuat demikian. Sungguh Allah telah melarang hal itu dan mengancam pelakunya dengan adzab yang pedih.

“Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan di dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat berat.”
(Al-Baqarah: 85).

Muslim yang sejati waktunya habis untuk beribadah. Agama baginya bukanlah hanya sekedar simbol ibadah. Setelah ditunaikan kemudian masuk dalam kehidupan yang tanpa agama dan tanpa ibadah. Yakni kehidupan dengan makanan yang haram, minum yang haram, mendengar yang haram, melihat yang haram, bicara yang haram, dan berbuat yang haram!! Sungguh mereka yang berbuat demikian berarti tidak faham hakikat Islam yang diemban dan dia dambakan.

Saudaraku! Wahai yang tenggelam dalam kemaksiatan, sampai kapankah kelalaian ini akan berlangsung? Sampai kapankah engkau berpaling dari Allah? Tidakkah tiba saatnya engkau bangun dan bangkit dari kelalaian ini? Belum tibakah saatnya hati yang keras ini menjadi lunak dan khusyu’ kepada rabb semesta alam?

“Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka).” (Al-Hadid: 16)

Segeralah bertaubat dan semangatlah! Tidakkah engkau ingin menjadi bagian dari kelompok orang-orang yang bertaubat? Tidakkah engkau menginginkan apa yang mereka inginkan? Apakah engkau merasa lebih kaya dan tidak butuh kepada apa yang mereka dambakan berupa pahala di sisi Allah? Apakah mereka takut kepada Allah sementara engkau merasa kuat sehingga tidak takut kepada-Nya?

Tidakkah engkau menginginkan surga, wahai saudaraku? Bayangkanlah engkau bisa melihat wajah Rabbmu Yang Mulia di surga. Bayangkanlah engkau bisa berjabat tangan dengan makhluk yang paling mulia Muhammad saw, engkau menciumnya, dan duduk bersamanya serta bersama para nabi dan shahabat lainnya di surga. Allah berfirman:

“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh.”
(An-Nisa: 69).

Bayangkanlah dirimu ada dalam puncak kebahagianan di surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai air, sungai susu, dan sungai madu, serta bidadari berparas ayu nan cantik jelita bagaikan mutiara. Di dalamnya engkau bisa mendapatkan apa yang engkau inginkan. Bayangkanlah semuanya ini, surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Kemudian bayangkanlah juga olehmu neraka, panasnya, luasnya, dalamnya, kedahsyatan dan kengeriannya. Adzab yang diderita oleh penghuninya berlangsung terus tanpa henti.

“Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka dikatakan): “Rasakanlah adzab yang membakar ini” (Al-Hajj: 22)

Bayangkanlah semua itu mudah-mudahan akan membantumu untuk segera bertaubat kembali kepada Allah. Demi Allah, engkau selamanya tidak akan pernah menyesal karena taubat. Bahkan engkau akan mendapatkan kebahagiaan dengan izin Allah di dunia dan di akhirat dengan kebahagian yang sebenarnya. Berusahalah mulai hari ini untuk menempuh jalan tersebut dan janganlah menyerah. Bukankah engkau senanitasa membaca dalam shalatmu:

“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus.” (Al-Fatihah: 6)

Maka selama engkau menghendaki jalan yang lurus, mengapa engkau tidak menempuh dan menelusurinya!!

Saudaraku hati-hatilah kalian jangan sampai tertipu oleh dunia dan condong kepadanya. Hati-hatilah engkau untuk menjadikan dunia sebagai cita-cita dan tujuan hidupmu. Sungguh setiap kali engkau melewati detik demi detik dari hidupmu ini dan engkau merasakan kenikmatannya, berarti engkau pergi meninggalkannya. Maka sangatlah disesalkan apabila kematian datang menjemputmu sementara engkau belum sempat bertaubat.

Sangatlah disayangkan ketika engkau diseru untuk betaubat engkau tidak menyahutnya. Jadilah engkau orang yang cerdas yang bisa berfikir dan beramal untuk apa yang akan dihadapi. Di depanmu telah menanti kematian dan sakaratnya, qubur dan kegelapannya, padang mahsyar berikut kedahsyatannnya. Engkau akan berdiri dihadapan Allah dan akan ditanya tentang apa yang telah engkau kerjakan, baik kecil ataupun besar. Maka persiapkanlah jawaban untuk itu

“Maka demi Tuhanmu, Kami akan menanyai mereka semua, tentang apa yang mereka kerjakan dahulu.” (Al-Hijr: 92-93)

Demi Allah, tidaklah pantas sama sekali bagi seorang yang berakal untuk bermain-main dalam kesia-sian di dunia ini serta bermaksiat kepada Allah swt. Sungguh tidaklah pantas bagi yang berakal melakukan semua itu sementara di hadapannya telah menanti kengerian dan kedahsyatan siksa Allah. Sungguh merupakan kesempatan besar yang Allah karuniakan kepadamu dengan hidupnya engkau sampai detik ini. Allah masih memberikan kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Maka pujilah Allah karenanya. Janganlah engkau sia-siakan kesempatan yang ada. Segeralah bertaubat selama engkau masih hidup dan selama kematian belum datang menjemput. Ingatlah mereka yang telah keluar dari dunia karena engkaupun akan keluar dari dunia ini juga. Akan tetapi engkau sekarang masih berada di negeri amalan dan masih punya kesempatan bertaubat dan beramal. Adapun mereka, mayoritas mereka sangat berharap untuk bisa bertaubat dan kembali kepada Allah akan tetapi keadaan mereka mengatakan:

“Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu,” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya.” (Al-An’am: 31)

Maka hati-hatilah jangan sampai berbuat kesalahan sehingga engkau akan menyesal pada hari di mana tidak bermanfaat lagi penyesalan. Selamatkanlah dirimu dari neraka selama kesempatan itu masih ada di tanganmu dan sebelum engkau berkata:

“Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku bisa berbuat amal shalih terhadap apa yang telah aku tinggalkan.” (Al-Mu’minun: 100)

Dan saat itu keinginanmu tersebut tidak Allah kabulkan sama sekali. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang sama bertaubat dan mencari ridlo Allah. Amin ya robbal Alamin.



Achmad Rozie Ghowah (Santri Ponpes langitan Tuban)
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger