Satu sifat Allah adalah Maha Hidup
(Hayaat). Sifat Allah ini berbeda dengan makhluknya, misalnya: manusia.
Manusia meski saat ini hidup, namun
sebelum dilahirkan mereka mati. Begitu pula saat tua, akhirnya mereka akan
sekarat dan juga mati. Setiap makhluk/ciptaan Allah pasti akan merasakan mati:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan.” [Al 'Ankabuut 57]
Kita
lihat bagaimana para pemimpin/raja-raja yang hebat seperti Fir’aun, Iskandar
Agung, Julius Cesar, Jengis Khan, Hitler, dan sebagainya sudah tiada.
Tergeletak dalam kubur sebagai tulang-belulang yang tidak berdaya. Sebelum
lahir mereka tiada. Saat lahir, mereka bayi yang tidak berdaya yang tidak akan
hidup jika tidak diberi makan oleh orang tuanya. Saat tua mereka jadi lemah dan
kemudian mati tak berdaya. Kerajaan mereka sudah dimiliki orang lain.
Raja Fir’aun yang Dulu Ditakuti Sekarang
Terbaring Tak Berdaya
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, MATI
artinya: sudah hilang nyawanya; tidak hidup lagi, tidak bernyawa; padam,
tidak dapat berbuat apa-apa, sudah tidak dipergunakan lagi, tidak ada gerak
atau kegiatan, diam. Mati merupakan sifat yang paling lemah karena saat mati,
seseorang/sesuatu tidak berdaya/lemah sama sekali. Dalam Islam, mustahil Tuhan
itu lemah. Mustahil Tuhan itu mati.
Dalam Islam, Tuhan/Allah itu bersifat Maha Hidup
(Hayaat). Allah itu Baqo’ / kekal dan mustahil mati/meninggal.
Bacalah kebesaran sifat Allah dalam ayat Kursi:
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah 255]وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup
(kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia
Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.” [Al Furqaan 58]
Allah Maha Kekal. Allah adalah Raja dari Segala
Raja:
يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
“Ketika mereka keluar dari kubur; tiada suatupun
dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. Lalu Allah berfirman:
“Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi
Maha Mengalahkan.” [Al Mu’min 16].
Media Islam

Posting Komentar