Bagi yang saat ini sedang dirundung cobaan Alloh,
janganlah merasa dirimu tak berguna, jangan putus harapan. Mari kita tengok
kisah hidup para kekasih-kekasih Alloh, betapa semua Nabi-nabi-Nya pernah
merasakan pahitnya ujian-ujian-Nya, setiap wali-wali Alloh pernah terbakar oleh
panasnya cobaan hidup. Cukup banyak orang-orang sukses yang sebelum dianugerahi
kemapanan dalam kehidupan merasakan dulu pahit-getirnya kehidupan.
Kadang hidup memberikan banyak pilihan, sehingga
kita bingung menentukan langkah awal, kadang sebaliknya hidup tidak menawarkan
banyak pilihan, itu membuat kita dipaksa berdiri atau melangkah dimana kita
tidak menginginkan posisi tersebut.
Namun itulah kehidupan, disemua sisinya
selalu terselip hikmah dan kebaikan bagi kita, sepanjang hati kita mampu
mencarnanya. Seperti halnya seorang penambang emas, untuk menemukan secuil
emas, ia harus menggali puluhan ton tanah dan pasir, dia harus mampu bersabar
dan teliti dalam memisahkan sekaligus tahu perbedaan antara bijih emas dan
pasir, selanjutnya setelah lelah menyingkirkan puluhan ton tanah dan pasair
barulah dia menemukan yang dicarinya, yaitu EMAS.
Tanah dan pasir dalam kehidupan ini bisa berwujud
cobaan hidup, baik kesenangan maupun kesedihan, nasihat, tips dan trik
menghadapi kehidupan tidak akan serta merta menjadikan kita jagoan yang tegar
laksana batu karang diterjang ombak, do’a takkan menyulap keadaan menjadi lebih
baik seperti yang kita harapkan. Kadang usaha (ikhtiyar) kita bertemu dengan
puncak sukses, dengan tercapainya harapan persis atau bahkan melebihi target,
namun tidak menutup kemungkinan harapan kita pupus sirna menguap tanpa bekas.
Ikhtiyar adalah kulit, ia hanyalah salah satu sarana untuk beribadah, dalam
ibadah tidak mengenal istilah gagal, saat ibadah usaha kita canangkan dan
lakukan, hakikatnya kita telah berhasil, kita berhasil melawan rasa malas, kita
sukses menyingkirkan angan-angan tanpa aksi nyata.
Ketika do’a sudah kita kumandangkan dalam relung
hati terpancar lewat lisan, sering juga diiringi dengan linangan air mata, maka
saat itu kita seharusnya sudah mendeklarasikan penyerahan diri kehadhirat Allah
SWT, segala ikhtiyar kita tinggalkan, artinya hati kita berusaha melupakan dan
tidak merasa telah melakukan usaha apapun, karena secara hakiki kita memang
tidak berdaya menunaikan kebaikan dan menjauhi keburukan tanpa pertolongan
Allah SWT.
Ust. Muhammad Yazid
Posting Komentar