Beliau adalah Al Allamah Al Muhaddits Al Musnid Al Faqih Al
Ushuli As Syeikh Muhammad Mahfudz. Lahir di Tarmas Jawa Tengah pada
tanggal 12 Jumadi Al Ula 1285 H, dikala ayah beliau bermukim di Makkah. Beliau
diasuh oleh ibu dan para pamanya.
Memperoleh ilmu dasar fiqih di usia muda dari beberapa ulama Jawa, dan
beliau juga menghafal Al Qur’an. Kemudian ayah beliau, Al Allamah Al Faqih
Syeikh Abdullah At Tarmusi memanggilnya untuk belajar di Makkah. Pada tahun
1291 beliau berangkat menemui sang ayah dan bermukim di Makkah untuk membaca
beberapa kitab di hadapan beliau. Kemudian Syeikh Mahfudz kembali ke Jawa dan
berguru kepada Al Allamah Syeikh Shalih bin Umar As Samarani (Semarang), juga
untuk membaca beberapa kitab.
Kemudian,Syeikh Mahfudz melakukan rihlah thalab al ilmi untuk
kedua kalinya ke Makkah dan mengambil berbagai disiplin ilmu dari para ulama
besarnya. Diantara para guru Syeikh Mahfudz adalah Al Allamah As Sayyid Abi
Bakr bin Muhammad Syatha Al Makki, yang merupakan pijakan Syeikh Mahfudz dalam
periwayatan hadits. Syeikh Mahfudz juga menyimak banyak kitab hadits dan
musthalah-nya dari Al Allamah Al Muhaddits As Sayyid Husain bin Muhammad Al
Habsyi Al Makki yang dikenal sebagai “Ibnu Mufti” (Anak Mufti). Beliau juga
banyak membaca kitab hadits dan ilmunya di hadapan Al Allamah Syeikh As
Syafi’iyah Makkah Syeikh Muhammad Sa’id Ba Bashil. Beliau juga memperoleh
ilmu qira’at 14 dari Al Allamah Syeikh Muhammad As Syarbini
Ad Dimyathi.
Dalam menuntut ilmu, beliau benar-benar bermujahadah dengan terjaga di malam
hari, hingga terlihat kelebihan beliau dalam hadits dan ilmu-ilmunya, juga
menguasai fiqih dan ushulnya, serta ilmu qira’at. Sehingga para guru beliau
memberikan izin untuk mengajar. Syeikh Mahfudz mengajar di Bab As Shafa Masjid
Al Haram dan di rumah tempat beliau tinggal.
Dari beliau, keluar para ulama baik, yang berasal dari tanah Jawa maupun
Arab. Mereka adalah Kyiai Raden Dahlan As Samarani (Semarang), Kyiai Muhammad
Dimyathi At Tarmusi (Termas), Kyiai Khalil Al Lasimi (Lasem), Kyiai Muhammad
Hasyim bin Asy’ari Al Jumbani (Jombang), Kyiai Muhammad Faqih bin Abdi Al
Jabbar Al Maskumbani (Maskumambang), Kyiai Baidhawi, Kyiai Abdu Al Muhaimin
putra Abdul Aziz Al Lasimi, Kyiai Nawawi Al Fasuruwani (Pasuruan), Kyai Abbas
Buntet As Syirbuni (Cirebon), Kyiai Abdul Muhith bin Ya’kub As Sidarjawi As
Surabawi (Sidoarjo-Surabaya).
Yang juga meriayatkan dari Syeikh Mahfudz adalah As Syeikh Muhammad Al Baqir
bin Nur Al Jukjawi (Jogja), Kyiai Ma’shum bin Ahmad Al Lasimi (Lasem), Kyiai
Shiddiq bin Abdillah Al Lasimi (Lasem), Kyiai Abdul Wahhab bin Hasbullah Al
Jumbani (Jombang).
Sedangkan para ulama Arab dan lainnya yang mengambil periwayatan dari Syeikh
Mahfudz adalah Al Muhaddits Syeikh Habibullah As Syanqithi, Muhaddits Al
Harmain As Syeikh Hamdan, Syeikh Ahmad Al Mukhalilati, Syeikh Umar bin Abi Bakr
Ba Junaid Al Makki, Syeikh Muhammad Abdul Baqi Al Ayubi Al Laknawi.
Beliau mengajar dengan menggunakan bahasa Arab fuskha (fasih) sebagai
pengantar, walau terkadang beliau campur dengan bahasa Jawa. Karya-karya beliau
antara lain, Al Manhaj Dzawi An Nadhr fi Syarh Alfiyah Al Atsar, Al
Mauhibah Dzi Al Fadhl fi Hasyiyah Muqaddimah Ba Fadhal (4 jilid),
Nail Al Ma’mul Hasyiyah Ghayah Al Wushul ala Lubb Al Ushul (3
jilid), Is’af Al Mathali’ bi Syarh Al Badr Al Lami’ Nadzmi Jam’i Al
Jawami’ (2 jilid) Hasiyah Takammulah Al Minhaj Al Qawim (1
jilid), Ghunyah At Thalabah bi Syarh At Thayyibah fi Al Qaira’at Al
Asyrah (1 jilid), Kifayah Al Mustafid li Ma Ala Asanid,
yang berisi periwayatan Syeikh Mahfudz dalam semua disiplin ilmu dan lainnya.
Syeikh Mahfudz At Tarmusi memang pantas untuk dikagumi, apalagi bagi
kalangan ahlu al isnad, yang mengatahui dari siapa saja beliau
memperoleh ilmu dan dari kitab apa saja. Tidak hanya dalam bidang hadits saja,
untuk kitab-kitab tafsir, fikih, qira’at, nahwu-sharaf, akhlak-tashawuf, bahkan
sampai amalan dzikir, semuanya berasal dari para ulama yang memilki sanad
bersambung hingga penulis kitab-kitab tersebut.
Berikut ini nama-nama kitab yang beliau pelajari dari berbagai disiplin ilmu
yang seluruhnya bersanad hingga penulisnya, yang ditulis oleh Syeikh Al
Muahfudz dalam karya beliau yang berjudul, Kifayah Al Mustafid li Ma
‘Ala min Al Asanid.
Tafsir
Syaikh Mahfudz At Tarmusi telah mengkaji beberapa kitab tafsir seperti
Tafsir Al Jalalain, yang merupakan karya Imam Jalaluddin Al Mahalli (864 H) dan
Imama Jalaluddin As Suyuthi (911 H), Tafsir Al Baidhawi (691 H), Tafsir Imam Al
Fakhr Ar Razi (626 H), Tafsir Al Baghawi (516 H), Tafsir Al Khatabi As Syarbini
(977 H), juga Ad Dur Al Mantsur karya Imam As Suyuthi. Semua kajian Syeikh
Mahfudz At Tarmusi terhadap kitab-kitab tersebut bersanad yang sampai kepada
para penulisnya.
Hadits
Kitab-kitab hadits yang pernah dipelajari oleh Syeikh Mahfudz melingkupi Al
Jami’ As Shahih yang ditulis oleh Imam Al Bukhari (256), yang beliau simak 4
kali khatam dari Syeikh As Sayyid Abu Bakr Syatha. Beliau juga memiliki jalan
periwayatan lain yang lebih pendek tentang kitab ini dari As Sayyid Husain bin Muhammad
Al Habsyi. Selain Shahih Al Bukhari, beliau juga telah mempelajari Shahih
Muslim (261 H), Sunan Abu Dawud (275 H), Sunan At Tirmidzi (279 H), Sunan An
Nasa`i (303 H), Sunan Ibnu Majah (273 H), dengan bersanad.
Sanad hadits Syeikh Mahfudz juga sampai kepada para ulama mujtahid madzhab
yang membukakan hadits. Diantaranya adalah Al Muwaththa’ Imam Malik (179 H)
riwayat Yahya bin Yahya, Musnad Imam As Syafi’I (204 H), Musnad Abu Hanifah
(200 H), Musnad Ahmad (241 H), Mukhtashar Ibnu Abi Jamrah (695 H), As Syifa`
Qadhi Iyadh (544 H), As Syamail At Tirmidzi, Al Arba’in An Nawawiyah (676 H),
Al Jami’ As Saghir karya Imam As Suyuthi, Al Mawahib karya Al Qasthalani (923
H). Dalam kitab sejarah, kitab As Sirah Al Halabiyah karya Ali Al Halabi (1044
H) serta As Sirah karya As Sayyid Ahmad Dahlan (1304 H), Syeikh Mahfudz pun
memiliki sanadnya.
Fiqih
Beberapa kitab fikih yang dikaji oleh Syeikh At Tarmusi juga sanadnya
menyambung kepada penulis. Di antaranya adalah Tuhfah Al Muhtaj dan karya Ibnu
Hajar Al Haitami (964 H) lainnya. Selain itu ada juga Nihayah Al Muhtaj dan
lainnya dari karya Imam Ar Ramli, Al Iqna dan Mughni Al Muhtaj karya Khatib As
Syarbini. Periwayatan kitab-kitab karya Imam An Nawawi (676 H) dan Imam Ar
Rafi’i (623 H) juga beliau miliki.
Ilmu Alat
Kitab-kitab ilmu alat yang dipilajari Syeikh Mahfudz juga diambil dari para
ulama yang sanadnya sampai kepada penulis. Dari kitab-kitab tersebut adalah
Matn Al Ajurrumiyah, karya Muhammad As Shanhaji (723 H), Al Alfiyah Ibnu Malik
(672 H), Mughni Al Labib karya Ibnu Hisyam (761 H), Kitab Sibawaih (180 H), As
Shihah karya Imam Al Jauhari (393 H), Al Qamus karya Fairuz Abadi (816 H),
Talhis Al Miftah karya Khatib Jalal Ad Din Al Qazwini (739 H), Arus Al Afrah
karya Bahauddin As Subki (763 H), Uqud Al Juman karya Imama As Suyuthi, As
Syathibiyah (590 H), Syarh Al Baiquniyah, karya Az Zurqani (1122 H), serta
Syarh An Nukhbah karya Ibnu Hajar serta Alfiyah Al Iraqi (806 H) yang disyarah
oleh Ibnu Hajar.
Ilmu Ushul dan Aqidah
Kitab-kitab ilmu ushul fiqih yang sanadnya dimiliki oleh Syeikh At Tarmusi
juga bersambung kepada para penulisnya antara lain, Al Waraqat karya Imam Al
Haramain (478 H), Syrah Mukhtashar Ibnu Hajib karya Adhad Ad Din Al Iji (756
H), Minhaj Al Wushul karya Imam Al Baidhawi, serta Jam’u Al Jawami’ karya Taj
Ad Din As Subki (771 H). Sedangkan dalam kitab aqidah seperti Al Jauharah karya
Imam Al Laqani dan Al Umm Al Barahin karya Imam As Sanusi (895 H), Syeikh At
Tarmusi juga memiliki sanadnya.
Akhlak dan Tasawuf
Untuk Kitab-kitab yang berkenaan dengan tashawuf dan akhlak seperti Al Hikam
karya Ibnu Athaillah As Sakandari (709 H), Ar Risalah Al Qusyairiyah (475 H),
Minhaj Al Abdidin dan Al Ihya’ karya Imam Al Ghazali (505 H), Awarif wa Al
Ma’arif karya Imam As Suhrawardi (632 H), Syeikh Mahfudz At Tarmusi juga
memiliki sanadnya hingga para penulisnya.
Tidak hanya kitab, namun amalan-amalan juga sampai kepada para ulama, salah
satunya adalah hizb An Nawawi yang diamalkan oleh Imam An Nawawi.
Masih banyak kitab lainnya dimiliki periwayatannya oleh Syeikh Mahfudz At
Tarmusi, karena banyak kitab yang tidak beliau sebutkan judulnya, namun beliau
cukupkan dengan penulisnya, dengan menyebutkan semisal, “seluruh karya Imam Al
Ghazali”.
Membukukan Guru dan Periwayatan, Tradisi para Ulama
Dengan demikian, di samping menjaga tradisi para salaf dalam mencari ilmu,
memperoleh ilmu dengan cara mengambil dari guru yang memiliki sanad sampai ke
penulis kitab, meminimalkan kesalahan pemahaman menganai isi kitab tersebut.
Sedangkan Syeikh Mahfudz At Tarmusi mencatat sanad yang beliau miliki, juga
dalam rangka meneladani para ulama sebelumnya. Sebagaimana juga Imam An Nawawi
menjelaskan bahwa hendaknya pengajar ilmu dan para pencarinya memahami sanad,
dinilai buruk bagi mereka yang jahil terhadapnya, karena para guru manusia
dalam ilmu merupakan bapak-bapak mereka dalam dien, yang menyambungkan antara
dia dan Rabb Al Alamin. Sebagaimana juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar secara
marfu,” Ilmu adalah dien dan shalat adalah dien. Maka lihatlah dari siapa kalian
mengambil ilmu dan bagaimana kalian melaksanakan shalat tersebut. Sesungguhnya
kalian ditanya pada hari kiamat.” (Riawayat Ad Dailami).
Dalam tradisi para ulama, buku yang ditulis seorang ulama untuk menjelaskan
para guru dan periwayatan dari mereka, disebut sebagai tsabat,
dengan bentuk plural atsbat. Yang kemungkinan berasal dari
kata at tsabt, yang bermakna hujjah. Dengan demikian kitab
tersebut merupakan hujjah bagi penulisnya, karena disebutkan di dalamnya para
guru dan sanadnya. Hal ini berlaku bagi ahlu al masyriq, yakni
mereka yang hidup di belahan bumi bagian timur. Sedangkan kalangan ahlu
al maghrib (penduduk dunia bagian barat) menyebutnya sebagai fahras.
Kelebihan Syeikh Mahfudz dikenal di berbagai kalangan, dari ketawadhu’an
hingga kebaikan akhlak. Beliau juga tidak terlibat hal-hal yang tidak berguna.
Datang dari Jawa ke Tanah Suci dengan perbekalan seadanya. Beliau juga dikenal
sebagai alim yang wara’. Rumah beliau banyak didatangi para pencari ilmu, baik
untuk sekedar mengucap salam maupun untuk mencari ilmu.
Beliau wafat di Makkah di tanggal 1 Rajab, sesaat sebelum adzan Maghrib hati
Ahad, malam Senin tahun 1336 H. Jenazah beliau diantar banyak orang, dan
dimakamkan di pemakaman Al Ma’la. Beliau meninggalkan satu anak, yakni Kyiai
Muhammad bin Mahfudz. Semoga Allah merahmati beliau.
Al Manar Press
Posting Komentar