Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Rahasia Puasa

Rahasia Puasa


Sebagai muslim  yang  sejati,  kedatangan dan  kehadiran Ramadhan  yang mulia pada  tahun  ini  merupakan  sesuatu  yang  amat  membahagiakan  kita.  Betapa tidak,  dengan menunaikan  ibadah  Ramadhan,  amat  banyak  keuntungan  yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.  Disinilah  letak pentingnya bagi kita untuk membuka  tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.

Paling tidak, ada lima rahasia  puasa  yang  bisa  kita  buka  untuk  selanjutnya  bisa  kita  rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.

1.    Menguatkan Jiwa.  
Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya,  lalu  manusia  itu  menuruti  apapun  yang  menjadi  keinginannya meskipun  keinginan  itu  merupakan  sesuatu  yang  bathil  dan  mengganggu serta merugikan  orang  lain.  Karenanya,  di  dalam  Islam  ada  perintah  untuk memerangi  hawa  nafsu  dalam  arti  berusaha  untuk  bisa mengendalikannya, bukan  membunuh  nafsu  yang  membuat  kita  tidak  mempunyai  keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.  

Manakala dalam peperangan  ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan  terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan.  Allah  memerintahkan  kita  memperhatikan  masalah  ini  dalam firman-Nya  yang  artinya, “Maka  pernahkah  kamu  melihat  orang  yang menjadikan  hawa  nafsunya  sebagai  Tuhannya  dan  Allah  membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya.” (QS 45:23).  

Dengan  ibadah  puasa,  maka  manusia  akan  berhasil  mengendalikan  hawa nafsunya  yang  membuat  jiwanya  menjadi  kuat,  bahkan  dengan  demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci  dan  ini  akan membuatnya mampu mengetuk  dan membuka  pintu-pintu langit  hingga  segala  do’anya  dikabulkan  oleh  Allah  Swt,  Rasulullah  Saw bersabda yang artinya, “Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga  berbuka,  pemimpin  yang  adil  dan  do’a  orang  yang  dizalimi  (HR. Tirmidzi).

2.    Mendidik Kemauan.  
Puasa mendidik  seseorang  untuk memiliki  kemauan  yang  sungguh-sungguh dalam  kebaikan, meskipun  untuk melaksanakan  kebaikan  itu  terhalang  oleh berbagai  kendala.  Puasa  yang  baik  akan  membuat  seseorang  terus mempertahankan  keinginannya  yang  baik,  meskipun  peluang  untuk menyimpang begitu besar.  

Karena  itu, Rasulullah Saw menyatakan: Puasa  itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan  rohani yang prima akan membuat seseorang  tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

3.    Badan.  
Disamping kesehatan dan kekuatan  rohani, puasa yang baik dan benar  juga akan memberikan  pengaruh  positif  berupa  kesehatan  jasmani.  Hal  ini  tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter  atau  ahli-ahli  kesehatan  dunia  yang  membuat  kita  tidak  perlu meragukannya  lagi.  Mereka  berkesimpulan  bahwa  pada  saat-saat  tertentu, perut memang  harus  diistirahatkan  dari  bekerja memproses makanan  yang masuk sebagaimana  juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam  Islam, isi  perut  kita memang  harus  dibagi menjadi  tiga,  sepertiga  untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

4.    Mengenal Nilai Kenikmatan.  
Dalam  hidup  ini,  sebenarnya  sudah  begitu  banyak  kenikmatan  yang  Allah berikan  kepada  manusia,  tapi  banyak  pula  manusia  yang  tidak  pandai mensyukurinya.  Dapat  satu  tidak  terasa  nikmat  karena  menginginkan  dua, dapat  dua  tidak  terasa  nikmat  karena  menginginkan  tiga  dan  begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang  diperolehnya  sebenarnya  sudah  sangat menyenangkan  karena  begitu banyak  orang  yang memperoleh  sesuatu  tidak  lebih  banyak  atau  tidak  lebih mudah dari apa yang kita peroleh.

Maka  dengan  puasa,  manusia  bukan  hanya  disuruh  memperhatikan  dan merenungi  tentang  kenikmatan  yang  sudah  diperolehnya,  tapi  juga  disuruh merasakan  langsung  betapa  besar  sebenarnya  nikmat  yang  Allah  berikan kepada  kita.  Hal  ini  karena  baru  beberapa  jam  saja  kita  tidak  makan  dan minum  sudah  terasa  betul  penderitaan  yang  kita  alami,  dan  pada  saat  kita berbuka  puasa,  terasa  betul  besarnya  nikmat  dari  Allah  meskipun  hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar  kita  selanjutnya  menjadi  orang  yang  pandai  bersyukur  dan  tidak mengecilkan  arti  kenikmatan  dari  Allah meskipun  dari  segi  jumlah memang sedikit dan kecil.  

Rasa syukur memang akan membuat nikmat  itu bertambah banyak, baik dari segi  jumlah atau paling  tidak dari segi  rasanya, Allah berfirman yang artinya, “Dan  (ingatlah  juga),  tatkala  Tuhanmu  memaklumkan:  "Sesungguhnya  jika kamu  bersyukur,  pasati Kami  akan menambah  (nikmat)  kepadamu,  dan  jika kamu mengingkari  (nikmat-Ku), maka  sesungguhnya  azab-Ku  sangat  pedih (QS 14:7).

5.    Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain.  
Merasakan  lapar  dan  haus  juga  memberikan  pengalaman  kepada  kita bagaimana  beratnya  penderitaan  yang  dirasakan  orang  lain.  Sebab pengalaman  lapar  dan  haus  yang  kita  rasakan  akan  segera  berakhir  hanya dengan  beberapa  jam,  sementara  penderitaan  orang  lain  entah  kapan  akan berakhir.  
Dari  sini,  semestinya  puasa  akan  menumbuhkan  dan  memantapkan  rasa solidaritas  kita  kepada  kaum muslimin  lainnya  yang mengalami  penderitaan yang  hingga  kini masih  belum  teratasi. Oleh karena  itu, sebagai simbol dari  rasa solidaritas  itu, sebelum Ramadhan berakhir,  kita  diwajibkan  untuk  menunaikan  zakat  agar  dengan  demikian setahap  demi  setahap  kita  bisa  mengatasi  persoalan-persoalan  umat  yang menderita. Bahkan zakat  itu  tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan  menderita,  tapi  juga  bagi  kita  yang  mengeluarkannya  agar  dengan demikian, hilang kekotoran  jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya:

Ambillah zakat dari sebagian  harta  mereka,  dengan  zakat  itu  kamu  membersihkan  dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu  (menjadi) ketentraman  jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar  lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).


Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya "Al Ibadah Fil Islam"
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger