Sebagai muslim yang
sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia
pada tahun ini merupakan sesuatu yang
amat membahagiakan kita. Betapa tidak, dengan menunaikan
ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan
kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.
Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia
puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.
Paling tidak, ada lima rahasia
puasa yang bisa kita buka untuk
selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah
Ramadhan.
1.
Menguatkan Jiwa.
Dalam hidup hidup, tak sedikit kita
dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu
manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya
meskipun keinginan itu merupakan sesuatu
yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang
lain. Karenanya, di dalam Islam ada
perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam
arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh
nafsu yang membuat kita tidak mempunyai
keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.
Manakala dalam peperangan ini
manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia
yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari
kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung
mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan
kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya
yang artinya, “Maka pernahkah
kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya
sesat berdasarkan ilmu-Nya.” (QS 45:23).
Dengan ibadah
puasa, maka manusia akan berhasil
mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya
menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan
memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci
dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka
pintu-pintu langit hingga segala do’anya
dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah Saw
bersabda yang artinya, “Ada tiga golongan orang yang tidak
ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka,
pemimpin yang adil dan do’a orang
yang dizalimi (HR. Tirmidzi).
2.
Mendidik Kemauan.
Puasa mendidik seseorang
untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam
kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu
terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang
baik akan membuat seseorang terus mempertahankan
keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk
menyimpang begitu besar.
Karena itu, Rasulullah Saw
menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka
puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan
rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun
telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan
kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa
meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.
3.
Badan.
Disamping kesehatan dan
kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan
memberikan pengaruh positif berupa kesehatan
jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw,
tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli
kesehatan dunia yang membuat kita tidak
perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan
bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus
diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk
sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam
Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi
tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga
untuk udara.
4.
Mengenal Nilai Kenikmatan.
Dalam hidup ini,
sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan
yang Allah berikan kepada manusia, tapi
banyak pula manusia yang tidak pandai
mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa
nikmat karena menginginkan dua, dapat dua
tidak terasa nikmat karena menginginkan
tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau
memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya
sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak
orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih
banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.
Maka dengan puasa,
manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan
merenungi tentang kenikmatan yang sudah
diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan
langsung betapa besar sebenarnya nikmat
yang Allah berikan kepada kita. Hal ini
karena baru beberapa jam saja kita
tidak makan dan minum sudah terasa betul
penderitaan yang kita alami, dan pada
saat kita berbuka puasa, terasa betul
besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa
sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna
mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan
agar kita selanjutnya menjadi orang yang
pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan
dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan
kecil.
Rasa syukur memang akan membuat
nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau
paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya, “Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasati Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih (QS 14:7).
5.
Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain.
Merasakan lapar
dan haus juga memberikan pengalaman kepada
kita bagaimana beratnya penderitaan yang
dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar
dan haus yang kita rasakan akan segera
berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara
penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir.
Dari sini,
semestinya puasa akan menumbuhkan dan
memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum
muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang
hingga kini masih belum teratasi. Oleh karena itu,
sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan
berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan
zakat agar dengan demikian setahap demi
setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan
umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi
kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga
bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan
demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti
gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya:
“Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk
mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).
Dr. Yusuf
Qardhawi dalam kitabnya "Al Ibadah Fil Islam"
Posting Komentar