Waktu terus berjalan
lurus ke depan. Cepat sekali, dan tidak akan pernah kembali. Rasanya Ramadhan
ini baru saja kita masuki, tidak terasa sekarang sudah berada di sepertiga
waktu penghujungnya. Sebagian orang masih bersantai-santai, membuang waktu
sambil menunggu waktu berbuka, menyia-nyiakan kesempatan yang sangat istimewa
ini tanpa aktivitas ibadah. Sebagian yang lain tampak sangat serius, i’tikaf di
masjid siang dan malam, memanfaatkan setiap detik waktu untuk pendekatan diri
kepada Allah. Khawatir Ramadhan segera meninggalkan mereka, sementara belum
banyak amal ibadah yang dilakukan.
Apapun yang kita
kerjakan pada bulan mulia ini, akhirnya toh waktu terus menggulung dan kita
akan dipaksa memasuki bulan baru. Ramadhan sebentar lagi berlalu, berganti
Syawal. Betapa cepat waktu berlalu, mana ibadahmu? Mana tilawah dan tadarusmu ?
Mana rakaat panjang dalam tarawihmu ? Mana istighfarmu? Mana taubatmu ? Mana
infakmu ? Mana zakatmu ? Mana dzikirmu ? Padahal hari-hari sangat cepat
berganti, Ramadhan sudah mau pergi, namun mengapa masjid semakin sepi?
Di antara hal yang
mematikan kehidupan manusia adalah kekosongan waktu (faragh). Ada banyak
manusia yang menghanguskan waktu mereka untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya
bagi kebaikan diri dan masyarakat, bahkan sebagian yang lain menghabiskan
sebagian besar waktu mereka untuk sesuatu yang justru menzhalimi dan merusak
diri serta masyarakat. Kerugian sudah pasti akan menjadi milik mereka.
Perhatikanlah betapa
berharga waktu-waktu yang kita miliki. Sungguh amat sangat terbatas jatah waktu
yang Allah berikan kepada masing-masing kita, sudah semestinya kita
mengoptimalkan setiap detik waktu yang ada untuk kebaikan. Jika kita memiliki
waktu 5 menit saja yang terbuang percuma setiap harinya, maka selama setahun
ada 1.825 menit atau 30,42 jam waktu yang terbuang. Apabila Allah mengaruniakan
usia 60 tahun kepada kita, maka ada 1.825 jam atau 76 hari yang terbuang
percuma.
Cobalah kita cermati
secara seksama, apakah waktu kita yang terbuang percuma lebih dari 5 menit
setiap harinya? Aktivitas apakah yang anda kerjakan di waktu pagi, siang, sore
atau malam hari? Kadang ada suasana santai yang menghanguskan banyak waktu.
Pada beberapa kalangan, waktu senggang tersebut dimanfaatkan untuk mengobrol
dengan tetangga atau teman tanpa tujuan yang jelas. Setiap harinya bisa
menghabiskan waktu hingga dua jam untuk omong kosong tersebut, bahkan lebih,
dengan tema yang tidak terarah dan semata-mata mengisi waktu luang. Baik di
kantor, di rumah, ataupun di restoran dan tempat-tempat umum lainnya, mengobrol
seakan-akan telah menjadi kebutuhan pokok.
Jika sehari
menggunakan 2 jam waktu untuk mengobrol dengan teman atau tetangga, maka dalam
setahun ada 730 jam atau 30,42 hari mengobrol. Jika jatah usia kita 60 tahun
maka kurang lebih ada 43.800 jam atau setara dengan 1.825 hari atau 60 bulan
atau 5 tahun waktu kita yang habis untuk kepentingan mengobrol saja. Apabila
obrolannya membawa manfaat bagi kebaikan diri dan masyarakat, tentu tidak
menjadi masalah. Akan tetapi jika obrolannya sekedar menyebarkan isu dan gosip,
membicarakan kejelekan orang lain, dan dalam konteks “daripada bengong”, maka
sudah barang tentu akan membawa berbagai kerugian.
Jika seseorang
mengandalkan ibadahnya hanya kepada shalat wajib lima waktu saja, maka dengan
rata-rata pelaksanaan sekali shalat wajib 5 menit, sehari mengerjakan shalat 25
menit. Dengan demikian setahun ada 9.125 menit atau 152 jam atau 6,3 hari saja
untuk shalat. Jika jatah usianya 60 tahun, maka untuk ibadah hanya memerlukan
9.125 jam, atau setara dengan 380,2 hari atau 12 bulan atau satu tahun. Padahal
untuk mengobrol saja memerlukan waktu 5 tahun.
Tentu saja tidak
dilarang untuk mengobrol, jika ada tujuan dan kemanfaatan yang jelas. Akan
tetapi hendaknya kita sangat memperhatikan alokasi penggunaan waktu dalam
kehidupan sehari-hari, agar tidak hangus secara percuma. Ada banyak waktu yang
perlu kita hemat dalam kehidupan sehari-hari. Saat anda di kamar mandi, di meja
makan, di kamar saat berganti pakaian atau berhias, di depan televisi, di halte
bus, dan di berbagai tempat privat maupun publik. Jika suatu aktivitas telah
anda selesaikan, jangan membiarkan ada waktu jeda atau waktu luang yang
dibiarkan berlalu sia-sia. Segera kerjakan aktivitas lainnya.
Ust. Cahyadi
Ust. Cahyadi
Posting Komentar