Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Yang Penting Tidak Putus Asa

Yang Penting Tidak Putus Asa


Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang telah melampaui batas –yang telanjur terjerumus terlalu dalam di jurang dosa dan kegelapan, bahwa kasihKu meliputi segalanya agar janganlah berputus asa, karena putus asa hanya pantas bagi orang yang mati dalam kekafiran.

Selama hayat masih dikandung badan, selama masih bisa bernapas, selama masih hidup, selama nyawa belum sampai tenggorokan, tidak ada kata terlambat untuk berusaha kembali kepada jati diri manusia: berbuat baik, sekecil apapun perbuatan baik itu. Jati diri manusia, fitrah manusia, aslinya manusia, diciptakan untuk berbuat baik. 

Manusia, secara jasmani adalah keturunan Nabi Adam AS. Beliau diciptakan Tuhan dengan TanganNya Sendiri, ditiupi ruh dengan NapasNya Sendiri. Tuhan Maha Baik telah menciptakan Adam AS beserta keturunannya agar  mewarisi sifat baik. Tanah liat sebagai bahan dasar untuk membentuk Adam AS membuahkan sifat rendah hati sebagai sifat yang paling pas untuk manusia.

Ruhani manusia, termasuk ruhani Adam AS dan malah segenap alam semesta,  diciptakan Tuhan dari serpihan Nur Muhammad SAW. Nur Muhammad SAW, makhluk yang paling pertama diciptakan Tuhan, yang menjadi asal segala ciptaan, diutus untuk Kasih bagi semesta alam. Tidaklah Aku mengutusmu selain untuk Kasih bagi semesta Alam.

Nafsu manusia, keinginan manusia, yang cenderung mengajak melakukan apa saja tanpa peduli baik-buruk, telah diiming-imingi setan agar manusia mengingkari jati-dirinya sendiri. Tuhan Maha Pengampun pun Maha Tahu, bahwa kita pada umumnya pasti sangat sering  terjerumus.  Begitu pandai setan membujuk. 

Makin lama sejarah hidup manusia, makin beragam sarana dan prasarana setan untuk menyesatkan. Makin besar kemungkinan manusia terpesona bujuk-rayunya. Setan, dengan sumpahnya untuk menjadikan sebanyak mungkin anak-cucu Adam AS sebagai teman di neraka kelak, beranak-pinak pula tak terhitung jumlahnya, makin besar pula pasukannya. 
  
Bahaya terbesar manusia bukanlah pada dosa dan kesalahan. Buat apa Tuhan Maha Pengampun, jika manusia tak pernah berbuat dosa dan sesat? Seberapa besar pun dosa kita, jika dibandingkan Maha Pemaaf Tuhan, hanyalah seperti sebutir debu di padang pasir seluruh bumi. 

Bahaya terbesar manusia adalah putus-asa, putus harapan. Putus-asa, putus harapan, itulah tujuan utama setan menyeret kita berbuat buruk. Ketika terlalu banyak kita berbuat buruk, berarti terlalu jauh kita meninggalkan jati diri kita. Setelah itu, setan pun meyakinkan kita bahwa tak mungkin lagi kita kembali.

Tuhan menunggu kita kembali sepanjang waktu ketika kita masih hidup, setan membisiki kita tak mungkin kembali. Yang Pasti, lebih baik kita percaya kepada Tuhan saja. 



KH. M. Fuad Riyadi
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger