Demikian pula diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, ketika
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam telah wafat , Ahnaf bin Qais Ra berkata:
"Ketika aku keluar dengan pedangku, aku bertemu dengan Abu Bakrah Ra
".
Abu Bakrah Ra (bukan Abubakar Ashhiddiq ra) adalah salah seorang
sahabat yang diakui sebagai Al Arif billah, seseorang yang terkenal dan telah
mencapai derajat yang tinggi dalam keilmuan dan keshalihannya di kalangan para
sahabat, kemudian beliau bertanya kepada Ahnaf bin Qais: "wahai Ahnaf,
engkau mau kemana?"
Maka ia menjawab : "Aku mau menolong sayyidina
Ali bin Abi Thalib Kw", yang ketika itu sedang terjadi percekcokan dengan
sayyidah Aisyah ummul mu'minin Ra dalam perang Jamal. Maka Abu Bakrah Ra
berkata : "Berbalik dan pulanglah!!", maka ia berkata: "mengapa
aku harus pulang, sedangkan aku ingin menolong sayyidina Ali", sayyidina
Abu Bakrah terus mendesaknya untuk pulang dan berkata, aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا تَوَاجَهَ الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِى النَّارِ
" Apabila dua orang muslim saling berhadapan
dengan kedua pedangnya maka si pembunuh dan yang dibunuh sama-sama
dineraka"
Maka ketika itu Abu Bakrah bertanya kepada Rasulullah:
"wahai Rasulullah, sudah pasti orang yang membunuh dia di neraka, tapi
yang dibunuh mengapa juga di neraka, apa kesalahannya?".Maka Rasulullah
menjawab: "yang dibunuh pun telah bermaksud untuk membunuh temannya itu
", maka keduanya sudah memiliki niat untuk membunuh, padahal yang sedang bertikai adalah kelompok sayyidina Ali
bin Abi Thalib dan kelompok sayyidah Aisyah Ra ummul mu'minin, tidak mungkin
keduanya masuk ke dalam neraka dengan kejadian pertiakaian ini.
Di saat itu sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw sebagai
Khalifah, dan ketika itu sayyidah Aisyah, sayyidina Zubair bin 'Awwam dan 'Amr
bin Ash Radiyallahu 'anhum ajma'in, mereka ingin menuntut pembunuh sayyidina
Utsman bin Affan yang bersembunyi memohon pertolongan kepada sayyidina Ali bin
Abi Thalib dan jangan sampai mereka dibunuh, maka sayydina Ali berkata bahwa
permasalahan sudah selesai, maka dua kelompok bertemu, kelompok sayyidina Ali
bin Abi Thalib dan kelompok sayyidah Aisyah yang menuntut untuk segera
mengadili orang yang membunuh sayyidina Utsman bin Affan
Maka sayyidina bin Abi Thalib meminta agar mereka tenang
saja, karena kekhalifahan sudah diserahkan kepada sayyidina Ali maka dialah
yang mengadili pembunuh sayyidina Utsman, maka kelompok sayyidah Aisyah pun
tenang, namun orang yang membunuh sayyidina Utsman yang bersembunyi di dalam
kelompok sayyidina Ali setelah melihat kejadian mereka tahu bahwa mereka akan
diadili juga oleh sayyidina Ali, bukan justru dibebaskan, maka merekapun takut
dan khawatir.
Akhirnya mereka menjadi profokator yang kemudian menyerang
kelompok sayyidah Aisyah dan terjadilah peperangan dan kelompok sayyidah Aisyah
yang kalah sehingga mereka bisa selamat, cara memprofokasi seperti ini sudah
ada dari zaman Khulafa'ar rasyidin, maka pasukan orang-orang yang membunuh
sayyidina Utsman bin Affan, kaum munafik itu menyerang kelompok sayyidah Aisyah
dan merekapun membela diri dan terjadilah pertumpahan darah, tidak lama
kemudian peperangan selesai dan sayyidina Ali bin Abi Thalib yang memenangkan
peperangan itu, para sahabat enggan untuk memerangi sayyidina Ali karena dia
adalah Babul 'Ilm (pintu ilmu), tetapi para sahabat ingin melindungi ummul
mu'minin, istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka disaat itu para
sahabat yang lain bertanya: " wahai Khalifah, bagaimana dengan mereka yang
kalah, kita tangkap saja mereka", maka sayyidina Ali marah mendengar hal
itu, dan berkata: " siapa yang mau menangkap istri Rasulullah, siapa yang
mau mengambil harta Rasulullah?!", semuanya terdiam. Akhirnya maslah pun
terselesaikan dan tidak ada masalah lagi.
Hal ini sudah terjadi di masa lalu, kalau sudah terjadi hal
yang seperti ini, maka pantaslah jika Abu Bakrah berkata kepada Ahnaf bin Qais
untuk kembali pulang dan tidak ikut-ikutan dalam dalam percekcokan yang terjadi
antara sayyidina Ali dan sayyidah Aisyah Ra, sayyidina Abu Bakrah mengetahui
jika semakin banyak yang datang kesana, maka permasalahan akan semakin rumit.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar