Dini hari kian mendekati fajar, malam ini aku menginap ditempat kerja, bukan karena banyak pekerjaan, melainkan untuk kembali belajar, iya, belajar tentang banyak hal. Baik yang sudah pernah aku ketahui dan kini hilang termakan lupa atau hal-hal baru yang sama sekali belum aku ketahui.
2 minggu ditempat baru cukup
banyak memberikan hal baru yang “memaksaku” untuk kembali belajar, belajar
menyiasati rasa sayang, kangen, setia, belajar mengalihkan perasaan malu,
sungkan, rendah diri, belajar menyesuaikan diri dan setumpuk perasaan
perusak lainnya. Tiap malam aku “berjuang” untuk sekedar melelapkan diri dalam
buaian mimpi, acap kali aku tersungkur, mataku tak bisa terpejam.
Dalam gelapnya kamar aku mencoba
menahan kemarau dipipiku agar mendung tebal yang menggelayuti hatiku tidak
berubah menjadi rintik hujan yang mengalir dari dikedua mataku, sambil aku
berbisik lirih “Ya Alloh….inilah kerapuhanku, inilah kelemahanku…… inilah
kebodohanku …… inilah kekerdilanku…… inilah kekuranganku”.
Mendadak
hadir 2 wajah yang sudah tidak asing lagi bagiku, merekalah anak dan istriku,
aku semakin lirih bergumam “Ya robb…. hamba sudah sangat bersyukur dan
menerima keadaan ini, jika saat ini hamba memohon “dunia” kepada-Mu itu hanya
untuk kebahagiaan anak dan istriku”
Tiba-tiba dari relung hatiku ada
suara keras menindih do’aku
“Apa kamu yakin harta benda akan membahagiakan
mereka? Apa kamu kira mereka sekarang ini belum bahagia? Apa kamu kira
kebahagiaan itu ada pada harta benda berlimpah? apa kamu akan menukar kekayaan
hati yang selama ini sudah Alloh berikan dengan kekayaan harta?”
Lidahku kelu, pikiranku beku,
hatiku membisu, wajahku menunduk lesu sekaligus malu, layaknya pesakitan
menantikan vonis berat. Dalam diamku, Astaghfirullohal ‘adhiim ……Hanya Engkau
Yang Maha Tahu, Maha Kaya, Maha Segalanya, hamba hanya makhluk lemah
ciptaan-Mu, hamba manusia yang banyak dosa dan salah, tak ada lagi yang bisa
hamba ucapkan demi melihat semua anugerah yang telah Engkau berikan kepada
kami, hanya puji Alhamdulillah ….. alhamdulillah ….. segala puji hanya bagi-Mu.
Semoga kami Engkau anugerahi
iman yang benar-benar meresap kedalam relung hati kami dan keyakinan yang
lurus, sehingga hati kami tahu bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Mu,
sehingga hati, akal pikiran kami menerima bagian taqdir-Mu yang telah Engkau
gariskan untuk kami, meskipun itu getir.
Kiriman dari: Muhammad Yazid
Posting Komentar