Bangkitlah Pemuda

Masa muda adalah masa yang penuh dengan semangat dan gairah, atau dalam istilah Bang Haji Rhoma irama adalah masa yang berapi-api. Semangat tampaknya sudah menjadi karakteristik yang sudah mendarah daging dalam diri seorang pemuda. Sejarah telah mencatat bahwa kemerdekaan RI mampu diraih dengan gilang gemilang tidak lepas dari besarnya andil para pemuda saat itu.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa masa muda adalah masa yang tepat untuk menentukan masa depan. Oleh karena itu semangat yang sudah melekat di dalam karakteristik para pemuda seyogyanya mampu dijaga dan dipupuk dengan baik, jadikan masa muda dengan kecerahan untuk dapat menggapai masa depan yang cerah.

Terlepas dari semua itu tampaknya kita juga tidak dapat pungkiri bagaimana brutalnya para pemuda. Pengerusakan, tawuran, bahkan pelecehan seksual terjadi di mana–mana yang notabene menjadi aktor utamanya adalah para pemuda. Buruknya perangai para pemuda saat ini nampaknya sudah menyebar kepada setiap jati diri para pemuda, baik itu pemuda yang tidak punya pendidikan atau pemuda yang dikategorikan pernah mengenyam pendidikan (pendidikan agama atau umum).

Sebut saja bagai mana keberutalan pemuda yang masih berstatus pelajar yang lebih suka tawuran, bakuhantam, kumpul kebo dsb. Belum lagi kebrutalan yang dilakukan oleh para mahasiswa mulai dari tawuran antar fakultas, perusakan kampus sampai demo anarkis yang sudah tentu akan merugikan banyak orang, seperti yang telah kita ketahui dari media massa baik media cetak maupun media elektronik. Belum lagi kebrutalan pemuda secara umum seperti bagaimana kesukaan mereka berhubungan antar lawan jenis, mereka rela menjual harga diri mereka dengan alasan cinta padahal tidak lebih dari pelampiasan nafsu birahi belaka.

Tentu masih banyak persoalan para pemuda yang tidak bisa kita sebut satu per satu. Memang ada yang mengatakan kenakalan anak muda adalah suatu hal yang wajar karena tidak lebih sebagai bentuk luapan emosi pada masa–masa puberitas, namun perlu diketahui bahwa masa puberitas bukanlah suatu hal yang negatife cuma para pemuda saja tidak bisa memanagtnya dengan baik.

Setelah kita tahu begitu buramnya potret para pemuda saat ini mungkin kita akan bertanya mengapa itu semua bisa terjadi dan bagai mana solusinya. Kemajuan zaman yang ditandai dengan meningkatnya iptek mungkin adalah penyebab yang paling utama dalam rangka perusakan moral para pemuda masa kini. Sebagai contoh; sangat mudahnya kita mengakses apa saja yang kita inginkan melalui internet, belum lagi yang kita lihat dilayar kaca aksi–aksi para artis atau penyanyi yang melakoni suatu lakon dengan hal–hal yang tidak sewajarnya, yang mau tidak mau, cepat ataau lambat semua itu pasti akan meracuni moral dan kepribadian para pemuda.

Namun ingat semua itu adalah tantangan yang harus dilawan bukan dicegah. Kalau memang relitanya seperti itu berarti para pemuda berhadapan dengan buah simalakama, kalau dijauhi sudah didepan mata dan kalau dihadapi justru sebagai boomerang. Lalu bagai mana cara menghadapi semua itu?

Hanya ada satu kata untuk menghadapi segudang tantangan tersebut, ”mantapkan keyakinan keagamaan atau keimanan“. Orang lain boleh menganjurkan kita mempelajari bahasa Inggris dan mendalami komputer dalam rangka menghadapi kemajuan zaman. Namun bagi pemuda yang mampu memeneg masa puberitasnya dengan baik tentu ia akan sibuk memantapkan keimanannya karena ia sadar betapa besarnya ombak yang akan memporak porandakan puing – puing bangunan jiwa yag menjulang tinggi.

Wahai para pemuda persiapkanlah diri anda, yang suatu saat nanti menjdi pemuda yang berani mengatakan, “Biarkan zaman berubah asalkan akidah tidak goyah biarkan dunia edan asalkan keimanan tetap terpatri di badan.”
 

Habibul Adnan