Iman akan membuat hidup seseorang
jadi terarah. Kekuasaan dan kebebasan berfikir harus ada imbangannya. Allah
tidak ada imbangannya. Allah tidak hanya menganugerahkan akal pada manusia,
tapi juga hati. Kita memeng butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi
dengan keimanan akan membuat manusia semakin sadar akan hakikat dirinaya,
timbul pengakuan sebagaimana tersebuty dalam surah Ali imran ayat 191:
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِل
Artinya: “Ya Tuhan kami tiada sia-sia Engkau menciptakan ini.”
Iman juga berfungsi untuk mengendalikan nafsu. Makhluk yang bernama Malaikat cuma dianugerahakan akal saja tanpa nafsu, karena itu tidak ada malaikat yang mendurhakai allah, sehingga wajar kalau tiap hari berbuat salah. Sedangkan manusia di beri kedua-duanya akal sekaligus nafsu. Jika akal yang menguasai dirinya maka kebenaran akan menang dan meningkat ke derajat malaikat. Namun kalau nafsu yang mengendalikan dirinya maka sifat-sifat binatang yang menghiasi perilakunya. Sehingga ia turun derajat ke tataran binatang. Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah dalam surh At-Tin ayat 4 dan 5 yang berbunyi:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ
رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
Artinya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.”
Hikmah kedua adalah bahwasanya hijrah
merupakan perjalanan ibadah. Pada waktu hijrah, dorongan sahabat untuk ikut
tidak sama. Oleh karena itu Rasulullah SAW sebagaimana dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa menyatakan bahwa amal-amal perbuatan itu
tergantung pada niatnya dan bagi tiap orang apa yang diniatkannya.
Oleh karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai peringatan hijrah dan langkah memasuki tahun baru hijriah.
Oleh karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai peringatan hijrah dan langkah memasuki tahun baru hijriah.
Kemudian hikmah ketiga adalah bahwa
hijrah adalah perjalanan ukhuwah.
Kita bisa menyimak bersama bagaimana penduduk Madinah menyambut orang-orang mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergail dalam suasana ukhuwah yang berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia berasal dari Nabi Adam dan beliau diciptakan dari tanah. Maka bersatulah orang-orang muhajirin dan orang ansharsebagai saudara yang diikat oleh akidah. Dalam surah Al-Hujarat ayat 10 Allah Swt berfirman :
Kita bisa menyimak bersama bagaimana penduduk Madinah menyambut orang-orang mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergail dalam suasana ukhuwah yang berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia berasal dari Nabi Adam dan beliau diciptakan dari tanah. Maka bersatulah orang-orang muhajirin dan orang ansharsebagai saudara yang diikat oleh akidah. Dalam surah Al-Hujarat ayat 10 Allah Swt berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”
Dan kaum muhajirin dan anshar ini mendapat jaminan dari Allah akan masuk surga. Sebagaimana dalam surah At-taubah ayat 100 Allah Swt berfirman :
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ
اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Artinya: “Dan orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk iسlam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridla kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”
Diambil dari Khutbah Jumat di Bulan Muharram
Posting Komentar