Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami (750-810M), biasanya dikenal sebagai Abu-Nawas (Bahasa Arab:ابونواس), dia adalah seorang penyair dan juga pelawak dimasa Khalifah Harun Ar Rasyid.
Saya lebih menyoroti alangkah berbedanya
pelawak zaman salafus sholih dengan pelawak zaman kiwari. Saat pelawak masa
kini jangankan menangis karena takut dosanya, kadang dengan ringan melemparkan
candaan porno tanpa merasa takut pada pencipta-NYA.
Mari kita lihat doa sang pelawak Abu Nawas
ini, yang kalau kita yang dari kalangan Nahdliyyin terbiasa ba'da sholat Jumat di
mesjid sebelum beranjak membaca doa ini bersama-sama.
Mau tahu arti doanya? Yuk
kita terjemahkan.
"Ya Tuhanku, tidak pantas bagiku menjadi
penghuni surga Firdaus..
Namun, aku tidak kuat dengan panasnya api
neraka..
Maka
terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku..
Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun
dosa-dosa besar..
Dosaku seperti jumlah pasir di Sahara luas..
Maka
berilah aku taubat Wahai Pemilik Keagungan..
Umurku berkurang setiap hari.
Namun dosaku terus menerus bertambah, lalu
bagaimana kelak aku akan menanggungnya..?
Ya Tuhanku,
hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu..
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon
pada-Mu..
Seandainya Engkau mengampuni..
Memang Engkaulah Pemilik Ampunan..
Dan
seandainya Engkau menolak taubatku,
Kepada siapa lagi aku berharap selain kepada-MU..?"
Alangkah indah, menyentuh dan begitu dalam
doanya sang pelawak di zaman itu, betapa takutnya ia kepada pencipta-Nya, dan
betapa jauhnya dibandingkan para pelawak di masa ini, bahkan mungkin dibanding
sebagian ulama di zaman ini.
Habib Nabiel Al Musawwa
Posting Komentar