Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Ruwahan dan Nyadran (2)

Ruwahan dan Nyadran (2)

Pada bulan Syaban, di kalangan masyarakat kita ada pula tradisi ziarah kubur, yang di sebagian daerah dikenal dengan tradisi nyadran. Rasulullah juga berziarah ke makam para sahabat di Baqi pada malam nishfu Syaban. Al-Hafizh Ibn Rajab, murid terbaik Syaikh Ibn Qayyim al-Jauziyah, berkata dalam kitab Lathaif al-Maarif, berikut ini:



 وَفِيْ فَضْلِ لَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ أَحَادِيْثُ أُخَرُ مُتَعَدِّدَةٌ وَقَدِ اخْتُلِفَ فِيْهَا فَضَعَّفَهَا اْلأَكْثَرُوْنَ وَصَحَّحَ ابْنُ حِبَّانَ بَعْضَهَا وَخَرَّجَهُ فِيْ صَحِيْحِهِ وَمِنْ أَمْثَلِهَا (حَدِيْثُ عَائِشَةَ قَالَتْ : فَقَدْتُ النَّبِيَّ فَخَرَجْتُ فَإِذًا هُوَ بِالْبَقِيْعِ رَافِعًا رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ : أَكُنْتِ تَخَافِيْنَ أَنْ يَحِيْفَ اللهُ عَلَيْكِ وَرَسُوْلُهُ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ : إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلىَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ) خَرَّجَهُ اْلإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ.



Mengenai keutamaan malam nishfu Syaban, ada sejumlah hadits-hadits lain yang diperselisihkan oleh para ulama. Mayoritas ulama menilainya dhaif. Sebagian hadits-hadits itu dishahihkan oleh Ibn Hibban dan diriwayatkan dalam Shahih-nya. Hadits terbaik di antara hadits-hadits tersebut adalah, hadits Aisyah yang berkata, Aku kehilangan Nabi , lalu aku keluar mencarinya, ternyata beliau ada di makam Baqi, sedang mengangkat kepalanya ke langit. Beliau berkata, Apakah kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya berbuat sewenang-wenang kepadamu? Aku menjawab, Wahai Rasulullah, aku mengira engkau mendatangi sebagian isteri-isterimu. Lalu Nabi bersabda, Sesungguhnya Allah turun pada malam nishfu Syaban ke langit dunia, lalu mengampuni orang-orang yang jumlahnya melebihi jumlah bulu-bulu kambing suku Kalb. (HR al-Imam Ahmad, al-Tirmidzi dan Ibn Majah).



Tradisi lain yang juga berlangsung di tengah-tengah masyarakat pada malam nishfu Syaban adalah shalat sunnat secara berjamaah dan dilanjutkan dengan doa bersama. Tradisi ini berkembang sejak generasi salaf, kalangan tabiin. Dalam hal ini, Ibn Rajab al-Hanbali berkata:



 وَقَالَ الشَّافِعِيُّ : بَلَغَنَا أَنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِيْ خَمْسِ لَيَالٍ: لَيْلَةِ الْجُمْعَةِ وَالْعِيْدَيْنِ وَأَوَّلِ رَجَبٍ وَنِصْفِ شَعْبَانَ قَالَ: وَأَسْتَحِبُّ كُلَّ مَا حُكِيَتْ فِيْ هَذِهِ اللَّيَالِيْ، وَلاَ يُعْرَفُ لِلإِمَامِ أَحْمَدَ كَلاَمٌ فِيْ لَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ وَيُتَخَرَّجُ فِي اسْتِحْبَابِ قِيَامِهَا عَنْهُ رِوَايَتَانِ مِنَ الرِّوَايَتَيْنِ عَنْهُ فِيْ قِيَامِ لَيْلَتَيِ الْعِيْدِ فَإِنَّهُ فِيْ رِوَايَةٍ لَمْ يَسْتَحِبَّ قِيَامَهَا جَمَاعَةً لأَنَّهُ لَمْ يُنْقَلْ عَنِ النَّبِيِّ وَأَصْحَابِهِ وَاسْتَحَبَّهَا فِيْ رِوَايَةٍ لِفِعْلِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيْدِ بْنِ اْلأَسْوَدِ وَهُوَ مِنَ التَّابِعِيْنَ فَكَذَلكَ قِيَامُ لَيْلَةِ النِّصْفِ لَمْ يَثْبُتْ فِيْهَا شَيْءٌ عَنِ النَّبِيِّ وَلاَ عَنْ أَصْحَابِهِ وَثَبَتَ فِيْهَا عَنْ طَائِفَةٍ مِنَ التَّابِعِيْنَ مِنْ أَعْيَانِ فُقَهَاءِ أَهْلِ الشَّامِ.



Al-Syafii berkata, Kami mendapat informasi bahwa doa dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jumat, malam hari raya, malam 1 Rajab dan malam nishfu Syaban. Al-Syafii berkata, Aku menganjurkan semua yang diceritakan pada kelima malam ini. Sementara tidak ditemukan pernyataan dari Imam Ahmad mengenai malam nishfu Syaban. Tetapi kesunnatan ibadah (shalat dan semacamnya) pada malam itu dapat dianalogikan terhadap dua riwayat dari Imam Ahmad mengenai ibadah pada malam hari raya. Dalam satu riwayat, Ahmad tidak menganjurkan ibadah (shalat) berjamaah pada malam hari raya karena tidak pernah dikutip dari Nabi dan para sahabat.



Dalam riwayat lain, Imam Ahmad menganjurkan shalat sunnat berjamaah pada malam hari raya karena Abdurrahman bin Yazid bin al-Aswad ulama generasi tabiin- telah melakukannya. Demikian pula, shalat sunnat berjamaah pada malam nishfu Syaban, tidak ada riwayat dari Nabi dan para sahabat. Tetapi ada riwayat dari sekelompok tabiin dari tokoh-tokoh fuqaha penduduk Syam yang melakukan shalat sunnat secara berjamaah.



Melanggar tradisi masyarakat adalah hal yang tidak baik selama tradisi tersebut tidak diharamkan oleh agama. Dalam hal ini al-Imam Ibn Muflih al-Hanbali, murid terbaik Syaikh Ibn Taimiyah, berkata:



 وَقَالَ ابْنُ عَقِيلٍ فِي الْفُنُونِ لَا يَنْبَغِي الْخُرُوجُ مِنْ عَادَاتِ النَّاسِ إلَّا فِي الْحَرَامِ فَإِنَّ الرَّسُولَ تَرَكَ الْكَعْبَةَ وَقَالَ (لَوْلَا حِدْثَانُ قَوْمِكِ الْجَاهِلِيَّةَ) وَقَالَ عُمَرُ لَوْلَا أَنْ يُقَالَ عُمَرُ زَادَ فِي الْقُرْآنِ لَكَتَبْتُ آيَةَ الرَّجْمِ. وَتَرَكَ أَحْمَدُ الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ لِإِنْكَارِ النَّاسِ لَهَا، وَذَكَرَ فِي الْفُصُولِ عَنْ الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ وَفَعَلَ ذَلِكَ إمَامُنَا أَحْمَدُ ثُمَّ تَرَكَهُ بِأَنْ قَالَ رَأَيْت النَّاسَ لَا يَعْرِفُونَهُ، وَكَرِهَ أَحْمَدُ قَضَاءَ الْفَوَائِتِ فِي مُصَلَّى الْعِيدِ وَقَالَ: أَخَافُ أَنْ يَقْتَدِيَ بِهِ بَعْضُ مَنْ يَرَاهُ .



Imam Ibn Aqil berkata dalam kitab al-Funun, Tidak baik keluar dari tradisi masyarakat, kecuali tradisi yang haram, karena Rasulullah telah membiarkan Kabah dan berkata, Seandainya kaummu tidak baru saja meninggalkan masa-masa Jahiliyah…” 

Sayyidina Umar berkata: Seandainya orang-orang tidak akan berkata, Umar menambah al-Quran, aku akan menulis ayat rajam di dalamnya. Imam Ahmad bin Hanbal meninggalkan dua rakaat sebelum maghrib karena masyarakat mengingkarinya.



Dalam kitab al-Fushul disebutkan tentang dua rakaat sebelum Maghrib bahwa Imam kami Ahmad bin Hanbal pada awalnya melakukannya, namun kemudian meninggalkannya, dan beliau berkata, Aku melihat orang-orang tidak mengetahuinya. Ahmad bin Hanbal juga memakruhkan melakukan qadha shalat di mushalla pada waktu dilaksanakan shalat id (hari raya). Beliau berkata, Saya khawatir orang-orang yang melihatnya akan ikut-ikutan melakukannya.



Pustaka Ilmu Sunniyyah Salafiyyah
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger