Beriman kepada malaikat adalah salah satu tema besar keimanan dan inti
akidah seorang muslim. Iman kepada mereka artinya mempercayai mereka berikut
nama-nama, tugas-tugas, dan sifat-sifat mereka. Rasulullah SAW, saat ditanya
makna iman, menjawab, "Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan beriman kepada qadha dan
qadar, yang baik atau yang buruk."
Sementara itu Imam Ar-Razi menjelaskan, iman kepada malaikat dapat diwujudkan dengan empat hal:
Pertama, iman kepada wujud mereka sambil mengkaji mereka hanyalah ruh, memiliki jasad, atau memiliki ruh dan jasad.
Kedua, meyakini bahwa mereka suci dan bebas dari kesalahan.
Ketiga, meyakini bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan manusia.
Dan keempat, meyakini bahwa kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi melalui perantaraan mereka.
Malaikat adalah makhluk yang Allah ciptakan dari cahaya. Dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslim, Nabi SAW bersabda, "Para malaikat diciptakan dari cahaya, sementara jin dari api yang sangat panas. Dan manusia diciptakan dari sesuatu yang telah disampaikan kepada kalian."
Para malaikat tidak beranak dan berketurunan, karena mereka tidak memiliki jenis kelamin laki-laki atau perempuan seperti manusia. Setiap malaikat diciptakan sebagai makhluk yang terpisah dan berdiri sendiri. Mereka tidak memiliki ayah dan anak.
Keterangan tentang penciptaan malaikat dan fase-fasenya tidak diketahui secara pasti karena tak satu pun nash syari'at yang menjelaskannya secara terperinci.
Bentuk setiap malaikat pun berbeda-beda. Al-Quran menegaskan, mereka memiliki sayap. Allah berfirman, "Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai hal) yang memiliki sayap: ada yang punya dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan ciptaan-Nya sesuatu yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS Fathir: 1).
Ada malaikat yang memiliki dua sayap, ada pula yang memiliki tiga, empat, dan seterusnya. Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan, Rasulullah SAW melihat Jibril dalam bentuk aslinya. la memiliki enam ratus sayap.
Dalam Tafsir-nya, lmam Ar-Razi menyebutkan penafsiran lain ayat surah Fathir tersebut. "Sayap malaikat adalah gambaran arah. Maknanya, tak satu pun malaikat yang lebih tinggi dari Allah. Segala sesuatu berada di bawah kekuasaan dan nikmat-Nya. Para malaikat selalu menghadap kepada Allah dan mengambil nikmat dari-Nya. Lalu mereka memberikan nikmat tersebut kepada makhluk yang ada di bawah mereka. Itu semua dilakukan atas izin dan kuasa Allah. Dalam AI-Ouran, Allah berfirman, 'Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.' (OS Asy-Syu'ara: 194).
Allah SWT juga berfirman, 'Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya (Jibril) yang sangat kuat.' (QS An-Najm: 4-5).
Dalam ayat lain, Dia berfirman, `Dan demi (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia).' (QS An-Nazi'at: 5).
Di antara para malaikat, ada yang menyampaikan kebaikan dengan perantara, ada pula yang menyampaikannya tanpa perantara. Malaikat yang menyampaikan kebaikan dengan perantara memiliki tiga sayap, ada pula yang memiliki empat sayap atau lebih."
Sebuah hadits lainnya mengisahkan hal terkait dengan itu. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, "Allah memiliki malaikat yang mulia dan selalu berkeliling. Mereka akan mengikuti majelis-majelis dzikir. Jika menemukan satu majelis yang di dalamnya terdapat dzikir, para malaikat akan ikut duduk bersama orang yang hadir. Setiap malaikat memiliki sayap hingga memenuhi ruang antara langit dan bumi. Jika mereka berpisah, mereka akan naik kembali ke langit...."
Sementara itu Imam Ar-Razi menjelaskan, iman kepada malaikat dapat diwujudkan dengan empat hal:
Pertama, iman kepada wujud mereka sambil mengkaji mereka hanyalah ruh, memiliki jasad, atau memiliki ruh dan jasad.
Kedua, meyakini bahwa mereka suci dan bebas dari kesalahan.
Ketiga, meyakini bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan manusia.
Dan keempat, meyakini bahwa kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi melalui perantaraan mereka.
Malaikat adalah makhluk yang Allah ciptakan dari cahaya. Dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslim, Nabi SAW bersabda, "Para malaikat diciptakan dari cahaya, sementara jin dari api yang sangat panas. Dan manusia diciptakan dari sesuatu yang telah disampaikan kepada kalian."
Para malaikat tidak beranak dan berketurunan, karena mereka tidak memiliki jenis kelamin laki-laki atau perempuan seperti manusia. Setiap malaikat diciptakan sebagai makhluk yang terpisah dan berdiri sendiri. Mereka tidak memiliki ayah dan anak.
Keterangan tentang penciptaan malaikat dan fase-fasenya tidak diketahui secara pasti karena tak satu pun nash syari'at yang menjelaskannya secara terperinci.
Bentuk setiap malaikat pun berbeda-beda. Al-Quran menegaskan, mereka memiliki sayap. Allah berfirman, "Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai hal) yang memiliki sayap: ada yang punya dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan ciptaan-Nya sesuatu yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS Fathir: 1).
Ada malaikat yang memiliki dua sayap, ada pula yang memiliki tiga, empat, dan seterusnya. Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan, Rasulullah SAW melihat Jibril dalam bentuk aslinya. la memiliki enam ratus sayap.
Dalam Tafsir-nya, lmam Ar-Razi menyebutkan penafsiran lain ayat surah Fathir tersebut. "Sayap malaikat adalah gambaran arah. Maknanya, tak satu pun malaikat yang lebih tinggi dari Allah. Segala sesuatu berada di bawah kekuasaan dan nikmat-Nya. Para malaikat selalu menghadap kepada Allah dan mengambil nikmat dari-Nya. Lalu mereka memberikan nikmat tersebut kepada makhluk yang ada di bawah mereka. Itu semua dilakukan atas izin dan kuasa Allah. Dalam AI-Ouran, Allah berfirman, 'Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.' (OS Asy-Syu'ara: 194).
Allah SWT juga berfirman, 'Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya (Jibril) yang sangat kuat.' (QS An-Najm: 4-5).
Dalam ayat lain, Dia berfirman, `Dan demi (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia).' (QS An-Nazi'at: 5).
Di antara para malaikat, ada yang menyampaikan kebaikan dengan perantara, ada pula yang menyampaikannya tanpa perantara. Malaikat yang menyampaikan kebaikan dengan perantara memiliki tiga sayap, ada pula yang memiliki empat sayap atau lebih."
Sebuah hadits lainnya mengisahkan hal terkait dengan itu. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, "Allah memiliki malaikat yang mulia dan selalu berkeliling. Mereka akan mengikuti majelis-majelis dzikir. Jika menemukan satu majelis yang di dalamnya terdapat dzikir, para malaikat akan ikut duduk bersama orang yang hadir. Setiap malaikat memiliki sayap hingga memenuhi ruang antara langit dan bumi. Jika mereka berpisah, mereka akan naik kembali ke langit...."
Habib Sholeh Bin Ahmad Bin Salim Al Idrus
Posting Komentar