Para malaikat menetap di seluruh lapisan langit. Allah SWT berfirman,
"Berapa pun banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka tidak akan
berguna sedikit pun kecuali setelah Allah mengizinkan bagi orang yang Dia
kehendaki dan ridhai." (OS An-Najm: 26).
Setelah mencapai langit ketujuh saat Mi'raj, Rasulullah SAW bersabda, "Kemudian aku dibawa naik ke Baitul Makmur. Setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang masuk ke sana. Setelah keluar dari sana, mereka tidak kembali lagi." (HR Bukhari dan Muslim).
Setelah mencapai langit ketujuh saat Mi'raj, Rasulullah SAW bersabda, "Kemudian aku dibawa naik ke Baitul Makmur. Setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang masuk ke sana. Setelah keluar dari sana, mereka tidak kembali lagi." (HR Bukhari dan Muslim).
Baitul Makmur adalah tempat para malaikat bertawaf di
langit. la seperti Ka'bah untuk tawaf manusia di bumi.
Syaikh Ibnu Katsir mengutip pemaparan Ibn Asakir, pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya, "Langit bergemuruh dan ia berhak untuk bergemuruh. Tak satu pun tempat berpijak di langit kecuali di atasnya ada malaikat yang sedang ruku' atau sujud."
Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat, "Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan memiliki kedudukan tertentu. Sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). Sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah)." (QS Ash-Shaffat: 164-166).
Dari tempat yang tinggi inilah para malaikat turun ke berbagai belahan bumi pada pelbagai kesempatan. Turun dan naiknya para malaikat disebut nuzul, 'uruj, atau shu'ud.
Allah SWT berfirman, "Pada malam itu malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril turun dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." (QS. Al-Qadr: 4).
Pada Lailatul Qadr (Malam Kemuliaan), para malaikat turun dipimpin oleh Jibril Al-Amin dari langit menuju hambahamba Allah yang sedang melaksanakan shalat. Mereka datang memberikan berkah, kabar gembira, dan kebaikan kepada para hamba Allah yang beribadah.
Syaikh Ibnu Katsir mengutip pemaparan Ibn Asakir, pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya, "Langit bergemuruh dan ia berhak untuk bergemuruh. Tak satu pun tempat berpijak di langit kecuali di atasnya ada malaikat yang sedang ruku' atau sujud."
Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat, "Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan memiliki kedudukan tertentu. Sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). Sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah)." (QS Ash-Shaffat: 164-166).
Dari tempat yang tinggi inilah para malaikat turun ke berbagai belahan bumi pada pelbagai kesempatan. Turun dan naiknya para malaikat disebut nuzul, 'uruj, atau shu'ud.
Allah SWT berfirman, "Pada malam itu malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril turun dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." (QS. Al-Qadr: 4).
Pada Lailatul Qadr (Malam Kemuliaan), para malaikat turun dipimpin oleh Jibril Al-Amin dari langit menuju hambahamba Allah yang sedang melaksanakan shalat. Mereka datang memberikan berkah, kabar gembira, dan kebaikan kepada para hamba Allah yang beribadah.
Habib Sholeh Bin Ahmad Bin Salim Al Idrus
Posting Komentar