Akhir-akhir
ini sedang ramai dibicarakan dalam media bahwa ada oknum Wakil Rakyat yang
memiliki bisnis yang berhubungan dengan minuman keras. Hal ini menjadi lebih
ramai ketika oknum tersebut melakukan intimidasi dan ancaman kepada penegak
hukum tatkala dilakukan razia atas tempat bisnisnya tersebut.
Minuman
keras dan narkoba memang telah lama menjadi momok yang merusak bagi generasi
penerus bangsa. Firman Allah dalam Al Qur'an: "Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al Maidah
: 90)
"Mereka
bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa
yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan."
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir." (QS. Al Baqarah : 219)
Para ulama
mendefinisikan bahwa khamr adalah semua minuman yang memabukkan, baik yang ada
di zaman dulu, yang beredar saat ini, dan yang mungkin baru akan ada di masa
mendatang. Baik yang terbuat dari anggur, kurma, biji-bijian, atau yang
lainnya. Ini berdasarkan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ ، وَكُلُّ
خَمْرٍ حَرَامٌ
“Semua yang memabukkan adalah
khamr dan semua khamr adalah haram.” (HR. Muslim)
لايشرب الخمر رجل من أمّتي فيقبل الله
منه صلاة أربعين يوما
“Seorang yang meminum khamar dari
golonganku, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari” (HR.
An-Nasai)
Rasulullah
juga bersabda :
لايدخل الجنّة مد مّن خمر
“Tak akan bisa masuk surga orang
yang suka meminum khamar." (HR. Ibnu Majjah)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَا اَسْكَرَ كَثِيْرُهُ فَقَلِيْلُهُ حَرَامٌ
Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Minuman yang dalam jumlah banyak memabukkan, maka sedikitpun juga haram". (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Daruquthni, dan dia menshahihkannya)
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص اَتَاهُ قَوْمٌ فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّا نَنْبُذُ النَّبِيْذَ فَنَشْرَبُهُ عَلَى غَدَائِنَا وَ عَشَائِنَا، فَقَالَ: اِشْرَبُوْا فَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ، فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّا نَكْسِرُهُ بِاْلمَاءِ، فَقَالَ: حَرَامٌ قَلِيْلُ مَا اَسْكَرَ كَثِيْرُهُ
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari datuknya, bahwa Nabi SAW didatangi suatu qaum, lalu mereka berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya kami (biasa) membuat minuman keras, lalu kami meminumnya di pagi dan sore hari. Lalu Nabi SAW bersabda, "Minumlah, tetapi setiap minuman yang memabukkan itu haram". Kemudian mereka berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya kami mencampurnya dengan air". Nabi SAW menjawab, "Haram (walaupun) sedikit dari minuman yang (dalam kadar) banyaknya memabukkan". (HR. Daruquthni)
Dari 'Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap minuman yang memabukkan itu haram, dan minuman yang dalam jumlah banyaknya memabukkan, maka segenggam darinya pun haram". (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi, dan Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan")
Dari Anas ia
berkata, "Rasulullah SAW melaknat tentang khamr kepada sepuluh golongan :
1. yang memerasnya,
2. pemiliknya (produsennya),
3. yang meminumnya,
4. yang membawanya (pengedar),
5. yang minta diantarinya,
6. yang menuangkannya,
7. yang menjualnya,
8. yang makan harganya,
9. yang membelinya,
10. yang minta dibelikannya". (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah - dalam Nailul Authar juz 5 hal. 174)
1. yang memerasnya,
2. pemiliknya (produsennya),
3. yang meminumnya,
4. yang membawanya (pengedar),
5. yang minta diantarinya,
6. yang menuangkannya,
7. yang menjualnya,
8. yang makan harganya,
9. yang membelinya,
10. yang minta dibelikannya". (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah - dalam Nailul Authar juz 5 hal. 174)
Orang yang minum khomr /arak di-hadd dengan dicambuk sebanyak 40 kali jika orang tersebut orang yang merdeka/ bukan budak. Bagi imam boleh menambahi cambukan dengan memaksimalkan sampai 80 kali cambukan (Fathul Qorib)
{فصل} في أحكام الأشربة وفي الحد المتعلق بشربها. (ومن
شرب خمرا) وهي المتخَذة من عصير العِنَب (أو شرابا مسكرا) من غير الخمر
كالنبيذ المتخذ من الزبيب (يحد) ذلك الشارب إن كان حرا (أربعين) جلدة. (ويجوز أن
يبلغ) الإمام (به) أي حد الشرب (ثمانين) جلدة. والزيادة على أربعين في حر، وعشرين
في رقيق (على وجه التعزير). وقيل الزيادة على ما ذكر حد؛ وعلى هذا يمتنع النقص
عنها.(ويجب) الحد (عليه) أي شارب المسكر (بأحد أمرين: بالبينة) أي رجُلين يشهدان
بشرب ما ذكر (أو الإقرار) من الشارب بأنه شرب مسكرا؛ فلا يحد بشهادة رجل وامرأة،
ولا بشهادة امرأتين، ولا بيمين مردودة، ولا بعلم القاضي، ولا بعلم غيره. (ولا يحد)
أيضا الشارب (بالقيء والاستنكاه) أي بأن يشم منه رائحة الخمر
Nasyit Manaf
Posting Komentar