ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻞْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺣَﺴْﺒُﻪُ
"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS. ath-Thalaq ayat 3)
Orang tersebut sangat kesulitan mencari rizki di negaranya
sendiri. Sehingga suatu waktu ia bertekad berhijrah keluar kota sebagai bentuk
ikhtiar untuk memperbaiki rizki pada diri dan keluarganya. Maka dangan tawakkal
kepada Allah SWT dan memasrahkan diri dan keluarganya kepadaNya, dia segera
izin kepada istrinya. Hal yang seperti itu memang disunnahkan untuk orang yang
mengalami kesulitan dalam usaha di negerinya.
Sang istri yang tengah hamil tua itu pun lalu bertanya,
"Mas, lalu bagaimana dengan bayi kita yang sebentar lagi akan lahir?"
"Urusan anak sudah saya pasrahkan kepada Allah SWT."
Jawab sang suami yang kemudian berangkat berhijrah ke negeri orang lain.
Ternyata Allah memberikan kemudahan kepadanya. Selang
beberapa saat, maka dia pun pulang dengan rizki yang sangat melimpah, hingga
puluhan kafilah dari negeri jiran yang harus membawakan barang-barang miliknya.
Tapi ketika dia pulang ke rumah dan hendak menemui sang istri tercinta beserta
anaknya, dengan hati gembira dan rizki di tangannya, ternyata mereka telah
tiada dan meninggal dunia. Hanya sambutan tetesan air mata sang ibu dari
istrinya saat menjemput kedatangannya. Lalu diapun segera pergi ke pusara sang
istri.
Tapi anehnya setiap kali dia berziarah, di sana selalu
mendengar suara tangisan bayi dari kuburnya. Suaranya terus didengar olehnya,
hingga didengar pula oleh semua orang yang berada di sekitar makam tersebut.
Hingga akhirnya datanglah Syaikh Malik bin Dinar RA
mengucapkan salam dan bertanya kepadanya, "Ya Abdullah, apa sih
keistimewaan kalian sampai-sampai Rasulullah mengutusku untuk datang ke
tempatmu? Tiga kali Nabi SAW datang kepadaku, beliau menitipkan salam untukmu
wahai Abdullah bin Basyir."
Dijawab, "Syaikh, saya tidak memiliki amal apapun selain
shalat 5 waktu." Setiap ditanya dia tetap tidak mengakui karena tidak
merasa memiliki amal selain shalat 5 waktu.
Setelah menyampaikan salam dari Rasulullah SAW untuk
Abdullah bin Basyir, Syaikh Malik bin Dinar lalu melanjutkan amanat yang kedua
untuk memerintahkan agar segera mengambil anaknya yang masih hidup di dalam
kubur.
Maka diapun segera pergi ke makam sang istri lalu
menggalinya. Dan ternyata benar, sang bayi masih hidup. Bahkan bayi itu sedang
menyusu pada sang ibu yang telah mati, namun air susunya masih segar laksana
menyusu kepada orang yang masih hidup. Ketika hendak diambil bayi itu bahkan
seakan tidak mau berpisah dari ibunya.
Lalu Syaikh Malik bin Dinar berucap, "Inilah bukti
keyakinan atas firman Allah SWT:
ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻞْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺣَﺴْﺒُﻪُ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ
ﺑَﺎﻟِﻎُ ﺃَﻣْﺮِﻩِ ۚ ﻗَﺪْ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪْﺭًﺍ
"Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu." (QS. ath-Thalaq ayat 3)."
Jadi ikhtiar kita itu untuk menambah dan memperkuat
keyakinan, bukan untuk keyakinan. Semakin kuat keyakinan kita maka akan
memperkokoh keimanan kita. Keimanan yang kokoh dan didasari dengan huznudzan
kepada Allah SWT. Itulah kunci dari segala kesulitan kita. Wallahu a'lam.
Maulana Habib
Luthfi bin Yahya menguraikan Bab Yakin dalam kitab Jami' Ushul al-Auliya' 19
Ramadhan 1437/23 Juni 2016 seperti dikutip oleh Ust. Syaroni As-Samfuriy
Posting Komentar