Jika engkau seorang santri atau murid, maka beradablah
kepada gurumu dengan adab yang mulia. Adab-adab tersebut adalah;
1. Mendahului salam dan penghormatan kepadanya.
2. Tidak banyak berbicara di hadapannya.
3. Tidak berbicara sebelum guru bertanya dan tidak bertanya sebelum mohon izin
darinya.
4. Tidak menyampaikan sesuatu yang menentang pendapatnya atau menukil pendapat
ulama lain yang berbeda dengannya.
5. Tidak mengisyaratkan sesuatu yang berbeda dengan pendapatnya sehingga engkau
merasa lebih benar darinya.
6. Tidak bermusyawarah dengan seseorang di hadapannya dan tidak banyak menoleh ke
berbagai arah, tetapi sebaiknya engkau duduk di hadapannya dengan menundukkan
kepala, tenang, penuh adab seperti saat engkau melakukan shalat.
7. Tidak banyak bertanya kepadanya saat dia lelah atau sedang susah.
8. Ikut berdiri ketika dia bangun dari duduk.
9. Tidak bertanya ketika ia di jalan sebelum sampai di rumah.
10. Tidak berburuk sangka kepada guru dalam tindakannya yang engkau anggap munkar
secara lahir, karena pasti dia lebih memahami rahasia-rahasia dirinya sendiri.
Hendaknya engkau mengingat kisah Nabi Musa AS saat berguru kepada Nabi Khidir
AS dan saat Musa melakukan kesalahan dengan ingkar kepadanya hanya karena
berdasar kepada hukum zhahir (terlihat mata).
Allah menukil ucapan Nabi Musa kepada Nabi Khidir tersebu dalam firman-Nya QS
Al-Kahfi ayat 17: ”Mengapa engkau melubangi perahu itu, apakah untuk
menenggelamkan penumpangnya? Sungguh, engkau telah berbuat sesuatu kesalahan”. (Nabi Musa AS telah dianggap salah dalam ingkarnya karena berpegang pada hukum
yang zhahir). Wallahu ‘alam
Merujuk pada kitab Bidayatul Hidayah Imam Ghozali oleh Ust.
Ibnu Zainal Muttaqin
Posting Komentar