Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang
meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata
mutiara dan emas pada babi hutan,” ucap Rasulullah saw sebagai disampaikan
dalam HR. Ibnu Majah
Dalam sebah hadits lain, Rasulullah
bersabda. “Barangsiapa yang kedatangan ajal, sedang ia masih menuntut
ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah di mana tidak ada jarak antara dia dan
antara para nabi kecuali satu derajat kenabian.” (HR. Thabrani).
Mencari ilmu adalah amal yang mulia dan terpuji dalam Islam. Sebab dengan ilmu-lah seseorang dapat menghindari larangan Allah, menjalankan perintah-Nya dan mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Karena itulah, dalam banyak hadits disebutkan, para malaikat selalu melindungi orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Dan kelak di hadapan Allah mereka mendapat kemuliaan yang hanya terpaut satu derajat dengan para nabi.
Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Akan tetapi, akhlaq mencari ilmu kaum Muslim berbeda dengan kaum yang lain. Orang mukmin, perlu mengetahui adab-adabnya, sehingga ilmu yang diperoleh berbarakah dan mendapatkan ridha dari Allah Ta’ala. Berikut, beberapa adab yang perlu diperhatikan oleh para penuntut ilmu.
1. Ikhlas
Sabda Rasulullah Shallallah Alaiahi Wasallam (SAW),”Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya…” (Riwayat Bukhari). Imam Nawawi menyatakan bahwa para ulama memiliki kebiasaan menulis hadits tersebut di awal pembahasan, guna mengingatkan para pencari ilmu agar meluruskan niat mereka sebelum menelaah kitab tersebut.
2. Mengutamakan Ilmu wajib, baru ilmu lain
Handaknya penuntut ilmu mengutamakan ilmu yang hukumnya fardhu ain (wajib yang tidak boleh diganti orang lain) untuk dipelajari terlebih dahulu, khususnya masalah agama. Semisal masalah akidah, halal-haram, kewajiban yang dibebankan kepada muslim, maupun larangannya. Sebab itulah, orang tua harus mengajarkan hal itu kepada anak mereka, hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, yang artinya,”Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At Tahrim [66]:6 ).
Setelah mempelajari ilmu yang hukumnya fardhu ain, boleh mempelajari ilmu-ilmu yang fardhu kifayah, seperti mengahafal Al Qur`an dan Hadits, nahwu, ushul fikih dan lainnya. Selanjutnya ilmu-ilmu yang bersifat sunnah, seperti penguasaan salah satu cabang ilmu secara mendalam.
3. Meninggalkan Ilmu yang Tidak Bermanfaat
Tidak semua ilmu boleh dipelajari, karena ada ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, atau bahkan ilmu yang bisa menjerumuskan orang yang mempelajarinya kepada keburukan. Oleh sebab itu, dilarang bagi seorang Muslim mempelajari sihir, karena bisa menjadi jalan menuju kekufuran. Firman Allah, yang maknanya, “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut...” (Al Baqarah [2]: 102).
4. Menghormati Ulama dan Guru
Rasulullah (SAW) bersabda,”Barang siapa menyakiti waliku, maka Aku telah mengumandangkan perang kepadanya.” (Riwayat Bukhari). Imam As Syafi’i dan Abu Hanifah pernah mengatakan,”Jika para fuqaha bukan wali Allah, maka Allah tidak memiliki wali.” Begitulah akhlaq mulia Islam menghormati guru-guru kita.
5. Tidak Malu dalam Menuntut Ilmu
Sifat malu dan gengsi, bisa menjadi penghalang seseorang untuk memperoleh ilmu. Oleh karena itu, para ulama menasehati agar kedua sifat itu ditanggalkan, hingga pengetahuan yang bermanfaat bisa didapat. Aisyah (RA) pernah mengatakan dalam As Shahih,”Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka mencari ilmu.”
Mencari ilmu adalah amal yang mulia dan terpuji dalam Islam. Sebab dengan ilmu-lah seseorang dapat menghindari larangan Allah, menjalankan perintah-Nya dan mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Karena itulah, dalam banyak hadits disebutkan, para malaikat selalu melindungi orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Dan kelak di hadapan Allah mereka mendapat kemuliaan yang hanya terpaut satu derajat dengan para nabi.
Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Akan tetapi, akhlaq mencari ilmu kaum Muslim berbeda dengan kaum yang lain. Orang mukmin, perlu mengetahui adab-adabnya, sehingga ilmu yang diperoleh berbarakah dan mendapatkan ridha dari Allah Ta’ala. Berikut, beberapa adab yang perlu diperhatikan oleh para penuntut ilmu.
1. Ikhlas
Sabda Rasulullah Shallallah Alaiahi Wasallam (SAW),”Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya…” (Riwayat Bukhari). Imam Nawawi menyatakan bahwa para ulama memiliki kebiasaan menulis hadits tersebut di awal pembahasan, guna mengingatkan para pencari ilmu agar meluruskan niat mereka sebelum menelaah kitab tersebut.
2. Mengutamakan Ilmu wajib, baru ilmu lain
Handaknya penuntut ilmu mengutamakan ilmu yang hukumnya fardhu ain (wajib yang tidak boleh diganti orang lain) untuk dipelajari terlebih dahulu, khususnya masalah agama. Semisal masalah akidah, halal-haram, kewajiban yang dibebankan kepada muslim, maupun larangannya. Sebab itulah, orang tua harus mengajarkan hal itu kepada anak mereka, hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, yang artinya,”Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At Tahrim [66]:6 ).
Setelah mempelajari ilmu yang hukumnya fardhu ain, boleh mempelajari ilmu-ilmu yang fardhu kifayah, seperti mengahafal Al Qur`an dan Hadits, nahwu, ushul fikih dan lainnya. Selanjutnya ilmu-ilmu yang bersifat sunnah, seperti penguasaan salah satu cabang ilmu secara mendalam.
3. Meninggalkan Ilmu yang Tidak Bermanfaat
Tidak semua ilmu boleh dipelajari, karena ada ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, atau bahkan ilmu yang bisa menjerumuskan orang yang mempelajarinya kepada keburukan. Oleh sebab itu, dilarang bagi seorang Muslim mempelajari sihir, karena bisa menjadi jalan menuju kekufuran. Firman Allah, yang maknanya, “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut...” (Al Baqarah [2]: 102).
4. Menghormati Ulama dan Guru
Rasulullah (SAW) bersabda,”Barang siapa menyakiti waliku, maka Aku telah mengumandangkan perang kepadanya.” (Riwayat Bukhari). Imam As Syafi’i dan Abu Hanifah pernah mengatakan,”Jika para fuqaha bukan wali Allah, maka Allah tidak memiliki wali.” Begitulah akhlaq mulia Islam menghormati guru-guru kita.
5. Tidak Malu dalam Menuntut Ilmu
Sifat malu dan gengsi, bisa menjadi penghalang seseorang untuk memperoleh ilmu. Oleh karena itu, para ulama menasehati agar kedua sifat itu ditanggalkan, hingga pengetahuan yang bermanfaat bisa didapat. Aisyah (RA) pernah mengatakan dalam As Shahih,”Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka mencari ilmu.”
Antho Hidayatullah
Posting Komentar