ﻣَﺎﺯَﺍﻝَ ﺟِﺒْﺮِﻳﻞُ ﻳُﻮﺻِﻴﻨِﻲ ﺑِﺎﻟْﺠَﺎﺭِ ﺣَﺘَّﻰ ﻇَﻨَﻨْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ
ﻳَﺠْﻌَﻠُﻪُ ﻭَﺍﺭِﺛًﺎ ﻭَﻣَﺎﺯَﺍﻝَ ﻳُﻮْﺻِﻴْﻨِﻲْ ﺑِﺎﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﺣَﺘَّﻰ ﻇَﻨَﻨْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ
ﺳَﻴُﺤَﺮِّﻡُ ﻃَﻠَﺎﻗَﻬُﻦَّ ﻭَﻣَﺎﺯَﺍﻝَ ﻳُﻮْﺻِﻴْﻨِﻲْ ﺑِﺎﻟْﻤَﻤْﻠُﻮْﻙِﻳْﻦَ ﺣَﺘَّﻰ ﻇَﻨَﻨْﺖُ
ﺃَﻧَّﻪ ﻳَﺠْﻌَﻞُ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻗْﺘًﺎ ﻳَﻌْﺘِﻘُﻮْﻥَ ﻓِﻴْﻪِ ﻭَﻣَﺎﺯَﺍﻝَ ﻳُﻮْﺻِﻴْﻨِﻲْ ﺑِﺎﻟﺴِّﻮَﺍﻙِ
ﺣَﺘَّﻰ ﻇَﻨَﻨْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔٌ ﻭَﻣَﺎ ﺯَﺍﻝَ ﻳُﻮْﺻِﻴْﻨِﻲْ ﺑِﺎﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ
ﺣَﺘَّﻰ ﻇَﻨَﻨْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻘْﺒَﻞُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺻَﻠَﺎﺓً ﺇِﻟَّﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ
ﻭَﻣَﺎﺯَﺍﻝَ ﻳُﻮْﺻِﻴْﻨِﻲْ ﺑِﻘِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﺣَﺘَّﻰ ﻇَﻨَﻨْﺖُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻧَﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ
ﻭَﻣَﺎ ﺯَﺍﻝَ ﻳُﻮْﺻِﻴْﻨِﻲْ ﺑِﺬِﻛْﺮِﺍﻟﻠﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﻇَﻨَﻨْﺖُ ﺃَﻧَﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﻗَﻮْﻝٌ
ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﻪِ
“Jibril selalu berwasiat kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga sampai aku mengira kalau tetangga itu akan dijadikan sebagai ahli waris.
Jibril selalu berwasiat kepadaku agar memperlakukan istri sebaik mungkin sampai aku mengira kalau istri itu haram diceraikan.
Jibril berwasiat kepadaku agar sebaik mungkin dalam memperlakukan para budak sampai aku mengira suatu waktu nanti mereka harus dimerdekakan.
Jibril selalu berwasiat kepadaku agar aku melakukan siwak (gosok gigi) sampai aku mengira kalau bersiwak itu wajib.
Jibril selalu berwasiat kepadaku untuk melakukan shalat berjama’ah sampai aku mengira Allah tidak akan menerima shalat kecuali berjama’ah.
Jibril selalu berwasiat kepadaku untuk mengerjakan shalat tahajjud sampai aku mengira tidak ada tidur pada waktu malam.
Jibril selalu berwasiat kepadaku agar senantiasa berdzikir kepada Allah sampai aku mengira tidak ada ucapan yang bermanfaat, kecuali dzikir kepada Allah.”
Dikutip dari kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi.
Posting Komentar