Gerakan Masyarakat Nahdlatul Ulama (GMNU) Gebog, Kudus mengadakan Tahlil Budaya bertajuk "Aryo Gunawan dalam untaian doa" untuk mengenang 40 hari wafatnya sinias sekaligus seniman Legendaris dari Kecamatan Gebog itu. Acara tersebut menampilkan Teater Sembilan "Sang Aktor" dari PAC IPNU IPPNU Gebog pada hari Sabtu 18 Maret 2017 ba'da Isya di Balai Desa Karangmalang.
Sebelumnya, pada hari selasa 28 februari 2017 juga digelar acara serupa bertajuk Merenda Untaian Karya Mengenang Aryo Gunawan oleh Forum Apresiasi Sastra dan Budaya
Kudus (FASBuK) yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation dan bekerjasama
dengan KSR PMI milik Universitas Muria Kudus akan kembali menggelar lawatan
rutin Sastra dan Budaya. Kali ini mengangkat tema “Merenda Untaian Karya Aryo
Gunawan” di Auditorium Universitas Muria Kudus, Kampus Gondangmanis PO.BOX 53
Kudus. Pada hari Selasa, 28 Februari 2017, Pukul 19.30 WIB.
Pertunjukan edisi bulan Februari 2017 mengangkat tema “Merenda
Untaian Karya Aryo Gunawan“. Aryo Gunawan adalah salah satu sosok Seniman,
Budayawan, dan Penulis yang ikut mendirikan Forum Apresiasi Sastra dan Budaya
Kudus. Banyak sekali tulisan beliau berupa cerpen, puisi maupun naskah drama.
Untuk mengenang beliau, karya-karyanya akan diapresiasi ke atas panggung
menjadi sebuah pertunjukan musik sastra yang dibawakan oleh Teater STUDIO ONE.
Selain itu juga akan ada pertunjukan, pembacaan karya beliau yang akan
dilakukan oleh komunitas maupun penyair muda perwakilan dari PENA KAMPUS dan
LPM PARADIGMA STAIN.
Untuk publik Kudus, nama Aryo Gunawan memang belum banyak yang
mengenal. Tetapi di kalangan seniman, namanya tidaklah asing. Sebab, dia
adalah guru bagi para seniman dan penggiat teater Kota Kretek.
Di kalangan guru SD, ia juga sangat dikenal. Karena kebetulan,
seniman kawakan Kudus itu juga seorang guru di salah satu Sekolah Dasar
(SD) di Kabupaten Kudus.
Bagi kalangan kader muda Nahdlatul Ulama (NU), nama Aryo Gunawan juga
sangat dikenal. Pasalnya, almarhum yang merupakan kakan kandung dari
Sekretaris PCNU H. Agus Hari Ageng dan Dasa Susila, dulu juga melatih
Teater Sembilan milik IPNU-IPPNU Kecamatan Gebog.
‘’Pak Aryo Gunawan era 2000-an banyak men-support aktivitas
berkesenian rekan-rekanita IPNU-IPPNU di Gebog,’’ ujar Qomarul Adib,
kader muda NU Gebog.
Namun kipran Aryo Gunawan ternyata tidak hanya di dunia pendidikan
dengan menjadi guru SD dan dunia seni peran (teater) saja. ‘’Beliau juga
dulu aktif di GP. Ansor. Dia aktif di GP. Ansor tingkat cabang pada
masa H. Asyrofi Masyitho,’’ terangnya.
Salim Sabendino, penggiat teater di Kudus, memaparkan, di dunia seni
peran, kontribusi Aryo Gunawan dinilai sangat besar. ‘’Dedikasi Pak Aryo
sangat tinggi. Pekan-pekan terakhir sebelum beliau meninggal, juga
masih sempat mendiskusikan persoalan teater Kota Kudus,’’ jelasnya.
Munculnya berbagai komunitas teater di Kudus, khususnya di wilayah
Kecamatan Gebog, menurut Salim, juga tidak lepas dari sentuhan Aryo
Gunawan. ‘’Tidak salah, jika Pak Aryo Gunawan disebut salah satu begawan
seni teater Kota Kretek,’’ ungkapnya.
Karena kiprahnya itulah, kepergiannya, membawa duka bagi para
penggiat teater. ‘’Kiprah Pak Aryo Gunawan dalam mengembangkan seni
teater, mesti mendapat apresiasi. Dan kita yang masih ada saat ini,
berkewajiban untuk meneruskannya,’’ tutur Salim. Selamat jalan, Pak Aryo
Gunawan
Dari berbagai sumber (Ansor Gebog, dan lain-lain)
Posting Komentar