Perjalanan besar untuk suatu misi yang besar, memenuhi panggilan Ilahiyyah
dengan iringan ribuan malaikat yang bersuka cita
berkesempatan menghantarkan sekaligus mengawal perjalanan suci nan mulia.
Alam dihias penuh kemegahan dan kemewahan dan seluruh penghuni alam jagat raya sangat menantikan kesempatan untuk memandang wajah mulia hamba dan kecintaan Allah SWT. Manusia yang menjadi Sayyidnya alam semesta Nabi Agung Muhammad SAW. Sepanjang perjalanan para malaikat bershalawat dan salam, karena keingin tahuan mereka para malaikat kepada baginda Nabi Muhammad SAW, mereka bermohon kepada beliau SAW, ”Ya Sayyidi ya Rasulullah.. palingkan wajah muliamu kepada kami, agar kami dapat menyaksikan keelokan parasmu,” dengan kewibawaannya Rasulullah SAW menjawab, “bahwasanya seorang manusia yang telah sampai kepada kedudukan setinggi itu, tidaklah layak dan pantas berpaling kepada yang selain Allah SWT”.
Maka dengan khusu, hudur dan sukur, wajah mulia beliau terus menatap kedepan
untuk satu tujuan penghadapan, sambil lisan beliau yang suci terus menghaturkan
sanjungan dan pujian kepada Allah SWT.
Buroq dibawah kendali malaikat Jibril yang perkasa dengan navigator malaikat
Mikail terus bergerak cepat melebihi kecepatan cahaya dan ketika itu Allah SWT
berkenan untuk memperlihatkan realita-realita kehidupan semua makhluk.
Ayat-ayat Allah yang agungpun begitu sempurna diterima oleh nabi kita Muhammad
SAW.
Diantara ayat-ayat Allah SWT yang beliau ketahui, bahwasanya dalam perjalanan
beliau SAW mendengar suara yang memanggil dari arah kanan dan kiri, kemudian
dari arah depan ada seorang perempuan dengan bermacam-macam perhiasan
ditubuhnya. Malaikat Jibrilpun menjelaskan bahwa panggilan dari arah kanan adalah panggilan
Yahudi, panggilan dari arah kiri merupakan panggilan Nasrani, serta perempuan
berhias adalah panggilan dunia. Jika saja Rasulullah SAW memenuhi salah satu
panggilan tersebut, maka umatnya mengikuti ajakannya.
Rasulullah juga bertemu
dengan seorang pemuda tampan mengenakan pakaian yang indah, kemudian pemuda
tersebut mencium kening Rasulullah SAW yang mulia dan setelah itu dia
menghilang. Menurut malaikat Jibril pemuda tersebut adalah simbol agama islam yang memberitakan kegembiraan bahwa umatnya akan hidup
dan mati dalam keadaan beragama Islam.
Rasulullah SAW melihat suatu kaum yang sedang memukuli kepalanya dengan batu
sampai hancur, setelah hancur kepala itu kembali seperti semula, begitu
seterusnya. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah kaum-kaum yang meninggalkan
Shalat, kaum yang meninggalkan zakat dilihat sebagai orang-orang yang memakan
tumbuh-tumbuhanan Zakun (tumbuhan neraka sejenis tumbuhan kaktus dipadang pasir)
yang merunduk seperti binatang ternak. Pelaku zina terlihat sebagai pemakan
daging busuk, ahli-ahli pidato yang pandai berbicara tanpa beramal, kelak
dineraka akan mengguntingi lidahnya sendiri dengan gunting api dan masih banyak
lagi pemandangan yang beliau saksikan sepanjang perjalanan. (baca kitab Sarah
Qisatul Mi`raj karya Syeikh Ahmad Ad-Dardiri).
Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra, beberapa kali diajak turun
ditempat-tempat tertentu dan melakukan shalat dua raka`at. Tempat-tempat
tersebut adalah:
1. Thayyibah, sekarang lebih terkenal dengan sebutan Madinaturrasul Al-Munawarah.
2. Bukit tursina, yang pernah menjadi tempat percakapan secara langsung Nabi Musa as dengan Allah SWT.
3. Baitullahmi, bumi tempat lahirnya nabi Isa as.
4. Syajaratu Musa di Madyan, pohon yang pernah digunakan menjadi tempat berteduhnya nabi Musa as.
5. Masjidil Aqsa, dimasjid ini beliau shalat berjamaah dengan para nabi dan Rasulullah SAW menjadi imam, sejak itulah beliau disebut Imamul Anbiya wal Mursalin.
1. Thayyibah, sekarang lebih terkenal dengan sebutan Madinaturrasul Al-Munawarah.
2. Bukit tursina, yang pernah menjadi tempat percakapan secara langsung Nabi Musa as dengan Allah SWT.
3. Baitullahmi, bumi tempat lahirnya nabi Isa as.
4. Syajaratu Musa di Madyan, pohon yang pernah digunakan menjadi tempat berteduhnya nabi Musa as.
5. Masjidil Aqsa, dimasjid ini beliau shalat berjamaah dengan para nabi dan Rasulullah SAW menjadi imam, sejak itulah beliau disebut Imamul Anbiya wal Mursalin.
Pertemuan dengan para Anbiya wal Mursalin sekaligus shalat berjamaah dengan
mereka, melahirkan rasa syukur tak terhingga dihati nabi yang mulia. Beliapun
menghaturkan pujian yang agung dan indah untuk Allah `Azza wa Jalla:
“Segala puji bagi Allah SWT, yang telah mengutusku sebagai rahmat bagi alam
semesta, mengutusku untuk semua manusia sebagai pembawa berita gembira,
kebahagiaan dan sebagai pembawa berita ancaman dan azab. Segala puji bagi Allah
SWT, yang telah menurunkan Al-Quran, didalamnya termaktub penjelasan segala
sesuatu. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menjadikan umatku sebaik-baik
umat yang dikeluarkan untuk semua manusia dan Allah telah menjadikan umatku
umat yang paling benar, serta pujian kepada Allah yang
telah menetapkan umatku sebagai yang terdahulu masuk surga dan yang terakhir
dilahirkan kedunia. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melapangkan dadaku,
menghilangkan dosa-dosaku, mengangkat penyebutan namaku dan yang telah
menjadikan aku sebagai Al Fatih (pembuka) dan Al Khatim (penutup)”.
Kemudian malaikat Jibril memberikan beberapa jenis
minuman, Rasulullah SAW memilih meminum susu yang menjadi pertanda bahwa umat
Rasulullah SAW akan tetap berada dalam fitrahnya.
Setelah semua ritual di Masjidil Aqsa selesai, Buroqpun ditambatkan, maka
diturunkan Mi`raj, suatu tangga dialam malakut yang memanjang dari langit ke
Baitul Muqaddas. Tangga ini biasa digunakan olah para malaikat untuk membawa
arwah kaum mu`minin menuju Tuhannya, kemudian bersama malaikat Jibril as,
Rasulullah SAW naik kelangit melewati Mi`raj dengan kecepatan tak terhingga
sehingga sampailah dilangit pertama yang terbuat dari emas, terkunci dengan
cahaya dan pembukanya hanyalah lafadz Allah yang Agung.
Dengan penuh suka cita dan kegembiraan, malaikat panjaga mempertanyakan kepada
malaikat Jibril, gerangan siapa yang datang bersamanya. Malaikat jibril
memberitahukan bahwa dirinya datang bersama Nabi Muhammad SAW. Dahaga kerinduan
atas cinta kepada Rasulullah SAW serta penantian
panjang untuk suatu pertemuan terindah, serentak para malaikat menyambut penuh
kebahagiaan yang tiada Tara: “Marhaban bihi wa ahlan, wahai kekasih yang telah
diagungkan pangkatnya dan dimuliakan melebihi semua saudara dan khalifah,
selamat datang wahai saudara dan khalifah terbaik,
engkau adalah sebaik-baik orang yang kedatangannya sangat dinantikan”.
Ahlulkisa
Posting Komentar