“Bagi seorang Mukmin, telah ditetapkan
bahwa Allah tidak mengujinya dengan sesuatu pun melainkan demi kemaslahatan,
baik kemaslahatan dunia maupun kemaslahatan akhirat, hingga dia ridha dengan
cobaan, sabar dalam menyikapinya dan tidak bersikap ragu kepada Tuhannya, Allah
menyibukannya dengan pelbagai cobaan.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
Allah tidak akan pernah memberi azab kekasih-Nya, tetapi Dia pasti akan
mengujinya.”
Kepada orang yang senantiasa disibukkan
oleh dunia, sadarilah jika engkau telah menyombongkan diri dalam setiap
kesempatan. Engkau hanya berbicara dengan lisanmu, tetapi tidak dengan kalbumu.
Engkau telah berpaling dari Allah dan firman-Nya. Engkau juga telah berpaling
dari Nabi-Nya dan para pengikutnya yang berada di atas kebenaran;para khalifah
dan penerima wasiatnya.
Engkau menentang Allah dan takdir-Nya.
Engkau merasa puas dengan pemberian manusia daripada karunia Allah dan
anugerah-Nya. Tidak ada ucapan yang didengar bagimu di sisi Allah dan di sisi
para hamba-Nya yang salih, kecuali kau bertobat, memurnikan diri dengan tobat,
dan bersikap teguh di atasnya.
Selanjutnya engkau pun menerima takdir dan
qadha-Nya dalam anugerah ataupun bencana yang menimpamu, dalam hal yang
memuliakan ataupun menghinakanmu, dalam kekayaan ataupun kefakiran, dalam
kesehatan ataupun sakit, dan dalam apa yang kau sukai ataupun yang kau benci.
Hendaklah engkau mengikuti hingga kau
diikuti, melayani hingga kau dilayani. Terimalah berbagai keutamaan dan takdir,
hingga dia mengikuti dan melayanimu. Rendahkanlah dirimu kepadanya agar dia pun
merendahkan diri untukmu.
Dengarlah syair berikut:
Sebagaimana engkau memperlakukan,
demikianlah engkau diperlakukan sebagaimana keadaanmu, begitulah engkau
dipimpin.
Amalmu adalah pekerjamu. Allah tak akan
menzalimi hamba-Nya; tak membalas yang sedikit dengan yang banyak. Kebaikan tak
dapat disebut sebagai keburukan. Kebenaran juga tak dapat disebut sebagai
dusta.
Jika kau melayani, engkau akan dilayani.
Jika kau mengikuti, engkau akan diikuti. Maka, layanilah Allah dan jangan
disibukkan dengan pelayananmu kepada para penguasa, yang tidak mampu memberikan
mudarat ataupun manfaat kepadamu. Apakah mereka memberimu sesuatu? Apakah
mereka memberimu apa yang menjadi hakmu?
Ataukah mereka mampu membagi untukmu
sesuatu yang tidak dibagikan oleh Allah. Tidak ada seorang pun yang dapat
disandarkan kepada mereka. Jika engkau mengatakan bahwa sesungguhnya pemberian
mereka bersumber dari mereka sendiri, berarti kau telah kafir. Bukankah kau mengetahui
bahwa mereka tidak mampu memberi ataupun menolak; tidak memberi manfaat atau
mudarat; tidak dapat mendahulukan ataupun mengakhirkan sesuatu, kecuali atas
kehendak Allah?”
Syekh Abdul Qadir Al-Jilany dalam kitab
Fath Ar-Rabbani wal-Faidh Ar-Rahman
Posting Komentar