Akhirnya Syam'un bercerita juga, jika sebenarnya ia adalah
seorang wali dari sekian banyak waliyullah yang hidup di dunia ini. Syam’un
berkata, “Wahai istriku aku wali diantara wali kekasih Allah, segala perkara
dunia ini tidak ada yang sanggup mengalahkan diriku, aku punya rambut panjang
ini, ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkanku dalam
perkara dunia kecuali rambutku ini," jelas Syam'un. Syam'un memang
memiliki rambut yang panjang dan panjangnya digambarkan bahwa ujung rambutnya
akan menyentuh tanah saat Syam'un berdiri.
Karena sudah mengetahui kelemahan suaminya, akhirnya pada saat
syamun tidur mulailah istrinya mengikat tangan Syam'un dengan 4 helai rambutnya
dan mengikat pula kakinya dengan 4 helai rambut milik Syam'un, sementara ia
tetap dalam tidurnya.
Setelah bangun, Syam'un bertanya, "Wahai istriku, siapakah
yang mengikatku ini?"
"Aku, untuk mengujimu," jawab istrinya yang mulai
ketakutan.
Setelah itu Syam'un berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan
ikatan itu, namun dia tidak berdaya untuk memotongnya.
Si istri langsung saja memberitahukan kepada kaum kafir tentang
hal ini. Nabi Syam’un al-Ghozi as lalu dibawa ke istana kehadapan raja para
kafirun. lalu diikat pada tiang utama istana dan dipertontonkan kepada khalayak
istana. Mulailah mereka memotong kedua telinga, bibir, kedua tangan dan
kakinya. Tidak hanya itu, Nabi juga disiksa dengan dibutakan kedua matanya, Mereka
menyiksa Nabi dengan tujuan agar beliau mati secara perlahan-lahan. Istrinya yang
jahat, ikut pula menyaksikan penyiksaan tersebut tanpa rasa belas kasihan.
Begitu hebatnya siksaan tersebut, membuat Allah SWT lewat
perantaraan malaikat jibril berbicara dengan suaranya yang hanya bisa didengar
oleh Nabi Syam’un al-Ghozi as, “Hai Syam’un apa yang engkau inginkan, Aku akan
menindak mereka.”
Nabi menjawab,“Ya Allah, berikanlah kekuatan kepadaku hingga aku
mampu menggerakkan tiang istana ini, dan akan kuhancurkan mereka dengan
kekuatan dari Allah !."
Bismillah. La haula wa la quwwata illa billah!
Do’a Nabi Syam’un al-Ghazi as diKabulkan Allah SWT. Allah SWT
memberi kekuatan kepada Syam'un yang kekuatannya tidak bisa dibayangkan dan
melebihi kekuatan dari rambutnya sendiri. Maka dengan seizin Allah, Nabi
Syam’un al-Ghazi as. menggoyangkan tiang istana tersebut, Syam'un hanya
beringsut sedikit saja, putuslah tali rambut itu bahkan dan tiang itupun rubuh menimpa
raja bersama seluruh khalayak istana termasuk istrinya yang durhaka dan orang-orang
yang telah menyiksanya. Tiangnya juga ikut roboh dan hancur lebur. istana yang
dijadikan tempat pembantaian itu juga turut hancur dan atapnya menimpa
orang-orang kafir dan semuanya mati. Begitu juga dengan istrinya, juga ikut
tertimpa reruntuhan gedung istana raja kafir. Mereka semua mati tertimpa
reruntuhan bangunan istana dan terkubur didalamnya. Hanya Syam’un sendiri yang
selamat, lalu Allah mengembalikan seluruh anggota badan yang telah terpotong
dan menyembuhkan segala sakitnya.
ﻓَﺒَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﺒَﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺃَﻟْﻒَ ﺷَﻬْﺮٍ ﻣَﻊَ ﻗِﻴﺎَﻡِ
ﻟَﻴْﻠِﻬﺎَ ﻭَﺻِﻴﺎَﻡِ ﻧَﻬﺎَﺭِﻫﺎَ , ﻓَﻀَﺮَﺏَ ﺑِﺎﻟﺴَّﻴْﻒِ ﻓﻰِ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ
Setelah peristiwa itu, Nabi Syam’un al-Ghozi as. bersumpah
kepada Allah SWT akan menebus semua dosanya dengan berjuang menumpas semua
kebatilan dan kekufuran selama 1000 bulan tanpa henti. Nabi menyibukkan diri
dalam beribadah kepada Allah. Malam hari dilalui dengan memperbanyak shalat
malam, sedangkan siangnya beliau berpuasa. Nabi menjalankan ibadahnya selama
seribu bulan hingga ajalnya tiba.
Setelah mendengar kisah Nabi Syam’un al-Ghozi as, para sahabat
Nabi Muhammad SAW menangis terharu, bertanya sahabat kepada Nabi Muhammad SAW. “Ya
Rasullulah, tahukah baginda akan pahalanya?”
Jawab Rasulullah, “Aku tidak mengetahuinya.”
ﻓَﺄَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﺑِﻬَﺬِﻩِ
ﺍﻟﺴُّﻮْﺭَﺓِ ( ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ )
ﻭَﻗﺎَﻝَ ﻳﺎَﻣُﺤَﻤَّﺪْ ﺃَﻋْﺘَﻴْﻄُﻚَ ﻭَﺃُﻣَّﺘَﻚَ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ
ﺍﻟﻌِﺒﺎَﺩَﺓُ ﻓِﻴْﻬﺎَ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦْ ﻋِﺒﺎَﺩَﺓِ ﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ
Setelah Rasulullah selesai berkisah, Allah SWT menyuruh Malaikat
Jibril datang kepada Nabi Muhammad dan menurunkan Surat Al Qadr. "Hai
Muhammad, Allah memberi Lailatul Qadar kepadamu dan umatmu, ibadah pada malam
itu lebih utama daripada ibadah 1000 bulan," ujar Malaikat Jibril.
Allah SWT berfirman: Surat Al-Qadar ayat 1-5:
ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ١
ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺩْﺭَﺍﻙَ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ٢
ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ٣
ﺗَﻨَﺰَّﻝُ ﺍﻟْﻤَﻼﺋِﻜَﺔُ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﺡُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻣِﻦْ
ﻛُﻞِّ ﺃَﻣْﺮٍ ٤
ﺳَﻼﻡٌ ﻫِﻲَ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﻄْﻠَﻊِ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ ٥
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat
Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
Kesejahteraan sampai terbit fajar.
Mendengar berita itu, Rasulullah SAW menyuruh sahabat-sahabatnya
untuk berburu malam Lailatul Qadar agar mendapatkan pahala seperti yang Allah
AWT berikan kepada Waliyullah Syam'un Al-Ghazi.
Apabila fajar telah terbit di malam qadar, maka malaikat Jibril
berkata, Wahai para malaikat, kumpul kemari dan kumpul kemari.
Para malaikat bertanya, Ya Jibril apa yang Allah perbuat untuk
kaum muslimin di malam ini dari ummat Nabi Muhammad SAW ?
Jibril menjawab, Sesungguhnya Allah memandang kepada mereka
dengan penuh kasih sayang, Allah memaafkan serta ngampuni dosa-dosa mereka,
kecuali empat kelompok.
Para malaikat bertanya, Siapa empat kelompok itu ?
Jibril menjawab, Pertama, orang yang membiasakan diri minum
arak, mabuk-mabukan. Kedua, Orang yang durhaka kepada orang tua. Ketiga, orang
yang memutus silaturrahmi. Keempat, orang yang bertengkar yaitu pertengkaran
dengan sesama yang belum damai dalam jangka waktu tiga hari.
Keterangan ini dikisahkan
oleh Ust. M. Ridwan dalam Pengajian Ramadhan di Musholla RAPI 23 Ramadhan 1438
H bersumber dari Kitab Durratun Nasihin" pada Bab Lailatul Qadr, Kitab
Mukasyafatul Qulub, dan Kitab Qishashul Anbiyaa (Al-Imam Ghazali).
Posting Komentar