Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Rasulullah Teladan Umat

Rasulullah Teladan Umat

Nabi Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh umat manusia, penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi dan tidak ada nabi atau wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya Baginda Muhammad. Dalam mengemban risalah dakwah, beliau dibantu oleh para sahabatnya. 

Para sahabat nabi merupakan generasi terbaik yang terlahir dari hasil didikan madrasah langsung Rasulullah. Mereka selalu menjadikan tindak tanduk, tutur kata dan segala perbuatan Nabi Muhammad sebagai contoh dan tauladan hidup. Mereka telah menjadi generasi terbaik karena mengikuti cahaya Islam yang dibawa Rasulullah, hingga meski sang utusanpun dipanggil oleh Sang Khaliq. 

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat: 21). 

Rasulullah SAW adalah utusan termulia yang diturunkan oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh semesta alam. Dalam diri beliau tercakup semua kebaikan ciptaan Allah. Nabi Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh umat manusia, penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi dan tidak ada nabi atau wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya Baginda Muhammad.

Dalam mengemban risalah dakwah, beliau dibantu oleh para sahabatnya. Para sahabat nabi merupakan generasi terbaik yang terlahir dari hasil didikan madrasah langsung Rasulullah. Mereka selalu menjadikan tindak tanduk, tutur kata dan segala perbuatan Nabi Muhammad sebagai contoh dan tauladan hidup. Mereka telah menjadi generasi terbaik karena mengikuti cahaya Islam yang dibawa Rasulullah, hingga meski sang utusanpun dipanggil oleh Sang Khaliq. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: 

“(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (Surat Al-A’raf ayat: 157).

Para sahabat itu telah mencapai titik kesempurnaan keimanan terhadap Rasulullah. Mereka telah menjadikan Rasulullah lebih dicintainya dibandingkan dengan ayah, ibu, anak, istri bahkan diri mereka sekalipun! Tak pernah ditemukan dalam satu sejarah peradaban dunia manapun, seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya melebihi kecintaan para sahabat terhadap Rasulullah. Mereka telah menjadikannya sebagai pemimpin, guru dan panglima serta teladan dalam kehidupan mereka. Para sahabat rela mengorbankan jiwa dan untuk Rasulullah, mereka rela menjadikan dirinya sebagai tameng untuk membela Rasulullah, mereka menghibahkan seluruh tenaga dan harta bendanya demi perjuangan yang dilakukan oleh Baginda Muhammad. Ada di antara mereka yang rela mati karena patuh dan ia yakin bahwa itu adalah jalan yang terbaik, yaitu syahid di jalan Allah.

Dengan mengusung semboyan ‘Hidup mulia atau mati syahid’. Mereka mengatakan mati syahid di jalan Allah bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya, tersebab besarnya kecintaan mereka terhadap Rasulullah dan Islam. Mereka lebih mengutamakan ketenangan Rasulullah, walaupun mereka dalam keadaan kelelahan. Mereka lebih mendahulukan agar Rasulullah kenyang, walaupun mereka dalam keadaan yang lapar. Mereka lebih mengutamakan ridha Rasulullah dari pada yang lain. Mereka tidak mengemukakan suatu pendapat kecuali berdasarkan perintahnya. Mereka tidak pernah mengerjakan suatu hal kecuali berdasarkan petunjuknya. Sebagian dari mereka ada yang tidak mau menatap mata Rasulullah dikarenakan rasa hormat yang tinggi dan haibah yang ada pada diri Rasulullah. Mereka tidak pernah mengangkat suara keras di hadapan Rasulullah.


Bahkan para sahabat berebut mengambil sisa air wudhu untuk mengambil berkahnya. Alhasil, Nabi Muhammad adalah orang yang sangat dicintai, dipatuhi, sebagai teladan yang baik dan panutan yang penuh berkah. Apakah sesungguhnya yang menyebabkan para sahabat itu mencintai Rasulullah sedemikian rupa? Bagaimanakah kecintaan para sahabat terhadap Rasulullah mampu menghinggapi seluruh jiwa-jiwa mereka? Hingga saat ini, kita yang mengaku sebagai umatnya, juga berusaha mempelajari, menghayati dan meneladani Rasulullah. Apakah yang menyebabkan itu semua? Padahal kita tak pernah melihat beliau, tak pernah bertemu muka dengan beliau.


Kecintaan itu semua terjadi karena Nabi Muhammad adalah utusan Allah Tuhan penguasa alam. Rasul pilihan bagi kalangan bangsa jin dan manusia. Beliaulah yang telah diutus Allah agar mengeluarkan kita semua dari kefanaan dunia yang menipu dan membutakan mata kita. Beliaulah yang menuntun kita ke dalam surga yang luasnya bagaikan langit dan bumi. Maka sudah patut dan sepantasnyalah kita sebagai umatnya untuk mencintai dan meneladani Baginda Muhammad melebihi segalanya. Semoga kita semua dikumpulkan oleh Allah bersama beliau di telaga kautsarnya dan diberi minum dari tangan beliau yang mulia berupa air kautsar yang tidak akan menjadikan manusia kehausan selamanya. Amin.



Ernaz Siswanto, S.Pd
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger