Nabi Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh
umat manusia, penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi
dan tidak ada nabi atau wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya
Baginda Muhammad. Dalam mengemban risalah dakwah, beliau dibantu oleh para
sahabatnya.
Para sahabat nabi merupakan generasi terbaik yang terlahir dari hasil
didikan madrasah langsung Rasulullah. Mereka selalu menjadikan tindak tanduk,
tutur kata dan segala perbuatan Nabi Muhammad sebagai contoh dan tauladan
hidup. Mereka telah menjadi generasi terbaik karena mengikuti cahaya Islam yang
dibawa Rasulullah, hingga meski sang utusanpun dipanggil oleh Sang Khaliq.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu.” (Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat: 21).
Rasulullah SAW adalah
utusan termulia yang diturunkan oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh
semesta alam. Dalam diri beliau tercakup semua kebaikan ciptaan Allah. Nabi
Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh umat manusia,
penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi dan tidak ada
nabi atau wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya Baginda Muhammad.
Dalam mengemban risalah dakwah, beliau
dibantu oleh para sahabatnya. Para sahabat nabi merupakan generasi terbaik yang
terlahir dari hasil didikan madrasah langsung Rasulullah. Mereka selalu
menjadikan tindak tanduk, tutur kata dan segala perbuatan Nabi Muhammad sebagai
contoh dan tauladan hidup. Mereka telah menjadi generasi terbaik karena
mengikuti cahaya Islam yang dibawa Rasulullah, hingga meski sang utusanpun
dipanggil oleh Sang Khaliq. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“(yaitu)
orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang namanya mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
(Surat Al-A’raf ayat: 157).
Para sahabat itu telah mencapai titik
kesempurnaan keimanan terhadap Rasulullah. Mereka telah menjadikan Rasulullah
lebih dicintainya dibandingkan dengan ayah, ibu, anak, istri bahkan diri mereka
sekalipun! Tak pernah ditemukan dalam satu sejarah peradaban dunia manapun,
seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya melebihi kecintaan para sahabat
terhadap Rasulullah. Mereka telah menjadikannya sebagai pemimpin, guru dan
panglima serta teladan dalam kehidupan mereka. Para sahabat rela mengorbankan
jiwa dan untuk Rasulullah, mereka rela menjadikan dirinya sebagai tameng untuk
membela Rasulullah, mereka menghibahkan seluruh tenaga dan harta bendanya demi
perjuangan yang dilakukan oleh Baginda Muhammad. Ada di antara mereka yang rela
mati karena patuh dan ia yakin bahwa itu adalah jalan yang terbaik, yaitu
syahid di jalan Allah.
Dengan mengusung semboyan ‘Hidup mulia
atau mati syahid’. Mereka mengatakan mati syahid di jalan Allah bagaikan anak
panah yang lepas dari busurnya, tersebab besarnya kecintaan mereka terhadap
Rasulullah dan Islam. Mereka lebih mengutamakan ketenangan Rasulullah, walaupun
mereka dalam keadaan kelelahan. Mereka lebih mendahulukan agar Rasulullah
kenyang, walaupun mereka dalam keadaan yang lapar. Mereka lebih mengutamakan
ridha Rasulullah dari pada yang lain. Mereka tidak mengemukakan suatu pendapat
kecuali berdasarkan perintahnya. Mereka tidak pernah mengerjakan suatu hal
kecuali berdasarkan petunjuknya. Sebagian dari mereka ada yang tidak mau
menatap mata Rasulullah dikarenakan rasa hormat yang tinggi dan haibah yang ada
pada diri Rasulullah. Mereka tidak pernah mengangkat suara keras di hadapan
Rasulullah.
Bahkan para sahabat berebut mengambil sisa air wudhu untuk
mengambil berkahnya. Alhasil, Nabi Muhammad adalah orang yang sangat dicintai,
dipatuhi, sebagai teladan yang baik dan panutan yang penuh berkah. Apakah
sesungguhnya yang menyebabkan para sahabat itu mencintai Rasulullah sedemikian
rupa? Bagaimanakah kecintaan para sahabat terhadap Rasulullah mampu
menghinggapi seluruh jiwa-jiwa mereka? Hingga saat ini, kita yang mengaku
sebagai umatnya, juga berusaha mempelajari, menghayati dan meneladani
Rasulullah. Apakah yang menyebabkan itu semua? Padahal kita tak pernah melihat
beliau, tak pernah bertemu muka dengan beliau.
Kecintaan itu semua terjadi karena Nabi
Muhammad adalah utusan Allah Tuhan penguasa alam. Rasul pilihan bagi kalangan
bangsa jin dan manusia. Beliaulah yang telah diutus Allah agar mengeluarkan
kita semua dari kefanaan dunia yang menipu dan membutakan mata kita. Beliaulah
yang menuntun kita ke dalam surga yang luasnya bagaikan langit dan bumi. Maka
sudah patut dan sepantasnyalah kita sebagai umatnya untuk mencintai dan
meneladani Baginda Muhammad melebihi segalanya. Semoga kita semua dikumpulkan
oleh Allah bersama beliau di telaga kautsarnya dan diberi minum dari tangan
beliau yang mulia berupa air kautsar yang tidak akan menjadikan manusia
kehausan selamanya. Amin.
Ernaz Siswanto, S.Pd
Posting Komentar