Novel “Menara Cinta” yang mengangkat kisah nyata kehidupan pesantren pada era 1995
resmi dirilis pada 23 September 2017 .
Novel tersebut mencoba untuk menggambarkan beberapa bagian kehidupan kota
Santri Kudus melalui latar ceritanya.
Dalam launching Novel yang dilaksanakan di Ruang Seminar
Gedung Rektorat Universitas Muria Kudus, Penulis yang sekaligus Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Danar Ulil Hasnugraha, mengungkapkan
bahwa novel tersebut mulai ditulisnya pada Februari 2017 dengan mengambil latar
belakang kehidupan pesantren di Kudus dan kehidupan tokoh penghafal al qur’an (hafidz)
yang terlibat kisah asmara. Melalui tokoh tersebut, sang penulis mencoba
menyampaikan dakwah dalam novelnya.
Di dalam novel yang
mengambil latar dari beberapa tempat, yakni di
Jekulo (Kudus), Balekambang (Jepara), dan Gunung Tidar (Magelang). tersebut
dikisahkan kehidupan dua tokoh santri bernama Sholikin,
seorang laki-laki yang sederhana namun taat agama dan Qurrota A'yuni, seorang perempuan
cantik yang Ahlul Quran.
Singkat cerita, kisah novel itu berawal dari Sholikin yang rupanya
jatuh cinta kepada Putri Kiai di Pondok Pesantren Al-Akhyar Jekulo. Sholikhin dianggap
oleh teman-temannya sebagai santri kesayangannya kyai Mukhtar Ali, ayah Qurrota
A'yuni. Seiring berjalannya waktu, Cinta kedua insan tersebut saling berbalas,
namun tidak mendapat restu dari Kyai.
Dalam acara launching tersebut juga hadir drs. Muhammad
Kanzanuddin (Ketua Pusat Studi Kebudayaan UMK) dan Ust. Muhammad Subhan Ad
Dawiy Al Hifdzi (Pengasuh Majelis Ghidza’il Qulub).
Menurut Ust. Subhan seperti yang kami kutip dari Parits.id, “Dalam
novel ini, bukan sekedar memamerkan keindahan karya sastra, namun juga mengajak
pembaca agar senantiasa mengingat Allah SWT. Novel ini, menceritakan kisah
cinta dengan latar santri, persoalan itu, yg biasa ditemui menjadi kendala
dalam belajar, tapi Danar mengemas kisah itu karena Allah.”
Launching novel tersebut dihadiri oleh ratusan siswa dan
mahasiswa serta masyarakat umum yang tertarik dengan novel bertajuk kehidupan
pesantren tersebut. Bahkan Rektor UMK pada kesempatan itu mengapresiasi karya
mahasiswanya yang telah berhasil meluncurkan novel perdananya itu. ‘’Apa yang
dihasilkan Mas Danar ini semoga bisa menjadi inspirasi mahasiswa lain, agar
bisa menghasilkan karya-karya. Jujur saja, budaya menulis kini agak luntur. Semoga
ke depan, budaya menulis bisa meningkat dan bergairah kembali, ungkapnya
seperti yang kami kutip dalam website resmi Universitas Muria Kudus''
Ingin
tahu kisah selengkapnya, buruan aja beli buku novelnya. Bagaimana cara
membelinya dan berapa harganya, silahkan ditanyakan langsung saja ke Mas Danar
melalui akun twitter miliknya @DanarUlil
Foto kegiatan bedah buku oleh parits.id
Posting Komentar